Chapter 12

1.1K 74 1
                                    


"jadi bagaimana? Apa sebaiknya aku awasi soojung saja?" usul yuri kepada taeyeon saat mereka sudah berada di perpustakaan. Taeyeon menatap yuri dan menopang dagunya.
"baiklah.. tapi.. awasi juga gerak-gerik soojung saat bersama jessica. Jessica pastinya tidak tahu tentang mental dan kondisi soojung yang sekarang." Taeyeon membalikkan badannya lalu berjalan ke luar ruangan perpustakaan.
"karena itu, aku mengusulkan biar aku saja yang mengawasi gadis itu." Taeyeon menghentikan langkahnya dan menoleh kearah yuri.
"bilang saja kau menyukai jessica."
"memang aku menyukainya dan sekarang malah mencintainya," jawab yuri dengan semangat.
"cih.. playboy sepertimu memang gampang sekali jatuh cinta dan dengan mudahnya mencampakkan wanita.." cibir taeyeon yang melanjutkan langkahnya.
"yak!! Itu dulu dan sekarang tidak.. taeng tunggu!!" yuri berteriak lalu menyusul taeyeon yang sudah meninggalkannya. Yuri menyamakan langkahnya dengan taeyeon dengan nafas yang tersengal-sengal. "kau ini.. hahhh,, cepat sekali jalannya."
"kau saja yang lambat." Sahut taeyeon datar.
"hey, chakkaman!!" yuri langsung menarik tangan taeyeon yang membuat taeyeon terpaksa berhenti dan mendengus kesal lalu menolehnya.
"apa lagi, huh?!"
"itu." Tunjuk yuri kearah halte bus. Taeyeon mengikuti arah pandangan yuri dan melihat seorang gadis yang duduk sendirian di halte bus.
"bukannya itu tiffany?" tebak taeyeon. "memangnya kenapa?"
"coba kau lihat ke arah gerbang." Pinta yuri dan taeyeon melihat kearah gerbang sekolah. Seketika matanya terbelalak ketika melihat sosok lain yang sedang mengawasi tiffany dari samping gerbang sekolah. "kan tidak mungkin itu penjaga sekolah, pakaiannya saja sudah beda." Lanjut yuri.
"tch.. baiklah.. kau pulang saja duluan aku akan menyusul tiffany." Taeyeon langsung berlari menuju halte bus tanpa menghiraukan yuri yang menganga lebar melihatnya.
"iissh.. jika bersangkutan dengan gadis itu.. dia langsung seperti orang kesetanan.. huh.. bilang saja kalau kau juga suka padanya seperti aku menyukai jessica." Gerutu yuri ketika taeyeon sudah sampai didepan halte dan langsung memeluk tiffany.
Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika menyadari sesuatu yang janggal. "jessica.. kemana gadis itu? Tumben-tumbennya dia tidak bersama tiffany?" yuri bertanya-tanya sambil sesekali melirik kearah sosok yang bersembunyi disamping gerbang sekolah. Seketika firasat buruk menghampirinya, yuri langsung menepuk jidatnya.
"ah!! Apa jangan-jangan.." sedetik kemudian dia langsung berlari menuju tempat parkiran untuk mengambil motornya.

***

"cha.. aku pulang.." ucap soojung dengan bersemangat sambil membuka pintu kontrakan kecilnya sementara jessica hanya tersenyum simpul saat tidak ada jawaban dari dalam rumah kecil itu. Iya, dia tahu. Adikknya sudah tinggal sendiri sejak kepergiannya ke california bersama tiffany. Jessica mengelus puncak kepala soojung.
"selamat datang.." ucap jessica yang tersenyum pada soojung saat gadis muda itu menoleh kearahnya.
"iya, selamat datang kembali unnie.." jessica terdiam sebentar ketika menyadari sesuatu yang janggal dari senyum soojung. Senyumannya tidak seperti biasanya.. seperti bukan soojung yang kukenal, pikir jessica tapi pikirannya langsung dia tepis. "ayo masuk unn," soojung menyingkirkan sedikit tubuhnya untuk memberi jalan jessica masuk kedalam.
"wah.. sungguh rapi rumahnya.." jessica terkagum saat melihat-lihat isi rumah tersebut dan soojung hanya tersenyum miring melihat jessica yang sekarang meletakkan tasnya lalu duduk di sofa.
"baiklah.. aku akan menyiapkan makan malam di dapur, apa unnie mau membantuku?" tawar soojung dan jessica menoleh kearahnya.
"mmh.. sebaiknya aku menunggu saja deh, kau tahu sendirikan aku tidak ahli dalam urusan dapur dari dulu." Jessica mengusap-ngusap lehernya dan tersenyum canggung.
"ah.. aku tidak tahu kalau jessica unnie tidak ahli dalam urusan dapur, kan selama ini kita tidak bertemu."
"soojung.." wajah jessica berubah menjadi sedih ketika soojung mengatakan hal tersebut tapi sedetik kemudian soojung tersenyum.
"gwenchana.. aku hanya bercanda kok, aku ke dapur dulu.." ucap soojung sebelum berlalu dan jessica hanya bisa tersenyum lesu menatap punggung adik kesayangannya itu menjauh. 'mianhe soojung' lirih jessica dalam hati.

**
"soojung-ah.." panggil jessica dan soojung yang sedang memotong sayuran menoleh kebelakang dan melihat jessica yang memegangi daerah selangkangannya. Sebelah alisnya terangkat lalu berbalik menghadap kakaknya.
"ada apa unn?"
"di mana toliet? Aku sudah tidak tahan~~" soojung tersenyum saat melihat wajah jessica yang terlihat kesusahan. Cute.., batin soojung.
"soojung-ah.. cepatlah~~" ucap jessica yang lebih seperti mendesah yang membuat soojung langsung tersentak dan mengarahkan tangannya ke sebelah kirinya.
"disana," jawab soojung dan dia menatap jessica yang berjalan seperti pinguin kearah toilet. Soojung sempat tersenyum simpul saat melihat kelakuan lucu tapi senyum itu menghilang dan tergantikan senyum miris. Wajahnya ditekuk dan kembali melanjutkan kegiatan memotong sayuran yang terhenti. Seperti terusik dengan pikirannya yang bergejolak soojung tidak sengaja menjatuhkan pisaunya. Jessica yang baru keluar dari kamar mandi setelah menuntaskan panggilan alamnya terkejut ketika bunyi melengkin dari benda yang terbuat dari besi jatuh.
Jessica buru-buru melangkah kesumber bunyi tersebut dan melihat soojung sedang mengambil pisau yang terjatuh dilantai dengan buru-buru. Jessica yang terlalu khawatir langsung menghampiri gadis muda itu dan memegang tangannya. Tatapan mereka bertemu saat soojung mendongak untuk melihat siapa yang menggenggam tangannya. Di lihatnya sorotan kekhawatiran yang soojung bisa lihat dari kedua mata jessica. Soojung tidak bergeming meski jessica sudah merebut pisau itu dan berdiri lalu berkacak pinggang dihadapannya sekarang.
"soojung-ah.. kau ini, jangan melamun.. bisa-bisa tanganmu terluka.." nada kekhawatiran bisa dia rasakan dari gadis yang lebih tua darinya. Soojung bangkit dan tersenyum lesu.
"mianhae unnie," soojung menunduk, dalam hati dia merutuki dirinya yang sama sekali tidak fokus pada saat memotong sayuran tadi sementara jessica meletakkan pisau yang dia rebut tadi dimeja.
Sret..
Jessica langsung mendekap soojung dan mengelus-ngelus punggung gadis muda itu. "sstt.. kau seharian pastinya sudah lelah, tidak usah dipaksakan. Unnie tidak lapar kok.. unnie hanya kangen kamu." Soojung membalas pelukkan jessica dan mengangguk didalam dekapan gadis blonde itu. Tiba-tiba hatinya kembali berkejolak, kau harus melakukannya soojung-ah.. kau harus membuat kakakmu menyesal karena selama ini meninggalkanmu.. suara tersebut terus berputar-putar didalam pikiran soojung bagaikan sebauh virus yang selama ini membuatnya bertahan untuk menghadapi cobaan hidup. Soojung memejamkan matanya sebentar untuk menimang-nimang apa yang akan dia putuskan setelah ini.
Soojung membuka matanya dan melepaskan pelukkannya. "baiklah, aku masak ramen instan saja. Itu tidak lama.. sebaiknya unnie kembali ke ruang tengah saja." Ucap soojung setelah beberapa detik menatap lamat paras cantik dari jessica.
Jessica mengelus pipi soojung dengan lembut dan tersenyum. "baiklah.. jangan melamun lagi ya." Pintanya dengan lembut dan soojung mengangguk. Jessica berbalik tapi tidak melihat kebelakang lagi dan tidak menyadari soojung yang tersenyum licik kearahnya.

ContinuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang