Chapter 14

375 35 9
                                    

Hai, disini ada unsur yang gak sesuai sama yang dibawah umur. Jadi mohon maaf dan yang penting tau diri dan batasan, thankyou :)

▲▼▲▼▲

Halla's POV

Pagi dengan salju yang pertama kali turun di langit Korea bulan Desember. Aku berdiri di jendela yang memperlihatkanku pada taman yang sedikit berubah menjadi putih. Aaahh rasanya senang sekali mengingat sebentar lagi tahun akan berganti.

"Jungshik-ah! Lihat! Salju turun!" Seruku pada Jungshik yang terduduk di samping Jungkook di meja makan. Jubgshik menghampiriku namun mataku masih terpaku disana. Aku menatapnya sebentar, namun tiba-tiba matanya melihat kearahku. Sedetik kemudian, matanya kembali kearah rotinya.

Entahlah kesenangan ini terasa agak hampa. Ini adalah hari ketiga Jungkook mengacuhkanku. Setiap kami bertemu, dia seperti tidak pernah menganggapku ada. Apa kedatanganku disini adalah sebuah masalah baginya? Atau karena aku memergokinya saat dia mengigau Ailee?

Aku selalu ingin tertawa jika mengingatnya lagi.

Ah molla. Yang penting hari ini aku akan pergi sekolah. Akhirnya setelah sekian lama aku bosan di rumah, aku kembali ke sekolah. Aku tidak sabar untuk bertemu dengan Taehyung, Yujin, dan Jin sunbae.

Dan Jane, mungkin?

"Aku sudah selesai. Aku pergi." Ujar Jungkook setelah memakai jaket hitam tebalnya.

"Hey tunggu dulu! Bagaimana dengan Halla?" Cegat eomma. Aku menoleh padanya. Dia melirikku sesaat.

Aku tidak mau menambah masalah. Aku takut dia akan lebih menganggapku tidak ada jika aku berangkat bersamanya. "Gwenchana, Eomma. Aku bisa pergi sendiri pakai bus."

"Dengar kan, Eomma? Dia bisa sendiri. Dia bukan anak kecil," ketus Jungkook. Jujur, aku merasa ada puluhan ton batu yang menimpa diriku. Membuat nafasku menjadi sesak karena perkataannya.

"Aku pergi."

Dan Jungkook benar-benar pergi meninggalkan ruang makan. Kudengar sayup-sayup suara motornya yang melesat keluar dari garasi rumah.

"Tidak sopan sekali dia! Mianhae, Halla-ya. Akhir-akhir ini Jungkook memang terlihat aneh." Ujar appa. Aku membalasnya dengan senyuman.

"Maafkan Jungkook, ya. Aku akan menjitaknya kalau dia sudah pulang nanti. Lebih baik kau berangkat sekarang sebelum bus meninggalkanmu."

"Ne eomma." Kataku lalu memakai jaket tebal musim dingin milikku. Lalu aku bergegas keluar rumah.

Diluar udaranya terasa lebih dingin dari yang kukira. Walaupun aku sudah bisa berjalan normal, tetap saja aku harus berhati-hati melangkah diatas tanah yang licin. Beruntunglah salju yang turun sudah tidak terlalu banyak.

Setelah berjalan melewati taman yang besar, akhirnya aku dapat mencapai pintu pagar rumah ini. Saat kututup kembali, langkahku terhenti melihat seseorang berhelm sedang bersandar di motornya.

"Jungkook? Kenapa masih disini?" tanyaku. Dia masih disini. Namun dia tidak menjawab. Ia menaiki motornya dan menyalakan mesinnya. Mungkin dia akan pergi sekarang. Dasar orang aneh.

"Naik."

Apa? Apa aku tidak salah dengar? Dia menyuruhku menaiki motornya?

"Kenapa diam? Ayo naik!" Nadanya meninggi. Akhirnya aku menurutinya. Aku takut dia akan semakin mengacuhkanku nanti.

Sialnya, aku kesusahan menaiki motor besar Jungkook. Dengan kaki yang belum bertenaga 100%, akhirnya aku terpeleset. Aku memejamkan mataku bersiap-siap menerima benturan apapun yang akan kudapat pada aspal dingin ini.

Fated To Be With You (Halla & Jungkook) - [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang