10. antara keajaiban dan rahasia

57 7 0
                                    

Hanya senja itu yang menemani langkah Aysel. Langkah yang masih ragu untuk pergi ke tempat itu. Dimana tempat yang ia tuju untuk menenangkan hati dan pikirannya yang sedang kalut.

Ia pergi dari tempat itu dengan taksi, dan sengaja turun agak jauh dari jalan itu.

Mata coklat gelap itu tak henti-hentinya mengamati sebuah peta. Peta yang pernah di berikan oleh teman tantenya pada saat ia pergi main kerumah tantenya itu. Ia masih ragu pada pilihannya.

Apakah ini pilihan terakhirku?. Ucapnya dalam hati.

Ia mulai mengingat pesan dari teman tantenya itu, tante Defina.

"Sebenarnya aku tak ingin memberi tahu ini padamu. Tapi gunakan saja saat hatimu benar-benar hancur dan tak lagi percaya akan perubahan sikapnya padamu. Gunakan hal ini sebagai pilihan yang paling terakhir."

"Ini petanya, ambillah. Disitu aku mempunyai sebuah tempat Rahasia dimana kamu bisa meminta sebuah permintaan. Namun saat kamu masuk, kamu sama sekali tidak boleh menyerah. Karena yang kamu ingin cari disini hanyalah harapan. Harapan agar ia bisa berubah seperti dahulu kala. Namun jika kamu tak pernah bisa menemukannya maka..."

Aysel kembali memikirkan itu sembari berjalan.

Harapan? Tapi jika apa yang kuharapkan tak dapat ku raih? Maka apa??. Pikirnya sambil bertanya-tanya.

Ia mulai mengikuti arah peta itu. Peta itu membawanya pada suatu tempat. Tempat yang sangat sejuk, indah karena banyak pepohonan disana sini dan juga bunga-bunga kecil. Ia baru menyadari ini adalah jalan dimana Aidan selalu melarangnya melewati jalan ini.

Ya memang sepi, namun Aysel yakin peta untuk ke tempat itu tidaklah salah. Akhirnya peta itu menunjukkan arah untuk bertepi ke arah sebelah kanan.

Ia mulai masuk ke dalam sana. Ada sebuah jalan setapak disana yang didesak oleh pohon-pohon besar. Ya, tempatnya sedikit jauh dan tak terlihat karena di tutupi oleh pohon-pohon yang sangat besar. Namun ia tak percaya dengan apa yang ia lihat. Terlihat hamparan bunga yang sangat indah.

Apakah ini kebun milik seseorang?. Tanyanya pada hatinya.

Ia kembali mengamati peta itu. Ya.. tempat yang ia tuju ada di sana. Di dalam rumah kecil itu. Satu-satunya yang ada di tengah kebun ini.

Aysel pun mempercepat langkahnya. Perlahan ia semakin dekat dengan rumah ini. Ia terus menerobos kawanan bunga-bunga Krisan itu.

Sepersekian detik dan beberapa langkah lagi ia akan sampai. Ia takut.

Takut jika didalam rumah itu terdapat hantu atau makhluk-makhluk gaib. Aysel memang penakut, ia selalu takut gelap dan sendirian.

Namun ia mulai memantapkan hatinya. Setelah berada didepan rumah ini. Ia mengamatinya.

Terdapat sebuah jendela segi empat dengan tanda tambah di tengahnya. Ia melihat ruangan rumah ini dari luar. Karena pintunya tak terkunci ,Aysel langsung saja membuka pintu itu dan masuk ke dalamnya. Ia terus mengamati apa yang ada di sekelilingnya. Hanya ada peralatan untuk berkebun seperti sekop atau pupuk. Ia juga melihat bibit-bibit bunga banyak sekali. Ia masih terus mengamati ruangan berukuran 4×4 itu.

Hal tersembunyi apa yang ada di sini?. Ucap Aysel pada hatinya.

Ia kembali memastikan tempat yang ia tuju sebenarnya pada peta. Tapi, memang benar inilah tempatnya. Aysel pun mulai mencari petunjuk. Jujur saja disini memang banyak kata-kata mutiara tertulis dipapan-papan. Tapi ada yang aneh bagi aysel.

Haruskah seseorang itu menulis kata-kata di sebuah pot?.

Aysel mulai mengamati kata-kata itu. "Down to earth" itulah kata-kata yang berada di pot berisi 1 bunga lily. Dan ini juga merupakan sebuah keanehan bagi Aysel. Disaat semua kebun ini dipenuhi oleh bunga-bunga krisan dan disini ada 1 tangkai bunga lily. Yang merupakan bunga favoritnya.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang