Chapter 15

1K 72 4
                                    

"cha.. ini rumahku. Anggaplah saja rumah sendiri." Ucap yuri ketika menghentikan motor sport-nya didepan sebuah rumah. Tapi bagi jessica rumah itu lebih mirip seperti istana ketimbang rumah yang dimaksud yuri.
"uh.. apa keluargamu ada didalam?" tanya jessica. Yuri terkekeh dan menggenggam tangan yeoja blonde itu.
"tenang saja baby.. orang tuaku tidak mengigit seperti hewan buas." Yuri mendekatkan wajahnya dengan pipi jessica. Berniat mencium gadis itu tapi jessica langsung menjauhkan wajah yuri dengan tangannya.
"kita belum resmi berpacaran jadi jangan macam-macam." Ucap jessica yang melepaskan genggaman tangan yuri dan turun dari motor.
"hahh.." yuri mengacak-ngacak rambutnya dengan frustasi. "sicababy.. ahh.. kau ini membuatku semakin mencintaimu." Yuri tersenyum sumingrah dan menyusul jessica. Sedangkan jessica hanya terdiam dan tidak berani berbalik karena saat itu wajahnya sudah blushing.

***

Seorang namja dengan senyum charming berjalan di lorong sebuah apartement. Dirinya mengeratkan sweater hitamnya dan mengencangkan topi merah yang dia pakai. Sambil mengunyah permen karet namja itu melirik sekilas kearah jam ditangannya. "sebentar lagi tepat jam 9 pagi. 15 menit lagi." Gumamnya lalu berjalan dengan santai. Tapi langkahnya terhenti dan melangkah mundur ketika melihat seseorang gadis yang berjalan kearahnya.
Namja itu buru-buru bersembunyi disebuah gang kecil yang ada disampingnya. Dirinya memicingkan mata memperhatikan seorang gadis yang membawa beberapa kantung belanjaan di tangannya. "bukannya itu soojung?" gumamnya yang sepertinya mengenal gadis itu. Namja itu yang sepertinya penasaran akhirnya mengurungkan niatnya untuk pergi ke suatu tempat yang menjadi tujuannya hari ini untuk sekedar mengetahui kemana perginya gadis itu.
"bukankah ini apartement jessica dan tiffany noona? Kenapa dia kesini?" tanya namja itu sembari berjalan mengendap-ngendap mengikuti gadis itu. Seketika dirinya berhenti melangkah dan menepak jidatnya. "ah, ya ampun kenapa aku bisa bodoh? Dia kan adikknya jessica noona. Bodohnya kau yoong!" pekiknya pelan pada dirinya sendiri lalu namja itu sedikit mencondongkan badannya ketika melihat soojung menekan beberapa digit angka pada pintu apartement tersebut.
"40127." Gumam namja itu yang melihat soojung menekan tombol dan masuk kedalam apartement tersebut. Kemudian namja itu berjalan ke depan pintu apartement tersebut. "kira-kira apa yang dia lakukan?" tanyanya sambil menggaruk-garuk kepalanya. "lebih baik aku pergi saja." Ucapnya kemudian dan melangkah pergi.
Tapi langkahnya terhenti kembali karena merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Namja itu akhirnya mengurungkan niatnya dan berbalik kembali kedepan pintu apartement tadi. "tch.. jika aku masuk pastinya dia akan mengiraku stalker. Lebih baik aku masuk dari apartement sebelahnya." Namja itu memundurkan langkahnya dan menatap pintu apartement yang tidak berpenghuni di sebelah apartement yang soojung masuk tadi.
"syukurlah jika tidak ada orangnya." Terkanya lalu dia berjalan kearah pintu apartement kosong itu dan mengeluarkan sesuatu. "dengan ini, pintu mana pun akan dengan mudah terbuka." Namja itu menampilkan seringai liciknya dan mulai menekan beberapa tombol.
Pip..
Sukses. Pintu itu terbuka tanpa membunyikan alarm bahaya. Namja itu tersenyum dan masuk kedalam apartement tersebut.

**

"kira-kira apa yang soojung lakukan , di apartement kakaknya?" namja itu bertanya-tanya sambil menelurusi tiap inci dari isi apartement tersebut.
PRANG!!
Terdengar suara benda pecah dari apartement sebelah. Namja itu langsung menuju kearah dinding disampingnya dan mendekatakan telinganya pada dinding untuk menjelaskan pendengarannya.
"soojung!! Apa yang kau lakukan?" terdengar suara nyaring seorang yeoja yang nampak khawatir tapi lebih mirip membentak.
"ah, maafkan aku fany-ah unnie." Namja itu memicingkan matanya dan menerka-nerka suara siapa itu.
"itu pasti suara soojung, jadi tiffany noona ada di apartement?" tebak namja itu.
"apa kau tidak apa-apa?" tanya suara yang namja itu ketahui suara dari tiffany.
"ah, a-aku.."
Brak..
Sebelah alis namja itu terangkat ketika mendengar suara gaduh. "seperti suara pintu ditutup." Dan namja itu mendekatkan lagi telinganya pada dinding untuk mendengar apa yang terjadi selanjutnya.
Tok.. tok.. tok..
"soojung, open the door. Aku tahu tanganmu berdarah." Terdengar tiffany menggedor-gedor pintu. Namja itu membelalakan matanya ketika mendengar ucapan tiffany.
"mwo? Tangan soojung berdarah?" ucapnya.
"a-aku t-tidak b-bisa membiarkanmu hidup.. hiks.. a-aku akan membunuhmu sekarang juga dengan pecahan g-gelas ini hiks.." samar-samar terdengar suara soojung yang serak oleh namja itu. Entah apa yang membuat pendengaran namja itu menajam. Matanya langsung terbelalak dan buru-buru keluar dari apartement tersebut.
"sial, tiffany noona dalam bahaya." Ucapnya dan segera berlari menuju apartement sebelahnya.

ContinuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang