12. PANDORA : 1

41 5 0
                                    

Yaampun... sebenernya apa yang terjadi sama dunia gue?

PART 12, PANDORA : KALI PERTAMA.

Siang itu disaat Siswa Siswi SMA Garuda Pancasila sibuk kekantin Barat dan timur karena jam istirahat sejak 15 menit yang lalu, justru seorang siswi termenung ditengah - tengah kelompok siswi yang lainnya. Aysel sedang merenungi nasibnya kali ini. Ia terus berfikir bahwa kejadian dia dan Aidan  yang selama ini selalu bersama bagaikan mimpi disiang bolong. Nyatanya saat Aysel terbangun pagi itu, ia malah mendapati dirinya adalah seorang siswi SMP. Bukan siswi SMA.

Apa gue itu mimpi? Pas gue jalan sama Aidan, hujan-hujanan, ketoko buku, ke taman...

Kalau itu mimpi, tapi kenapa rasanya nyata? Nyata saat gue masih bisa ngerasain Aidan megang tangan gue. .

Sh*t! Kalaupun itu beneran mimpi, gue pingin hidup di dalam mimpi itu.

Dan kalaupun hidup dan hembusan nafas gue yang sekarang ini nyata, gue anggap ini hanyalah kehidupan semu yang gak pernah ada. Gue gak akan rela tinggal di dunia semu ini
sampai kapanpun..

Dan tiba-tiba Rana membangunkan Aysel dari lamunannya.

"Ay kenapa si lo ngelamun terus dari tadi? Eh lama-lama baso lo menciut terus ilang sama kita-kita" kata Rana.

"Gue bingung," jawab Aysel

"Bingung? Pegangan!!" kata Verin.

"Bukan gitu masalahnya, eh kita tuh udah sahabatan sejak kapan sih kira-kira?"

"Lo lupa ya Ay? Wah kayanya lo beneran Amnesia nih" Jawab Verin

"Kita udah temenan sejak TK. Tuh gue ingetin" kata Sasha.

"Lama juga ya... Berarti kalau gue ceritain ini. Kalian bakalan percaya?" kata Aysel.

"Tergantung cerita lu Ay" jawab Rana.

"Oke jadi gini....." Aysel mulai menceritakan dimana Ia menjadi anak SMA yang datang bersekolah setiap pagi dengan Aidan. Bahkan ia juga menceritakan tentang kejadian dimana ia memasuki kebun bunga itu dan memasuki sebuah tangga bawah tanah yang terkunci.

Semua Aysel jelaskan secara detail. Tanpa mengurangi atau menambah cerita tersebut.

Rana, Sasha, dan Verin pun menyimaknya dengan hati-hati.

"Cerita lo ngeri Ay..." kata Verin.

"Gue serius gak boong. Gue ngerasa itu semua nyata." jawab Aysel.

"Dari cerita lo sih, gue percaya. Karena ada suatu kejanggalan bagi gue yang menurut gue kenapa lo bisa ada di dunia, yang lo bilang semu ini." jawab Sasha

"Janggal?" kata Aysel

"Iya... Dan gue rasa lo tau. Tapi ada baiknya lo ke dokter. Ya bukan berarti gue khawatir sama kejiwaan lo tapi... Ya barang kali gara-gara lo kejedot semalam?" kata Rana.

"Oke gue bakal ke dokter pulang sekolah ini sama kakak gue kok. Makasih ya.. Kalian mau percaya sama cerita gue yang aneh ini. Cerita diluar nalar manusia" jawab Aysel.

"Kita sahabat, walau itu kedengarannya aneh. Tapi kita gak bakal bisa liat sahabat kita sedih. Sebisa mungkin kita pasti bantu" kata Verin.

"Sahabat itu kaya sepeda roda tiga. Kalau ada 1 roda aja yang hilang. Pastinya saat kita kendarain dia bakal runtuh dan goyah, kita bakal sering jatuh." Kata Sasha.

"Makasih ya kalian semua..." ucap Aysel. Ia pun menangis di depan sahabat-sahabatnya itu. Aysel merasa sangat bersatu dengan sahabat-sahabatnya itu disini.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang