Hai kalian readers yang paling setia.... Maafin aku ya, karena udah bertahun-tahun cerita ini gantung dan hari ini 18 september 2019 aku pastikan cerita berlanjut. Apapun yang kalian baca sampai nanti selesai aku ucapkan banyak2 terimakasih apalagi yang masih simpen cerita Pandora ini di perpustakaannya bertahun-tahun. Aku ucapin banyak-banyak terimakasih
Fyi : aku dulu bikin cerita ini kalau gak salah pas aku masih kelas 2 atau 1 SMA jadi kalau dihitung2 sampai sekarang.. ini udah sekitar 3 atau 4 tahun :') yap aku semester 5 sekarang, doakan aku bisa terus nulis ini secepatnya biar selesai ya...
PANDORA : Untuk Hal Yang Terlewatkan
6 bulan... setelah 6 bulan lamanya aku melampaui itu semua, hal yang kupikir aneh. Untuk hal yang telah kulewati, ialah hari-hariku yang sibuk untuk mencari jawaban ini. Namun, hasilnya 0. Aku tak menemukan jawaban apapun. Sering kali ku menjabarkan seluruh teka-teki itu namun itu semua rupanya adalah hal-hal biasa yang tak perlu ku pusingkan.
Tentang aku dan aidan.. setelah 6 bulan lamanya aku hanya menemukan jawaban jika aku hanyalah seorang siswi smp yang diam-diam menyukai aidan dan benturan di dapur itu hanya membuatku semakin mengkhayal jauh, dokter sendiri telah menjelaskan jika aku amnesia. Kepingan kenangan mulai datang dan membentuk sebuah tali dalam ingatanku.. aku mulai ingat kalau aku memang pindah kesini karna ayahku yang dipindah tugaskan.
Teta-teki yang berada di laci kasur itu, tak lain tak bukan hanyalah serpihan novel yang kupinjam dari verin dan kertas yang kuberikan pada alfath hanyal serpihan kertas tanpa teks yang biasa digunakan sebagai note di belakang-belakang buku atau novel.
Kebun bunga itu? Lupakan..
Disana hanya padang rumput yang luas, tanah milik seseorang yang gemar membeli tanah, yang disampingnya ia jadikan lahan untuk pemancingan.
Jika khayalanku terlalu luas dan tampak nyata. Maka aku akan berterimakasih kepada tuhan karena telah memberiku mimpi yang sebegitu nyata. Kini aku dan aidan hanya teman sebatas ekskul..semenjak kejadian saat aku memeluknya memang dia sedikit menjauhiku. Namun aku berkelak kalau saat itu aku sedang memiliki masalah dan aku rindu sahabatku yang telah lama tiada, aku juga bercerita mungkin saja saat itu aku kesurupan.
Aku tau itu mengada-ada, namun apa boleh buat jika ia percaya? Setidaknya ia tidak lagi ilfeel jika bertemu denganku bukan?
Hari itu aku bersiap menuju sekolah, tidak lagi diantar ayah atau alfath. Aku sedang berjalan menuju sekolah sekarang, aku bisa sendiri jalan kesana lalu menaiki bus juga berjumpa seseorang jika beruntung. Tepat di persimpangan itu, adalah halte bis tempat aku selalu menunggu bis ..
Sudah 5 menit aku menunggu bis itu untuk datang, aku harap aku tidak telat.. aku biasa menunggu di halte ini jam 6 pagi.. ya memang pagi karena setelah 6 bulan itu juga aku mulai mengamati kehidupan seseorang, ia berseragam biru muda dengan dasi bergaris merah dan aku bahkan tidak tau namanya namun.. keadaan ini justru selalu membuatku berpapasan dengannya, tak jarang kami melempar senyum karena kami sendiri sering kali tak sengaja bertemu, seperti kenal tanpa mengenal nama.. hanya dari raut wajah saja yang begitu familiar karena sering bertemu diwaktu yang sama.
Angin pagi menerpa wajahku, pagi ini mendung aku telah bersiap membawa jaket rilakkuma ku. Ini adalah cuaca yang paling kusenangi.. bau hujan sudah tercium lewat angin yang berhembus, tak ada matahari pagi ini, ini benar-benar suasana yang sangat aku senangi. Angin mulai berhembus kencang ia datang bersama bus putih yang sudah akrab kunaiki setiap hari. Saat pintu bis terbuka tercium aroma yang sangat kusenangi.. entahlah bis ini begitu wangi.. aku suka, saat aku masuk kedalam aku melihat dia si seragam biru berdasi merah. Ya aku masih belum tau namanya. Ia sedang membaca buku dan membawa satu buah tas olahraga.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
Fantasy1 jam berada di dunia ini, kepalaku sakit. menanyakan pada diriku sendiri tentang apa yang terjadi. 1 hari di dunia ini aku yakin telah terjebak kedunia ini, ingin rasaku berlari lalu menembus waktu. 1 minggu disini aku mulai menerima ini semua, mun...