Chapter 8

1.2K 84 2
                                    

Jessica mengedarkan pandangannya dari lantai atas kearah lantai dansa yang penuh dengan lautan manusia dibawahnya. "namja dengan kulit eksotis.. ah.. apakah dia yang bersama hyo? Kurasa iya." ucap jessica yang melihat seorang namja sedang duduk di bar dan hyo dengan hyuna yang bergelayutan manja di lengannya. Jessica tersenyum dan buru-buru menghampiri namja tersebut. langkahnya terhenti ketika melihat hyo yang berjalan kearahnya sambil berkedip kepadanya.
"dia client-mu, layani dia." ucap hyo yang berlalu dengan hyuna tapi jessica tidak bergeming dari posisinya dia terlalu shock untuk melihat namja yang sedang berbincang-bincang dengan bartender.
"namja itu kan.." gumam jessica, tubuhnya seketika membeku ditempatnya dan matanya terbelalak ketika namja yang dia lihat menoleh kearahnya sambil tersenyum manis. Jessica langsung memalingkan wajahnya kearah lain ketika melihat senyuman namja tersebut. 'senyuman itu lagi.. cih.. membuatku muak saja' umpat jessica. Namja tersebut menaikkan alisnya ketika gadis blonde yang ada tidak jauh darinya memalingkan wajahnya.
"hhmm.. jadi dia yang namanya jessica?" tanya namja tersebut yang kembali menatap bartender. Bartender itu mengangguk dan menuangkan minuman kedalam gelas kosong namja tersebut.
"iya, dia salah satu yang terbaik disini" sahut bartender yang mengelap gelas kosong sambil menatap jessica. "dan kau beruntung karena dia langsung menyetujuinya biasanya hanya client-client tertentu saja yang bisa gadis itu layani karena dia gadis yang pemilih." lanjut bartender itu sambil menyikut lengan namja tersebut sebelum pergi untuk melayani pelanggan lainnya.
Namja itu meneguk gelasnya lalu menaruhnya dan berjalan kearah jessica. Jessica melirik sebentar namja tersebut lalu membalikkan badannya. 'hhuuhh.. aku harus apa? Apakah aku bilang saja pada hyo untuk membatalkan service.. tapi.. aaggghh..' gerutu jessica dalam batin dan tubuhnya menegang ketika sebuah tangan menepuk pundaknya.
"apa kau yang bernama jessica?" tanya suara dari belakang jessica. Gadis blonde itu berbalik dan melihat namja yang duduk di bar tadi. Gadis itu menelan ludah ketika melihat senyuman namja itu untuknya. 'sangat manis.. aahh.. aku bisa meleleh.. oh somebody help me..' batin jessica.
"a-aah.. ne." jawab jessica. 'apa dia tidak mengenaliku? Ahh.. padahal monyet ini baru beberapa jam yang lalu bertemu denganku, apa dia lupa? Apa dia punya kepribadian ganda?' batin jessica.
"baiklah.. bisakah kau ikut denganku?" tanya namja itu yang mengulurkan tangannya didepan jessica. Gadis itu memiringkan kepalanya dan menatap uluran tangan namja tersebut.
"mau kemana?"
"bisakah kita mulai service darimu disuatu tempat?" jessica mengerutkan keningnya ketika namja itu tiba-tiba mengenggam tangannya. 'hah? Aaiisshh.. jinjja.. baiklah.. aku akan profesional sekarang dia itu sangat tangguh juga.' batin jessica.
"arraso." ucap jessica dan namja tersebut menarik tangannya untuk ikut dengannya. 'aku tahu kau bingung karena sikapku tadi tapi.. aku lebih punya banyak pertanyaan untukmu jessica..' batin namja tersebut dan melihat kearah gadis blonde itu serta tidak lupa memberikan senyumannya yang membuat jessica lagi-lagi memalingkan wajahnya.

***

"nah.. sekarang kau menjadi yeojachingu-ku itu hukumanmu.." ucap sooyoung dengan percaya diri. Sementara gadis disampingnya terbelalak dan mulutnya menganga lebar.
"MWO??!! Hey.. ayolah.. tidak ada yang lain memangnya, huh? Aku tidak mau." ucap sunny yang menyilangkan kedua tangannya. 'hhuufft kepalaku.. kenapa jadi pusing seperti ini.. padahal aku baru minum satu gelas bir saja. Apakah dia memberi obat tidur lagi diminuman itu? agghh.. dasar tiang listrik.' maki sunny dalam hati. Sementara sooyoung hanya tersenyum puas ketika melihat pipi sunny yang merona merah. 'dia mulai mabuk.. haha.. aku tahu kau tidak kuat minum alkohol, belagu sih..' batin sooyoung.
"emmhh.. sayangnya tidak ada.." ucap sooyoung yang mendekatkan posisinya dengan sunny hingga kulit mereka bersentuhan. "mau atau tidak? Atau.. aku akan membuatmu sengsara besok." ancam sooyoung sambil mendekatkan wajahnya ke wajah sunny. Gadis itu hanya diam, dalam hati kecilnya dia mengiyakan permintaan sooyoung karena sebenarnya dia dari dulu memang sudah tergila-gila dengan namja jangkung itu tapi sunny juga tahu dia hanya di manfaatkan oleh sooyoung sebagai taruhan untuk teman-temannya. Sooyoung mulai mendekatkan wajahnya ke wajah sunny dan mendorong pelan bahu gadis itu agar berbaring disofa sementara sunny yang seakan terhipnotis dengan mata milik sooyoung hanya bisa pasrah.
"mau atau tidak?" tanya sooyoung yang menatap paras cantik dari gadis itu. nada bicara sooyoung berubah menjadi lembut dari biasanya dan sunny hanya mengangguk sebagai jawabannya. 'yes!! Aku berhasil..' batin sooyoung yang girang. Sooyoung semakin mendekatkan wajahnya, memperkecil jarak diantara mereka. Sunny bisa merasakan hembusan hangat yang menerpa pipinya, gadis itu memejamkan matanya sambil mengigit bibir bawahnya keras-keras. 'mianhae, mianhae, mianhae eomma.. aku telah kotor!!' batin sunny.
Sooyoung menghentikan aktivitasnya ketika melihat ekspresi sunny yang sepertinya sangat ketakutan. Lagi pula dia sudah mendapatkan apa yang dia mau, yaitu menjadikan sunny yeojachingu-nya meski dalam paksaan. Sooyoung langsung menjauhkan wajahnya dan duduk seperti semula.
"baiklah, jika kau mengantuk lebih baik tidur sebentar sampai temanku datang." Ucap sooyoung datar dan melirik sunny sebentar yang sekarang membuka matanya.
"t-tapi, kenapa k-kau.."
"terserah kau mau menyebutku apa, yang terpenting sekarang kau menjalani hukumanmu itu."
"s-sampai kapan?" tanya sunny yang menatap sooyoung dengan bingung. Sooyoung menghela nafas dan menyenderkan tubuhnya di sofa.
"molla.. jalanin saja dulu." Sooyoung memejamkan matanya. Namja itu juga merasa bersalah karena secara tidak langsung menyakiti hati gadis disampingnya, tapi mau bagaimana lagi? Sebelum gadis ini diperawani oleh musuh bubutannya yaitu si playboy donghae.
"mwo? Ini seperti di kekang saja." Gumam sunny yang membenarkan posisi duduknya lalu menatap kearah lain. Sooyoung menoleh kearahnya yang sedikit mendengar gumamnya.
"terserah aku tidak melarangmu berhubungan dengan siapapun kecuali musuhku."
Sunny langsung menoleh dan menatap sooyoung dengan tatapan meremehkan. "cih.. musuh? Hahh.. aku sangat sial punya namjachingu yang pereman sekolah sepertimu." Celoteh sunny yang menyilangkan tangannya didepan dada.
"itu demi kebaikkanmu." Gumam sooyoung.
"mworago?" tanya sunny yang melihat sooyoung bergumam.
"ani." Sahut sooyoung singkat. Dia tidak ingin memulai perang argumentasi dengan gadis itu.
"hahh.. baiklah jika hanya itu, dan siapa yang kau sebut musuh? Guru?kakak kelas? Adik kelas?"
"donghae." Ucap sooyoung yang membuat sunny menjadi bungkam.
"bagaimana bisa? Dia itu ketua Osis dan aku adalah wakilnya."
"pokoknya jangan pernah mau diajak ataupun menerima tawarannya."
"memangnya kenapa? Dia itu anak yang baik."
"cih.. pokoknya tidak." Ucap sooyoung yang masih tetap pada pendiriannya. Sunny hanya bisa menghela nafas menyikapi namja disampingnya yang sekarang telah resmi menjadi namjachingu-nya itu. 'aku memang menyukainya, tapi kenapa harus dalam kondisi seperti ini? Aish jinjja..,semalam aku mimpi apa memangnya???' batin sunny.
'dan andai kau tahu siapa donghae dibalik topengnya yang selalu dia tunjukkan didepan teman-teman sekolahnya.' Batin sooyoung.
CEKLEK..
"baiklah, mari kita mulai service-nya disini." Sooyoung dan sunny menoleh ketika pintu ruangan itu dibuka oleh seorang namja yang sedang menarik seorang yeoja berambut pirang.
"yuri?" sunny memicingkan matanya ketika melihat namja itu masuk sambil menarik yeoja blonde. Yang empunya nama menoleh kearah sunny dan tersenyum.
"kau sudah bangun?"
"ne, dan bagaimana kau bisa tahu aku ada disini?"
"haha, sooyoung yang membawamu, aku memang sudah ada disini lebih dulu dari namjachingu-mu itu."
"mwo?" mata sunny terbelalak ketika yuri menyebut sooyoung sebagai namjacingu-nya. 'apa dia sudah tahu atau..' batin sunny.
"jangan berpikir yang macam-macam sunny, dia memang dari awal masuk sudah bilang kalau malam ini kau akan menjadi yeojachingu-nya. Apa aku salah?"
"ah, ani.. itu-" sunny menunduk malu mendengar perkataan yuri.
"dan, apa kau sudah mendapatkan yeoja-mu?" tanya sooyoung yang sekarang mendongak dan menatap yuri. Sooyoung memicingkan matanya ketika melihat yeoja yang dibawa oleh yuri. "jessica-ssi? Kau bekerja disini?" tanya sooyoung yang sepertinya kenal dengan yeoja yang digandeng oleh yuri.
"a-ah itu, ne." Ucap jessica yang sembunyi dibalik badan yuri. Meskipun dia tahu bahwa sooyoung adalah teman yuri tapi dia tetap malu jika teman sekolahnya mengetahui bahwa dia bekerja di club sebagai wanita penghibur ditambah lagi ada seorang yeoja yang sepertinya satu sekolah dengannya.
"tidak usah malu begitu, kami bisa menutup mulut dengan rapat. Tenang saja." Ucap sooyoung yang mengerti gerak-gerik jessica yang mulai gelisah dan sunny menoleh kearahnya.
"apa maksudmu?" tanya sunny yang masih bingung dengan arah pembicaraan sooyoung.
"hahh.. maksudku kau dan aku yang mengetahui murid baru itu-" sooyoung menunjuk jessica. "bekerja di club ini, akan merahasiakan pekerjaannya dari siapapun. Arra?"
"arrayo, tapi aku tidak tahu dia murid baru."
"tch.. itu karena dia sekelas denganku bukan denganmu."
"oh"
"baiklah.. dan dimana taeyeon dan yoong?" tanya yuri yang menutup pintu lalu menarik jessica untuk duduk disofa didepan sooyoung dan juga sunny.
"entahlah~~" sahut sooyoung dengan bosan. Jessica menatap yuri dengan penuh tanya.
"so, apa service yang kau mau?" tanya jessica to the point dengan yuri. Yuri menatapnya dan kemudian menyenderkan pungungnya disofa.
"hahh.. bukan service yang seperti kau biasa lakukan pada ahjussi-ahjussi itu." yuri membenarkan posisi duduknya dan menatap jessica dengan tatapan serius. "yang kumaksud, ah- aku hanya meminta sebuah jawaban jujur darimu."
"jawaban apalagi? Bahwa aku yatim piatu? Atau apa?" tanya jessica yang mulai kesal dengan yuri yang bertele-tele.
"ani, aku hanya ingin bertanya kenapa kau mau bekerja seperti ini? Apa tidak ada pekerjaan lainnya?" pertanyaan yuri membuat jessica bungkam seketika dan sunny yang menoleh kearah mereka berdua.
"..."
"jawab aku jessica-ssi, kenapa kau bekerja di club?"
"...." jessica tetap bungkam dan menunduk. Dirinya tidak tahu harus menjawab apa, karena dia sendiri juga bingung kenapa dia bisa memilih pekerjaan ini.
"hey, yuri-ssi. Sudahlah mungkin ada alasan baginya untuk bekerja da-" sooyoung menggenggam tangan sunny dan menatapnya tajam.
"sudahlah chagi.. itu urusan mereka, biarkan saja dan jangan ikut campur."
"mwo? Chagi?"
"ne. Wae? Kau tidak suka?"
"ani, hanya saja kedengarannya aneh ditelingaku."
"baiklah." Sooyoung bangkit sambil menarik tangan sunny yang membuat gadis itu juga ikut bangkit. "kami duluan, karena aku harus mengantar sunny pulang. Dan untuk yoong serta taeng, bilang pada mereka kalau aku menunggu mereka di party nanti." Ucap sooyoung yang menatap yuri. Yuri mengangguk dan melihat sooyoung berserta sunny pergi meninggalkan mereka.
"apa maksudmu dengan party?" tanya jessica saat sooyoung dan sunny sudah pergi.
"pesta di villa milik keluarga-ku."
"huh?"
"aku beserta teman-temanku mengadakan sebuah pesta rutin kami, tapi bedanya untuk pesta tahun ini kami diharuskan membawa pasangan. Jika salah satu dari kami tidak membawa atau datang sendiri maka akan ada hukumannya."
"jadi, kau menga-"
"aku bahkan belum menawarimu dan jawab dulu pertanyaanku yang tadi."
"huuhh.." jessica mengelembungkan pipinya dan menatap sebal yuri. "aku butuh uang," jawab jessica pada akhirnya. "karena aku dan tiffany kabur dari rumah tanpa persiapaan karena tiffany ingin mencari seseorang."
"heh? Hanya karena itu kalian ka-"
"bukan hanya itu saja, aku juga ingin mencari adikku yang menghilang setelah kematian ayahku hiks.." air mata jessica kembali turun membasahi pipinya. Yuri yang melihat itu langsung menarik gadis itu kedalam pelukkannya.
"mianhae, aku me-"
"ani.. memang aku-nya saja yang cengeng hiks.. tapi aku rindu sekali dengan adikku hiks.."
"arraso, aku tidak akan membicarakan tentang pekerjaanmu lagi asalkan.." yuri mengantung kata-katanya lagi yang membuat jessica mendongak dan menatap wajah yuri yang sangat dekat dengannya. Jessica seketika menjadi blushing kala menyadari betapa dekat wajahnya dengan wajah yuri bahkan dia bisa merasakan hembusan nafas hangat yang menerpa pipinya.
"asalkan apa?"
"asalkan kau berhenti dari pekerjaan ini dan mencari pekerjaan yang lebih baik lagi."
"mwo? Tapi aku akan- dan bagaimana dengan tiffany?"
"tiffany? Apa dia juga sama sepertimu?" tanya yuri dan jessica mengangguk. "sebaiknya kalian mencari pekerjaan lain. Aku akan mencarikan pekerjaan untuk kalian jika kalian mau."
"tapi aku tidak enak dengan hyo yang sudah bai-"
"hyo itu temanku, tenang saja aku bisa menjelaskan padanya."
"t-tapi ak-"
"sudah lah.. sebaiknya kita tunggu taeyeon dan yoong lalu aku antarkan kau pulang."
"tapi bagaimana dengan tiffany? Masa dia mau ditinggal lagi seperti-"
"ada taeyeon."
"huh? Taeyeon?"
"ne,"
"t-tapi."
"kenapa? Ada apa dengan mereka berdua memangnya?"
"a-ani.." jessica menunduk dan memilih diam. 'jika aku memberitahunya maka.. aish.. aku juga tidak tega memberitahunya karea itu sama saja aku menusuk tiffany dari belakang jika aku membicarakan soal kejadian 'itu' pada yuri' batin jessica.
"baiklah.. hhooaamm.." yuri menguap hingga mengeluarkan air mata. "aku ingin tidur untuk beberapa menit, jika mereka sudah datang bangunkan aku."
"ne." Sahut jessica dan mereka terdiam dalam posisi seperti itu. dengan yuri yang memejamkan matanya dan jessica yang berada didalam dekapannya.

***

"hik~~, aiissh.. kenapa cegukan sial ini muncul lagi hik~~" ucap taeyeon yang sedang membasuh wajahnya di wastafel toilet pria. "hik~~ Yah!!" gerutu taeyeon dengan kesal karena cegukannya tidak kunjung berhenti.
Sementara itu...
"hik~~" tiffany menghentikan langkahnya ketika sudah berada didepan toilet pria. "suara siapa itu? Apa dia client-ku? Tapi kenapa suaranya aneh. Apa jangan-jangan dia bukan manusia? Aiissh.." tiffany memukul kepalanya dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "ani.. ada-ada saja kau ini tiffany."
Tiffany meletakkan papan yang bertuliskan 'sedang diperbaiki' pada pintu toilet tersebut lalu masuk dengan seringai lebar. 'hihihi.. baiklah,, aku akan melakukan service-ku seperti biasanya.' Batin tiffany.
"hik~~" taeyeon memukul-mukul dadanya karena cegukannya tidak kunjung berhenti sementara tiffany diam membeku karena melihat taeyeon yang ada tidak jauh darinya. 'OH MY GOSH!! Apa taeyeon adalah client-ku? Tapi bagaimana bisa dia tahu aku bekerja di club ini? Tapi, tapi ,tapi.. apa dia tidak tahu aku bekerja disini.. aiish.. tentu saja dia tidak tahu, dasar stupid girl!' maki tiffany dalam hati. Gadis itu ragu antara melangkah maju melakukan service-nya atau mundur dan keluar dari toilet itu.
"hik~~" suara cegukan taeyeon kembali meramaikan toilet pria yang hanya ada mereka berdua yang membuat tiffany mengukir senyum diwajahnya. Seketika tubuh namja imut itu merinding karena sebuah tangan nan lembut memeluknya dari belakang.
"??!!"
"taetae~~" taeyeon tidak berani menoleh kearah belakang dan sudah mengetahui bahwa itu suara seorang yeoja. Dirinya juga bisa melihat separuh wajah yeoja itu dari cermin dihadapannya, tapi yang membuat dirinya tidak bisa berkutik adalah yeoja yang memeluknya itu.
"t-t-tiff-any.."

***

ContinuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang