6. bunga yang layu

64 10 3
                                    

Ia terkaget-kaget. Aysel benar - benar tak menyangka akan apa yang ia lihat.
Ia melihat seseorang yang ia kenal. Ya, Aidan. Yang membuatnya kaget adalah seseorang yang sedang bersama Aidan, dan apa yang sedang mereka lakukan...

---

Tak sadar air mata Aysel mengalir melihat Aidan memeluk Meisya.

Apa yang sedang mereka lakukan ha?. Ucap Aysel dalam Hatinya.

Hatinya merasa sakit yang amat sangat..
Seperti tertusuk duri, ah bukan. Seperti dicabik - cabik oleh sebuah kapak.

Bagaimana bisa mereka berdua seperti ini? Bahkan Aidan mungkin sedari tadi menghilang karena ini?

Ia terus melihat Aidan yang memeluk Meisya yang sambil mengelus-ngelus punggung meisya. Tak sadar bibirnya berkata "Aidan kamu jahat!"

Ia yang merasa namanya disebut pun kaget melihat sesosok wanita didekat pohon, sedang menatapnya. Tatapan penuh akan kekecewaan dan kesedihan.
Aidan yang menyadarinya pun langsung melepas pelukannya. Seketika ia berlari ke arah Aysel. Aysel pun lari dengan melepas highheelsnya. Ia berlari sekencang-kencangnya tak peduli orang-orang yang melihatnya. Ia berlari menuju keparkiran, lalu ia menghentikan sebuah taksi dan langsung masuk ke dalam mobil itu. Aidan pun terus berlari, mengharap mobil itu akan berhenti. Namun tidak, bahkan sama sekali ia tak bisa mengejarnya. Aidan mengetuk kaca taksi itu namun nihil. Ia merasa hatinya sakit melihat Aysel menangis. Karena ia tak pernah sama sekali membuat Aysel menangis. Aidan sedih ia kembali teringat akan seseorang yang dulu saat SMP ia buat menangis karenanya, Aidan dulu tak pernah menyukai wanita itu sampai akhirnya wanita itu pergi sebelum sempat ia...

Dan akhirnya ia malah teringat masa lalunya. Aidan pun mulai mengingat kejadian tadi dengan Aysel. Ia masih terengah-engah karena sehabis berlari. Ia mengurungkan niatnya karena Aysel pasti sedang sangat marah padanya. Bagaimana tidak? Saat Aidan sedang tidak masuk sekolah saja saat itu Aysel diantar pulang oleh Dandi. Tapi hari itu juga Aidan langsung cemburu. Ya, Dandi seorang siswa yang dulu menyukai Aysel

Ia hanya bisa menerima nasib sambil berdo'a kalau hubungannya akan segera membaik esok hari..

_____

Keesokan harinya Aidan berangkat sekolah. Dan juga pergi kerumah Aysel. Untuk menjemput Aysel. Namun sesampainya disana kak Alfath berkata jika Aysel sudah pergi kesekolah. Aidan pun berpamit dan melajukan motornya kuat-kuat.

Saat Alfath memasuki kamar Aysel yang kedua kalinya. Ia melihat Aysel sedang melihat ke arah jendela. Alfath pun terkaget.

"Lahh? Lu kan ga disini tadi? Serius. Orang gue nyari lu tadi mau nanya PB gue kemana. Nah lu tadi dimana?" tanya Alfath.

"Gue tadi malem tidur di kamar loteng. Noh tangganya. Oh ya. PB lu disono deket laci meja belajar." jawab Aysel.

"Sejak kapan nih kamar punya kamar tersembunyi? Di atas eternit lagi. Ini tangga lipet yak? Oh ya mata lu kenapa? Sembab gitu?" cerucus Alfath.

"Ish banyak tanya bingit lu ka! Pergi sana akh!" jawab Aysel seraya mendorong badan kakaknya.

"Berantem ya sama Aidan? Tumben si lu?" tanya kakaknya lagi.

"Sotoy la u! Buru napah.." jawab Aysel

"Iya ettdah.. Tu tadi Aidan kesini jemput lu. Lu gak kesekolah? Tadi gue bilang ke dia kalo lu udah sekolah. Abis nih kamar sepi." perjelas Alfath

"Gak, gue gak sekolah. Gue gak enak badan hari ini."

"Dasar Ayse! Giliran gini aja gak masuk. Rugi loh..."

"Bodo amat yang penting tadi udah di absenin jadi sakit. Dah sono"

Sementara itu Aidan yang sudah sampai di sekolah langsung berlari ke kelas XI IPA2 namun hasilnya nihil. Dan Aidan pun terus mencari Aysel keseluruh penjuru sekolah. Namun tak juga ia temukan, bahkan ia menyuruh siswi lain untuk mengecek toilet pun juga tidak ada.

"Kamu dimana sayang?" seru hati Aidan.

----

Pelajaran dimulai seperti biasa. Namun entah kenapa Aidan benar-benar tidak fokus hari ini. Semua pelajaran hanya ia catat tanpa mengerti apa maksudnya.
Defan, teman sebangku Aidan menjadi curiga tentang kelakuan Aidan yang biasanya sangat aktif namun sekarang menjadi murung dan pendiam.

Bukan dia yang biasanya .Kata Defan dalam hatinya.

Hingga akhirnya pertanyaan itu lolos dari bibirnya.

"Eh bro lu kenapa tiba - tiba jadi mellow kaya gini?" tanya defan.

"Kagak kok biasa aja" jawab Aidan datar.

"Ini bukan gaya lo banget sumpah... Ada masalah ya ama aysi? Kok lo juga tadi malem gak keliatan ya?" tanya Defan penuh curiga.

"Iya..." jawab aidan singkat dan malas.

"Cewek tu suka buat diperhatiin. Coba aja lu perhatiin dia. Pasti dah klepek-klepek" jawab Defan dengan pasti .

"Masalahnya ini beda. Ga bisa cuma pake perhatian. Ah udah ah kok lu jadi sok tau si" jawab Aidan.

"Aturan lu berterimakasih . Beungeut Singa!" seru Defan mencela.

Namun Aidan hanya berdiam diri. Baginya saat ini dia hanya ingin diam dan bisa menemukan solusi agar ini semua cepat berlalu. Sungguh Aidan tak betah semenjak tadi malam, bahkan ia sampai begadang tadi malam hanya untuk ini.

Akhirnya pelajaran pun selesai. Bel berbunyi dan siswa siswi berhamburan keluar. Sementara itu Aidan bergegas ke kelas Aysel namun sudah tidak ada.

Ia pun langsung tancap gas ke rumah Aysel. Sesampainya disana ia melihat Alfath dan langsung berkata.

"Please gue pengen ketemu dia sekarang fath" melas Aidan

"Jangan dulu deh Dan. Kayanya dia masih syok. Lu tunggu aja beberapa hari. Takutnya dia masih kepikiran sama yang semalem dan lebih mentingin emosinya." jawab Alfath

"Lo gak mau kan hubungan lo kenapa-napa?" sambung alfath

"Tapi gue gak tahan kaya gini. Gue harus kasih tau dia yang sebenarnya, yang dia liat itu salah" perjelas Aidan.

"Lo mesti sabar Dan. Semua gak ada yang instant." jawab Alfath meyakinkan Aidan.

Dengan berat hati. Aidan pergi pulang ke rumahnya. Ia pun sempat untuk berpamitan dengan calon kaka iparnya itu.

Mudah-mudahan tidak terjadi sesuatu pada hubungannya dengan Aysel. Hanya itu yang Aidan harapkan.

Saat pulang Aidan merasakan sakit dikepalanya. Sakit yang amat sangat. Mamanya yang melihat kejadian itu pun menyuruh Aidan untuk beristirahat, dan juga membuatkan segelas susu untuk Aidan.

____

Jam menunjukkan waktu 20:00 PM
Aidan masih setia menunggu balasan dari Aysel.

berkali-kali ia telfon dan ia SMS, bahkan : line, BBm, Facebook, WA. tapi semua itu sia-sia sepertinya Aysel tidak mengaktifkan Handphonenya. Kini Aidan semakin frustasi saja. Akhirnya Aidan tertidur. Karena tak bisa lagi menahan sakit di kepalanya. Ya, sakit itu muncul kembali malam ini.

Keesokan harinya...

Hei gimana nih ceritanya? Jujur aja kalau misalnya jelek maafkan. Lagi sibuk bikin konsep cerita lain. Tapi temen-temen bersikeras melarang. Karena takut cerita ini akan terbengkalai. Kaya cerita-cerita yang kalian baca tapi tanpa ending itu loh.

Oke pix gue banyak Bacit!

sengaja gue share walau vote tidak tercapai. tapi percayalah ga ada penulis yang gak seneng ketika ceritanya dianggap bagus/di apresiasi. apa salahnya bikin gue seneng. dapet pahala malah elu kan?

Ngomong-ngomong yang gak tau arti bengeut singa. Jadi itu sebenernya plesetan dari beungeut sia. Atau gokilnya si kaya "muke lu!".

Gue ucapin banyak-banyak terimakasih buat yang masih setia baca. Percayalah konflik akan menjadi klimaks sesaat lagi
Bhuahahaha. .

#WTF #Forget #It

Salam
#Rzatalinays

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang