Part 11

4.3K 248 8
                                    

Musim panas tiba. Musim yang sangat dinanti-nantikan oleh Ino dan kawan-kawannya.

Sebab mereka akan berlibur di villa keluarganya Sai, sesuai kesepakatan bersama antara Sakura dan Ino beberapa bulan yang lalu.

Dan menurut prakira cuaca, malam nanti akan dihiasi bintang-bintang di langit. Inilah momen yang tepat untuk Sakura dan Naruto bisa berbaikan kembali.

Ya, semenjak kejadian itu... Naruto selalu menghindari Sakura. Dia tidak mau berbicara bahkan melihatnya sedikit pun.

Sakura hanya bisa bersabar dan tersenyum saja mendapat perlakuan seperti itu dari Naruto. Sebab, memang tak ada yang lain yang bisa dilakukannya. Selain menangis, dan berharap.

"Semoga momen ini dapat memperbaiki hubungan kalian, ya..." kata Ino sambil menepuk bahu Sakura yang sedang meletakkan kopernya di dalam mobil.

Sakura mengangguk pelan dan tersenyum. Dia tidak mau terlihat sedih. Walau sebenarnya hatinya hancur. Ino pun memeluk Sakura sekejap, lalu berjalan menghampiri Sai yang tengah memeriksa mesin mobilnya.

.
.

"Ada yang bisa aku bantu, Nona?"

Sakura langsung menoleh setelah mendengar suara seseorang yang tak asing baginya.

"Maaf aku tidak butuh." jawab Sakura pura-pura ketus.

"Memangnya kau kuat mengangkat kopermu itu?"

"Tentu saja. Nih aku buktikan padamu."

Sakura mengangkat kopernya yang berat. Wajahnya meringis keberatan dengan beban yang dibawanya.

Sasuke hanya tertawa melihat tingkah konyol Sakura. Entah mengapa, sedikit hiburan sebelum berangkat itu baik.

"Mengapa hanya tertawa?! Kau senang ya melihat tulangku retak?!" tanya Sakura kesal. Dia menyilangkan tangannya dan menggembungkan pipinya.

Sasuke berhenti tertawa dan menatap wajah Sakura yang sedang menggembungkan pipi. Sakura terlihat seperti anak-anak.

Spontan wajah Sasuke pun memerah seperti tomat rebus. Dia juga menutupi wajahnya dengan satu tangan.

"Kau kenapa, Sasuke?" tanya Sakura penasaran. Mungkin bisa dibilang... Tidak peka.

"T-tidak... Tidak ada..." jawab Sasuke gugup. Dia membuang muka untuk menutupi wajahnya yang masih memerah.

Namun, entah mengapa sikap aneh Sasuke dapat membuat luka di hati Sakura terkikis walau hanya sedikit. Dia merasa tenang dan bahagia bersama lelaki yang baru dia kenal beberapa bulan yang lalu.

"Semoga liburan kita menyenangkan, ya." kata Sasuke sambil mengelus pucuk kepala Sakura.

Sasuke berusaha menahan ekspresi wajahnya di depan Sakura. Walau dia tahu, kini jantungnya tengah berdetak cepat setiap kali dia membayangkan wajah Sakura tadi.

Perlahan tapi pasti, wajah Sakura pun merona merah. Sakura cukup terkejut mendapat perlakuan lembut dari Sasuke.

Perlakuan yang belum tentu dia dapatkan dari kekasihnya sendiri. Naruto.

"Terima kasih, Sasuke..." bisik Sakura lembut di telinga Sasuke. Membuat wajah Sasuke semakin memerah. Dia tak menyangka, Sakura akan melakukan itu kepadanya.

"Terlalu alami untuk ditebak. Sakura, kau benar-benar membuat hatiku senang..." batin Sasuke sambil tersenyum kepada Sakura yang kini tengah berlalu membantu Tenten membawa kopernya.

.
.
.

Setelah semua barang masuk ke dalam mobil, mereka pun dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan letak koper dan tas yang diletakkan di dalam bagasi mobil tadi.

Sakura Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang