14. PANDORA : 3

32 3 4
                                    

Haii!! SEMUA! AKU COMEBACK hwehehehe. Sebenernya aku ga tau juga ya kalau kalian mungkin udah ngehapus cerita ini dari daftar baca kalian. Tapi sesuai janji gue, gue pasti bakal tamatin cerita ini. Karna gue punya 9 Draf. Yang artinya gue masih punya 9 cerita lagi yang belum di publish. Yaps sekarang gue udah lulus dan lagi daftar PTN :) doa'in ya semoga gue masuk di PTN yang diinginkan guys. Oke langsung aja dibaca guys.....

p.s : guys gue baru aja cek work wattpad gue lewat laptop. dan.... ternyata part ini blom k.publish :v. padahal gue udah publs crita ini sekitar 5 harian yg lalu . a en je a ye. pls enjoy

Gue rasa, gue cuman ngayal atau mimpi doang deh.

14. PANDORA : 180°

Sore itu, ketika sinar matahari menyinari rambut Hitam kecoklatan, yang menyusup melalui daun-daun. Setitik air mata tak terasa mengalir begitu saja dengan bebas di pipi mulus Aysel.
Sore itu, saat bel pulang sudah berbunyi. Aysel mengurungkan niatnya untuk pulang. Ia masih memikirkan, bagaimana caranya agar ia bisa mengeluarkan dirinya dari sini. Ia terus mengingat-ingat tentang apa saja kesalahan yang telah ia perbuat. Berharap ia bisa meluruskan suatu masalah dan tiba-tiba saja dunia semu ini berbaik hati untuk memulangkannya.

Namun akhirnya ia sadar jika tangis tak memiliki sebuah guna. Aysel pun mulai merogoh tasnya untuk mencari tissue. Karena tidak mungkin ia pulang dalam keadaan mata yang basah.

Namun saat ia mencari tissue tersebut, ia malah menemukan sebuah kertas. Kestas yang sangat ia kenali.

Aku tau ini, ini adalah surat yang orang itu berikan. Ini adalah PETA.

Gue tau dari awal, gue memang terjebak dalam dunia lain, maksudnya, dunia ini. Tapi bagaimana gue bisa sampai di dunia ini ha? Ini membingungkan.

Kemudian ia kembali mengingat kejadian hari itu. Tetapi yang ia tau dan temui dalam ingatannya adalah, ia yang menangis dan pergi kesebuah tempat. Ya, sebuah gudang kecil di tengah-tengah kebun bunga.

Apa gue harus kesana? Kerumah itu?. Oke, baiklah. Mungkin itu satu-satunya cara yang akan menolong gue. Tapi nggak mungkin kalau sore ini. Bagaimana kalau besok?. Oke, bagus besok adalah hari sabtu. Jadi, gue bisa bebas yeyy. Jawab Aysel dihatinya pada pertanyaannya sendiri.

Tiba-tiba ponsel Aysel pun berbunyi. Menandakan ada panggilan masuk.

Randy? Dia KM kan? Ngapain dia hubungin gue?.

"Hallo?, ada apa Dy?"

"Gue tadi nyariin lo dikelas. Tapi lo gak ada. Pas tadi pulang sekolah, gue malah lupa mau bilang sesuatu sama lo."

"Hah? Sesuatu?"

"Iya. Tadi lo ditanyain sama guru kesiswaan. Dia nanyain lo udah punya Ekskul belum"

"Hah? Ekskul?. Tapi gue belum nentuin mau masuk ekskul mana."

"Boleh gak gue kasih saran?"

"Boleh kok"

"Besok kan hari sabtu, gimana kalau lo besok ke sekolah aja?. Terus liat anak-anak yang lagi ekskul. Lo boleh pilih dua ekskul, Tapi ada pengecualian. Kalo lo milih ekskul 3P lo gak boleh punya 2 ekskul."

"Huh? 3P? Ogah deh capek gue. besok gue bakal pilih kok ekskul yang pas sama gue."

"Oke sipp. Kalau misalnya lo udah putusin nantinya. Lo ambil angketnya di gue ya."

"Oke, thanks ya Dy"

Uh... Alamat inimah. Gue besok gak bisa kerumah itu. Pulangnya mungkin? Ah, liat besok aja deh.

Langit mulai menjingga, matahari mulai mengantarkan aysel menuju rumahnya sebelum ia tenggelam. Setelah ia sampai dirumahnya, ia segera mengguyur tubuhnya dengan air dingin yang keluar dari shower. Lalu tak lupa menjalankan ibadah sholat maghribnya, turun kebawah, makan, mencuci piring, dan itu adalah tugas wajib Aysel selama dirumah.

Karena esok adalah sabtu, maka Aysel pun memilih untuk bermain dengan komputernya. Ya, The Sims 4 adalah opsi pertama objek permainan yang akan ia mainkan. Dimana Sims yang ada didalamnya, ia beri nama Aysel dan Aidan serta seorang bayi laki-laki. Permainan ini terkadang membuatnya merasa terhibur. Karena ia bisa melihat keluarga Almeer yang sedang bahagia. Sembari berharap itu bukan hanya sekedar angannya.

Please... Khayalan gue gak ketinggiankan? Secara, menurut orang-orang disini. Gue itu anak kelas 2 SMP. Tapi gue udah mainin sims yang punya bayi, dan itu artinya gue dan aidan udah.. bodo amatlah. Ucapnya dalam hati

---

Pagi ini Aysel merutuki dirinya sendiri. Atas kebodohannya yang terlambat untuk bangun.
Pasalnya, hari ini mama Aysel mendapat pesanan kue untuk acara arisan seorang pelanggan, dan minta diantarkan pagi-pagi.
Mamanya menitipkan pada Aysel karena mamanya harus kerumah keponakannya yang sakit.

Mampus! Celaka dua belas!. Batin Aysel

Setelah ia mandi, berdandan, dan juga sarapan dalam waktu yang singkat. Setelah selesai mengeluarkan motornya dari garasinya, akhirnya Aysel pun langsung tancap gas menuju rumah ibu Tari, pemilik pesanan tersebut.

Sesampainya dirumah ibu Tari, Aysel pun masih harus menunggu. Pasalnya bu Tari si pemilik rumah sedang pergi ke supermarket.

Telat deh gue.... ucapnya dalam hati.

Setelah beberapa menit kemudian. Akhirnya bu Tari datang.

"Eh maafin ya kamu jadi nungguin ibu gini." Kata bu Tari.

"Ah gapapa tante, maafin Aysel juga ya. Telat anter kuenya hehe." Jawab Aysel meminta maaf

"Gapapa kok Ay, soalnya arisannya masih nanti sore"

"Oh yaudah kalau gitu, Aysel mau kesekolah dulu ya. Kayanya udah telat banget"

"Bilang mama terimakasih ya. Jangan ngebut-ngebut Ay."

"Iya, duluan ya tan"

Aysel pun kembali memacu gasnya menuju kesekolah. Ia mulai merasakan tangannya yang membeku karena menerpa dinginnya angin pagi. Ya Aysel agak mengebut pagi ini dan ia lupa membawa sarung tangannya.

It's a perfect day!. Rutuknya dalam hati

Setelah sampai disekolah ia pun memakirkan motornya dan langsung berlari kegedung sekolah. Aysel pun berlari tanpa menghiraukan tatapan orang-orang disekitarnya.

Saat ia ingin menaiki tangga. Aysel pun terjungkal dan terjatuh, akibat menabrak bahu seseorang. Akibatnya orang tersebut pun terjatuh dari tangga dan meringis kesakitan disamping Aysel.

"Duh! Jalan itu liat-liat dong! Main tabrak-tabrak aja!" Katanya dengan nada yang tidak biasa.

"Maaf, maaf banget gue tadi telat." Sedetik kemudian Aysel melongo seperti sapi ompong.

"Apa lo liat-liat? Seneng liat gua kesakitan?!"

"Aidan..?"

"Lo tau nama gue? Anak baru?"

Aysel pun seketika memeluk Aidan. Ia mengeratkan lengannya dileher Aidan.

"Eh gila! Apa-apaan lo. Kalau mau mesum jangan disini. Eh lepasin!"

Akhirnya Aysel pun melepaskan pelukannya.

"Gila lo! Kalau ada yang liat gimana! Dasar gajelas"

Aidan pun pergi meninggalkan Aysel yang tengah terduduk dilantai akibat terjatuh tadi.
Aysel kembali mengingat kejadian tadi. Bodoh memang, Aysel seketika memeluk Aidan. Namun itu hanyalah sebuah Refleks karena ia benar-benar merindukannya. Ia bisa mencium wangi parfum Aidan yang maskulin. Namun satu yang ia ketahui, kebenaran yang baru ia lihat sendiri. Bahwa Aidan sama sekali tak mengenalinya. Dan yang paking mencolok adalah. Aidan merupakan cowok yang sedikit kasar. Ia sudah berubah, bukan lagi Aidan yang ia kenal.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang