9. percayalah

70 8 2
                                    

Hari ini Aysel pergi kesekolah seperti biasanya. Sudah 5 hari berlalu sejak kejadian itu. Aidan tak lagi menjemputnya seperti biasa, bahkan tak menghubunginya lagi. Ditambah, Aysel yang juga menghindar dari Aidan. Ia juga sudah tak melihat Aidan sekitar 5 hari ini.

Kabar terakhir yang ia dengar. 2 hari setelah kejadian itu Aidan telah sembuh dan kembali bersekolah. Namun Aysel tak ingin pergi mencari tau.

Verin , Sasha, dan Rana sudah mengetahui kabar tentang hubungan sahabatnya ini. Namun mereka tidak ingin ikut campur terlalu jauh. Bagi mereka pilihan ada di tangan Aysel.

2 pelajaran telah Aysel lalui hari ini. Semuanya seperti biasa. Saat guru itu keluar Aysel pun bergegas keluar.

Ia ingin mencuci mukanya ke kamar mandi. Hari ini ia terasa sangat ngantuk dan lemot. Saat sedang mencuci muka tiba-tiba saja terdengar.

"Ternyata cara gue kali ini ampuh ya. Buat misahin lo. Hahaha!"
Ya, itu suara Meisya.

"Gue dari awal udah tau ini rencana busuk lo!"

"Sayangnya pacarlo gak tau! Dan dia percaya kok sama gue hahaha!"

"Dasar lo! Emang ya, sekali iblis ya tetep jadi iblis! Gak akan pernah jadi malaikat."

"Siap - siap aja lo ucapin selamat tinggal ama pacar lo! Sebentar lagi dia bukan milik lo" Meisya pun pergi dengan seringai licik di bibir miliknya.

Aysel pun mulai pucat pasi saat mencerna semua perkataan Meisya.

Enggak! Gue gak akan kehilangan Aidan!. Ucapnya dalam hati.

Skip⏩

Burung bernyanyi di indahnya pagi. Para tumbuhan bermekaran segar menyambut sang mentari. Sinar matahari mulai mengintip tirai-tirai kamar Aysel dan mulai melambai-lambai melalui tirai yang tertiup angin.

Hari ini hari minggu, Aysel tak perlu bangun pagi-pagi untuk berangkat kesekolah. Padahal tadi malam Dandi mengajaknya untuk lari pagi. Ya, lelaki itu adalah lelaki yang baik. Bahkan ketika masalah ini datang ia selalu menemani Aysel untuk menenangkan pikiran yang kalut itu.

Berbeda dengan orang awam yang melihat mereka. Pasti mereka mengatakan bahwa Dandi hanya mencari kesempatan dalam kesempitan, atau ia datang pada Aysel dalam kondisi seperti ini untuk membuat kacau saja. Seperti memancing di air keruh. Padahal Aysel sendiri mengetahui, dandi adalah orang yang sangat tulus.

Aysel hanya ingin tidur sampai siang hari ini. Ia benar-benar malas sebenarnya. Tetapi ia tak bisa menolak ajakan sahabat-sahabatnya untuk pergi keluar. Mereka tidak ingin Aysel terus mengurung diri di rumah.

Jam 10 nanti mereka akan menjemput Aysel dan pergi ke taman hiburan. Ya, tentu saja Aysel menolak ajakan sahabatnya untuk berbelanja sebelumnya.

Aysel pun bersiap. Setelah selesai mandi, berdandan, membawa barang-barang yang diperlukan ia turun untuk ke ruang keluarga. Hari ini ia memakai kaos lengan panjang hitam dan topi berwarna abu dengan hotpants hitam tak lupa dengan sepatu kets warna putih&abu. Dipadu juga dengan ransel kecil warna putih kesayangannya.Penampilannya sangat manis ditambah dengan pony tail itu.

Terlihat ayah ibunya yang sudah rapih. Tidak, orangtuanya tentu tidak pergi ke acara Aysel. Ayah dan ibunya pergi ke acara ulang tahun pernikahan temannya. Sementara kak Alfath sudah Caw hangout sedari tadi dengan kawan-kawannya.

"Ay.. Temennya udah sampai belum?" tanya mamanya pada gadis semata wayangnya.

"Belum mah, paling sebentar lagi" jawab Aysel sembari duduk di ruang tamu.

"Nanti Ayah sama mama pulangnya agak malam. Kalau mau makan, kamu bisa masak atau kalau malas kamu delivery aja ya sayang .."

"Iya ayah sip!"

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang