Chapter 6

1.1K 87 0
                                    

Tiffany keluar dari kamarnya setelah dia sudah bersiap-siap untuk bekerja. Yap.. demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari bersama jessica karena mereka kabur dari rumah tanpa persiapan yang matang, dia dan jessica bekerja di sebuah bar sebagai pelayan khusus bagi para pelanggan bar tersebut. Meski dia tahu pekerjaan itu sama saja dengan menjual dirinya kepada pria hidung belang tapi dia tidak sampai menyerahkan keperawanannya kepada mereka. Tiffany melihat dandanan sexy jessica, gadis brunette itu melihat kearah lain ketika jessica menoleh kearahnya.
"kau sudah siap tiff?" tanya jessica datar. Sepertinya gadis blonde itu masih marah padanya pikir tiffany. Tiffany menatapnya lalu mengangguk. "bagaimana dengan barang yang baru kubelikan itu? Apakah cocok denganmu.." tanya jessica lagi.
"tentu.., dan kenapa warnanya bukan pink?" tanya tiffany yang membetulkan bra-nya yang kurang nyaman. Jessica mendengus kesal lalu dia bangkit dari sofa sambil mengambil tas-nya.
"mana ada kondom warna pink, tiff? Jika pun ada, lebih baik kau membelinya sendiri dan jangan menyuruhku lagi.. dan lagi pula kondom itu kita gunakan untuk berjaga-jaga jika client kita melampaui batas, Mr. Hyo juga mengerti dengan privasi yang kita buat.." ucap jessica yang meninggalkan tiffany keluar apartement.
"iisshh.. arra.. arra.. tapi kan kau tahu aku sangat tergila-gila dengan warna pink.." ucap tiffany yang menggelembungkan pipinya lalu gadis itu berjalan menyusul jessica yang sudah keluar dari apartement mereka. Malam ini jessica dan tiffany memakai pakaian yang sangat sexy hingga orang-orang yang melihatnya akan terus menatap mereka, bagaimana tidak? Jessica memakai sebuah dress sepaha berwarna putih transparan serta bikini berwarna merah yang terlihat jelas dan hotpants hitam sedangkan tiffany memakai dress hitam ketat sebatas lutut yang membalut tubuhnya serta punggung belakangnya yang terekpos sempurna memperlihatkan kulit putih bagaikan porselin miliknya. Mereka berdua berjalan dengan anggun menuju sebuah mobil mewah yang sudah disiapkan seseorang untuk mereka berdua menuju bar tempat mereka bekerja.

***

Setelah sekian jam bermain kejar-kejaran dengan taeyeon yang stengah mabuk. Akhirnya tubuh yuri pun ambruk diatas sofa dan taeyeon menindihnya.
"yey.. akhirnya kau menyerah juga.. kembalikan kaleng bir-ku.. yuwwrrii.." ucap taeyeon sambil menepak-nepak kepala yuri. Yuri melepar kaleng bir itu kearah tempat sampah dan.. lemparannya tepat mengenai sasaran. Kaleng bir itu masuk dengan sempurna kedalam tempat sampah. "YA!!" pekik taeyeon yang melihat itu dan memukul keras kepala yuri. Yuri tetap diam dan tidak melawan, tenaganya sudah habis menghadapi taeyeon yang stengah mabuk itu.
"yah.. taeng.. aku lelah.. menyingkirlah.. bir-mu sudah ditempat sampah.. jika kau ingin mengambilnya, ambil saja sendiri." Ucap yuri yang menyingkirkan tubuh taeyeon yang menindihnya.
Duk..
Taeyeon jatuh dari sofa dan mengusap-gusap butt-nya. "aishh.. hik~~ a-ku hik~~ tida- hik~~ -k mau.. YOONG..!! hik~~ berikan aku bir lagi.." pekik taeyeon yang sekarang mulai cegukan. Yuri yang melihatnya hanya cekikikkan.
"haha.. mukamu yang memerah ditambah dengan cegukkan itu sangat konyol taeng.. hahaha.." tawa yuri meledak ketika cegukan taeyeon tidak kunjung berhenti.
"YA!! hik~~ cegu- hik~~ -kkannya akan se- hik~~ -gera berhenti hik~~" ucap taeyeon yang berdiri dan berjalan lunglai kearah dapur.
"hey kau mau kemana?" tanya yuri yang merubah posisinya menjadi duduk.
"aku ma- hik~~ -u air hik~~" ucap taeyeon sebelum menghilang.
CEKLEK..
Pintu kamar terbuka dan menyembulkan kepala yoong yang melirik kesekelilingnya. Yuri menyilangkan kedua tangannya didepan dada sambil memejamkan matanya. "apa kau sudah selesai dengan pekerjaanmu, yoong?" tanya yuri yang membuat yoong terkejut. Yoong hanya cekikikkan lalu dia keluar dari kamar dan duduk disamping yuri.
"hehe.. mianhae hyung.. ah.. aku lupa dan bagaimana kau bisa bertemu dengan tae hyung? Apa dia tahu tempat ini juga?"
"aku tidak tahu pasti.. mungkin dia mengantarkan temannya kemarih.." ucap yuri dengan malas. Yoong menoleh kearah dapur dan mendengar suara cegukkan taeyeon yang masih terus berbunyi.
"apa dia tidak apa-apa kita bawa ke club nanti, kalau kondisinya masih terus seperti itu?" tanya yoong yang mulai khawatir dengan taeyeon. Taeyeon yang kembali dari dapur sambil memegang sebotol air mineral menghentikan langkahnya dan menatap yoong.
"aku hik~~ tidak apa-ap hik~~ -a, malam ini hik~~ aku mau menghilangkan hik~~ penat hik~~ aku sangat bosan jika dirumah hik~~ malam ini hik~~" ucap taeyeon yang sepertinya mendengar pembicaraan mereka. Yuri membuka matanya dan menatap taeyeon dari ujung kepala hingga kaki.
"apa kau yakin taeng? Lebih baik tidak usah.. aku khawatir para gadis dengan butt sexy akan menertawakanmu karena cegukkan itu." Ucap yuri yang bangkit lalu melihat jam dinding. "tinggal 5 menit lagi.. bersiaplah yoong.. kita akan pergi dan kau.." yuri beralih menatap taeyeon, "hhahh.. lain kali saja.. aku tidak tega.. jika kau ikut kau harus menghilangkan cegukanmu dulu." Yuri berjalan kearah dapur sedangkan yoong masih duduk manis disofa dan mulai mengambil remote lalu menyalakan TV.
"yah.. yoong.. bersihkan dulu dirimu.." ucap yuri yang berada didapur karena mendengar suara TV. Yoong melirik sebentar taeyeon yang masih cegukan.
"aku sudah mandi hyung!!" teriak yoong yang kembali mengganti saluran TV. Sementara taeyeon mendengus kesal dan duduk disamping yoong sambil menatap TV yang sedang menampilkan acara yang menurut taeyeon sangat membosankan.
"yoong aku hik~~ ingin ikut bersama kalian hik~~ minggu kemarin gagal hik~~ gara-gara hujan, dan sekarang hik~~" taeyeon menatap yoong yang dengan bosan mengganti saluran TV. "gara-gara cegukan hik~~ doang? Hik~~"
"hyung.. agh.. apa kau mau menanggung malu jika semua orang menertawakanmu karena cegukanmu?" tanya yoong yang melepar remote TV itu kearah meja didepannya lalu menatap taeyeon.
"gwenchana.. hik~~ untuk menetralisir cegukkanku hik~~ aku akan diam hik~~ , peace.. hik~~" ucap taeyeon dan tangan kanannya membentuk huruf V yang diarahkan kedepan wajah yoong.
"iisshh.. baiklah.. tapi ngomong-ngomong bagaimana hyung tahu apartement ini?" tanya yoong yang menyinggirkan tangan taeyeon dari wajahnya.
"ah itu hik~~ aku mengantarkan temanku hik~~ besok saja ceritanya hik~~ itu sangat panjang hik~~" ucap taeyeon yang menyandarkan punggungnya pada sofa.
"dengan apa? hyung kan tidak membawa kendaraan ke sekolah dan mana mau seorang gadis diantar pulang naik bis umum?" celoteh yoong dan yuri sudah kembali dari dapur dan duduk di sofa dengan rusuh.
"yak.. minggir..!!" pekik yuri dan taeyeon mendengus kesal karena bahu kirinya yang masih sakit terkena sikut yuri.
"dasar black monkey.. kau menyenggol bahu kiriku yang masih biru ini.. aagghh.." taeyeon menonyor kepala yuri dan yuri membalas dengan menjulurkan lidahnya.
"tadi kan ini tempatku~~" sahut yuri yang tak mau kalah. Sementara yoong menghela nafas para hyung-nya ini suka sekali bertengkar padahal apartement ini bukan miliknya melainkan milik client-nya.
"hey.. sudahlah.. hyung.. tingkah kalian ini seperti anak kecil saja.. apartement ini bukan milik-"
"kau juga seperti itu!!" koor taeyeon dan yuri yang menatap tajam yoong. Yoong menelan ludahnya, 'shit.. aku salah bicara lagi..' umpat yoong. Kemudian namja itu berdeham untuk menghilangkan rasa kikuknya.
"tapi tetap saja ini apartement orang, dan bagaimana jawabanmu yang tadi hyung?" tanya yoong yang menatap taeyeon. Taeyeon mendengus kesal menatap yuri lalu dia beralih untuk menatap yoong.
"aku meminjam mobil soo.., dan dia mengizinkannya karena dia harus menginap disekolah karena membuat masalah dengan anak nerd kelas sebelah.." ucap taeyeon yang mendapat anggukan dari yoong dan yuri yang sekarang juga ikut mendengarkannya.
"wah.. cegukkanmu sudah hilang rupanya." Celoteh yuri yang tidak mendengar suara cegukkan dari taeyeon lagi. Taeyeon tersenyum bangga sambil menepuk-nepuk dadanya.
"haha.. sudahku bilang cegukan sialan itu akan hilang hik~~" mendengar taeyeon mengatakan hal tersebut yuri dan yoong tertawa.
"haha.. kau sih hyung.. makannya jangan sok.. jadi cegukkan lagi kan.. hahaha..." ucap yoong yang mengeluarkan tawa khas-nya yaitu tawa aligator. Yuri yang ikut tertawa sampai memegangi perutnya yang mulai sakit lagi akibat tertawa sementara taeyeon hanya menggelembungkan pipinya dan terus cegukkan.
"hahh.. baiklah.. lanjutkan cerita-mu hyung.." ucap yoong setelah berhenti tertawa dan yuri menghapus air matanya akibat tertawa lalu dia menatap taeyeon.
"baiklah.. hik~~ jadi aku bawa mobil soo ke sini dan begitulah aku bisa hik~~ sampai disini hik~~"
"ah.." yuri menepuk jidatnya sambil melihat kearah jam dinding, "baiklah.. kita berangkat sekarang.. dan aku juga sudah menyewa tempat khusus untuk kita bertiga.." ucap yuri dengan senyum lebar lalu namja itu bangkit dan berjalan menuju pintu. Yoong juga mengikutinya dan taeyeon melirik kearah jam dinding lalu bangkit. Taeyeon merenggangkan sedikit badannya dan berjalan dengan malas.
"yoong.. hik~~" panggil taeyeon dan yoong pun menoleh.
"ada apa hyung?" tanya yoong yang berbalik dan menatap taeyeon. Taeyeon melemparkan sebuah kunci mobil kepada yoong, namja yang hampir sama jangkungnya dengan sooyoung itu menangkapnya. "eh?"
"kau bawa mobil soo, aku lagi malas menyetir hari ini.." ucap taeyeon yang berjalan melewati yoong dan menuju yuri yang sedang kebingungan didepan pintu. "kau kenapa?" tanya taeyeon yang ikut berjongkok melihat yuri yang sedang sibuk mencari sesuatu.
"yoong kau taruh dimana kunci pintu ini.." ucap yuri yang masih terus mencari disekitar bupet yang ada didekat pintu bahkan sampai mengangkat sepatu taeyeon.
"yak.. memangnya kunci itu disembunyikan disepatuku !!" pekik taeyeon ketika yuri melempar sepatunya sembarangan. Sementara yoong menepuk jidatnya, 'aku baru ingat.. aaiisshh..' rutuk yoong. Namja itu segera menghampiri taeyeon dan yuri dengan panik lalu ikut mencari kunci apartement tersebut.
"aaiishh.. aku juga lupa.. ketika tae hyung menuju ruang tamu aku mengunci pintunya dan melemparnya kearah sini.." tunjuk yoong pada sebuah rak sepatu. "tapi kenapa tidak ada.." yoong berkacak pinggang sambil memijat-mijat pelipisnya. "aku taru dimana sih..." gerutu yoong.
"apa kau hik~~ punya kunci cadangan?" tanya taeyeon, tiba-tiba yoong menatapnya dan berlari kearah ruang tamu.
"huuhh.. anak itu hik~~ dia sungguh bodoh atau memang sudah bodoh?" celoteh yuri yang berdiri dan bersandar pada pintu.
Drrett... drrettt... drett..
Ponsel taeyeon bergetar menandakan ada pesan masuk, taeyeon mengambil ponselnya sambil terus cegukkan lalu membuka sebuah pesan masuk tersebut.
From : soo
Kau dimana? Bisa jemput aku disekolah sekarang? Kau pasti sedang bersenang-senang dengan yul malam ini.
Jemput aku ppali..
Taeyeon memiringkan kepalanya lalu menatap yuri. Yuri menatap balik taeyeon. "wae?" tanya yuri.
"soo.. dia minta dijemput disekolah.. hik~~"
"mwo? Dia masih disekolah?" tanya yuri yang melihat jam ponselnya lalu menatap taeyeon, "ini sudah jam 9.. kenapa di-"
"iishh.. sudah kubilang dia menjalani hukuman.. hik~~ apa kau tidak menyimak hik~~ ceritaku tadi hik~~?" tanya taeyeon yang mengetik pesan diponselnya.
"ahh.. itu aku tidak bisa mendengar jelas karena suara cegukkanmu itu.." celoteh yuri dengan nada meremehkan. Taeyeon mendengus kesal dan fokus kembali pada ponselnya.
To : soo
Baiklah yoong akan menjemputmu..
Send..
Taeyeon memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celananya. Yoong tersenyum girang sambil mengangkat tangannya keatas. "hyung.. aku menemukan kuncinya.." pekik yoong girang sementara taeyeon dan yuri hanya menghela nafas lega. Mereka akhirnya bisa keluar dari apartement ini juga..
Yoong segera membuka pintu dan keluar lebih dulu sambil membentangkan tangannya seperti orang yang baru bebas dari penjara. "yey.. aku bisa bermain sepuasnya bersama yeoja-yeoja sexy malam ini aaww.." yoong memekik ketika taeyeon menjitak kepalanya.
"jangan senang dulu, kita masih harus menjemput tiang listrik itu di sekolah.." ucap taeyeon yang berlalu begitu saja dengan tampang dingin miliknya sedangkan yuri hanya tertawa dan berjalan ikut menyusul taeyeon. Namja kecoklatan itu menoleh kearah belakang dan melihat yoong yang masih berdiri ditempatnya sambil mengusap-ngusap kepalanya.
"hey sampai kapan kau mau terus berada disitu, huh?" tanya yuri yang membuyarkan lamuanan yoong. Yoong mendengus kesal dan segara menutup pintu apartement itu lalu menyusul yuri.
"iiish.. dasar menyebalkan.." umpat yoong kita dia memasuki mobil sooyoung yang terparkir jauh dari motor milik yuri. "kau sungguh menyusahkanku taeng hyung.. awas saja kau.. akan kubuat kau menderita di club nanti hahahaha.." ucap yoong dengan tawa aligatornya lalu menyalakan mesin mobil dan menuju SM High School.
Sementara itu..
"hhahh.. apa kita perlu ikut menjemput soo, juga?" tanya yuri yang sedang memakai helm. Sementara taeyeon merapihkan sedikit rambutnya yang berantakkan.
"ah.. molla.. lebih baik tidak.. kita langsung saja ke club.." ucap taeyeon ketika yuri memberikan satu helm untuknya.
"baiklah.. beritahu dia kalau kita langsung menuju club didaerah gangam.. dan berpeganganlah.. karena aku ingin menguji seberapa cepat motor sport baru-ku ini.." ucap yuri dengan seringai yang membuat taeyeon menelan ludahnya. Namja imut itu langsung memegang erat jaket yuri ketika yuri langsung menancapkan gas motornya.
BRUMM.. WUZZSSS...
Motor sport warna hijau itu pun melaju meninggalkan apartement tersebut.

***

@SM High School

BRUMM.. CEKLIT..
Yoong menghentikkan mobil sooyoung di depan gerbang sekolahnya dan melihat namja jangkung yang berjalan kearahnya dengan menggendong seorang gadis mungil. "hyung, siapa gadis yang kau bawa itu?" tanya yoong ketika membuka kaca mobil dan menyembulkan kepalanya keluar untuk melihat sooyoung yang sedang cekikikan sendiri.
"oh.. sstt.. dia mainan baruku.. baiklah.. ayo cepat kita menuju club.. pasti taeng dan yul sudah menikmati yeoja-yeoja sexy disana.. aku juga tidak sabar untuk segera mencicipi hidangan disana.." ucap sooyoung dengan girang lalu dia memasukkan gadis yang tertidur di rangkulannya kedalam mobil. "let go yoong.." lanjut sooyoung kita dia sudah masuk kedalam mobil. Yoong hanya diam dan tidak mau berkomentar soal siapa gadis yang dibawa sooyoung. Yoong sudah biasa melihat sikap sooyoung yang playboy meski namja jangkung itu lebih memilih pacaran dengan makanan daripada yeoja-yeoja diluar sana yang memujinya.
"tumben kau membawa seorang gadis.. apa kau sedang tidak mood makan, hyung?" ledek yoong ketika mobil mereka berhenti dilampu merah. Sooyoung menjitak kepala yoong dari kursi penumpang.
"aku ini masih normal jadi wajar jika aku bawa gadis ini.. aku sedang memberinya hukuman karena dia membuatku terjebak dengannya hampir 4 jam di perpustakaan tempat tidurnya si monkey itu.." gerutu sooyoung sambil melihat paras cantik gadis yang berada dipangkuannya. Yoong mengusap-ngusap kepalanya dan memperhatikan sooyoung yang sedang bahagia dari kaca spion. Hari ini dia sudah dua kali mendapatkan jitakkan dari para hyung-nya. 'aiishh.. hari ini nasibku sungguh sial sekali.. hhahhh... kapan aku bisa menikmati semalam saja tanpa di ganggu para senior-ku, huh?' umpat yoong dalam hati.
"arra.. sudah bisa kutebat pasti itu noona lee sunny dari kelas sebelahmu kan?" tanya yoong. Sooyoung pun mengangguk dan menyeringai.
"iya.. dia akan kujadikan yeojachingu-ku malam ini juga.. kekeke" ucap sooyoung sambil mengelus pipi chubby milik gadis tersebut yang bernama sunny. Sementara gadis itu menyerengit kemudian kembali tertidur. "yoong, apakah masih jauh? Efek obat tidurnya keburu habis nih.." ucap sooyoung yang memperhatikan tidur sunny yang mulai gelisah.
"sebentar lagi, hyung. Tinggal melewati pertigaan didepan sana.." ucap yoong. Sooyoung pun menghela nafas lega.
"ffiiuhh.. untungnya sudah dekat.. coba saja kalau masih jauh.. kita berdua bisa habis disini olehnya.." ucap sooyoung yang bersandar pada bangku mobil dan mencolek-colek pipi sunny. "dia sangat seram jika marah.. tapi aku ingin tahu jika dia mabuk apakah dia akan berubah menjadi liar?" tanya sooyoung yang kembali menyeringai. Yoong hanya memutar bola matanya bosan. Namja jangkung tersebut jika sudah membicarakan tentang yeoja pasti menyangkut hal-hal berbau yadong , yoong yang sudah sering mendengarnya menjadi jijik ketika sooyoung membahasnya berulang-ulang kali sepanjang perjalanan.
"berhentilah berbicara hyung.. kau sungguh membuatku tak berselera makan.." ucap yoong yang menghentikan mobilnya. "baiklah kita sudah sampai.." lanjut yoong yang langsung keluar dari mobil tanpa menunggu sooyoung.

***

ContinuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang