11. aku dimana?

40 6 0
                                    

Ketukan pintu di sore hari membangunkan tidur nyenyak Aysel. Tak sadar, Aysel sudah tidur sedari pagi. Jam menunjukkan pukul 17:00 WIB, Aysel benar-benar tak menyangka akan tidurnya yang cukup lama itu. Baginya sekarang tidur adalah obat pengusir rasa sakit kepalanya dan juga rasa pegal yang ia rasakan.

Mama Aysel masuk ke kamarnya dan menyuruhnya untuk mandi dan juga makan. Dan Aysel pun menurutinya.

Air hangat bagi Aysel sangatlah ampuh untuk mengusir rasa lelah. Setelah selesai mandi dan juga mengenakan pakaian. Aysel segera turun kebawah.

Waktu menunjukkan jam 18:30 WIB. Sudah terlihat disana ada mama dan ayah Aysel. Alfath pasti sedang menunaikan ibadah sholat maghrib sehabis pulang kuliah.

Karena hari ini Aysel sedang berhalangan maka ia pun segera menuju ke meja makan. Disusul dengan alfath yang juga ikut duduk disampingnya.

Mama Aysel pun akhirnya mulai membuka topik pembicaraan di meja makan tersebut.

"Gimana Fath tadi latihan tennis nya.?" tanya mamanya

"Iya mah Alhammdulillah, Alfath cepet nguasain tehkniknya ." jawab alfath.

"Sejak kapan kakak main tenis lagi?. Tanya Aysel.

"Sejak punya waktu lah. Nikmatin masa muda." kata Alfath.

"Muda apaanya. Lo itu udah mau tua kak." sela Aysel yang tak terima.

"Kata siapa? Umur gue aja 15 tahun" jawab Alfath sambil tertawa.

"Ngimpi lo!" jawab Aysel sekenanya.

"Lah emang bener" kata Alfath sambil menjulurkan lidah."

"Udah-udah kalian ini. Berantem terus. Cuman berdua juga. Gimana kalau ayah punya anak lima?" kata ayah.

"Ya... Kita bikin geng lah ayah." kata Aysel.

"Iya, gengnya geng tawuran hahaha..." jawab Alfath ngawur.

"Kamu ini ya.! emang senengnya berantem!" jawab mama mengejek Alfath

"Kalau cuman 5 orang gak seru lah Fath. Geng tawuran itu 20-40 tuh."

"Ya kan gak mungkin yah, Mamah punya anak 40. Ya kan mah? "

"Udah-udah, kalian ini malah ngelantur kemana-mana. Ayo buruan dimakan." kata mama Aysel.

Akhirnya mereka semua menyantap masakan yang telah mama Aysel buat.

Selesai makan, Aysel langsung merapikan dan mencuci semua piring-piring yang kotor. Ini memang sudah menjadi kebiasaan sekaligus tugas utamanya di rumah. Aysel pun bergegas menuju kekamar setelah selesai melakukan pekerjaannya.

Saat ia ingin kekamarnya dengan setengah berlari. Tiba-tiba saja Aysel terpeleset dan jatuh. Dahinya membentur sebuah pinggiran meja, walau hanya lecet sedikit namun luka itu sangat terlihat. Lama kelamaan terlihat seperti memar.

Alfath yang melihat kejadian itu pun hanya bisa tertawa-tawa melihat adik perempuannya kesakitan.

"Haha! Makanya kalo jalan pelan - pelan aja. Udah kaya dikejar anjing aja lo, lari-lari gitu" kata Alfath.

"Habisnya tadi dapur tiba-tiba berasa horror si kak. Jadi gue lari. Lo jahat banget si, sakit tau! Bisa gagar otak nih gue!." jawab Aysel sambil memegangi dahinya.

"Tidur gih kekamar terus ambil kotak p3k di laci meja gue. Biar lantainya gue aja yang bersihin. Lagian lu nyuci piring, air sampe kemana-mana gini. Lu nyuci sambil dugem pasti."

Karena tak kuat menahan sakit Aysel pun bergegas kekamar Alfath untuk mengambil obat-obatan.

Setelah selesai mengobati dahinya Aysel pun kembali kekamarnya.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang