Chapter 18

198 34 1
                                    

Dengan mengamati pantulan dirinya saat ini, Halla tersenyum simpul meskipun setiap ia menarik bibirnya terasa perih. Halla kemudian mengambil sebatang lipbalm rasa blueberry lalu memolesnya pada kedua belah bibirnya. Setelah memastikan segalanya telah rapi, ia kembali tersenyum.

Halla menyadari sesuatu yang tidak boleh terlewat. Ia mendekatkan dirinya pada cermin besar itu, lalu mengamati lehernya dengan seksama. Tanda sialan itu belum hilang sempurna.

Setelah merekatkan plester berwarna kulit pada leher ternodanya itu, ia melangkah keluar kamar lalu menuruni tangga spiral dan duduk di meja makan. Setelah menyapa seluruh anggota keluarga barunya itu, ada satu hal yang ia lewatkan.

"Dimana Jungkook?" Tanya Halla saat Hyeri sedang mengoleskan selai cokelat pada roti milik Halla.

Bukannya menjawab, Hyeri malah memekik keras melihat Halla yang telah rapi dengan seragam musim dinginnya. Wajahnya tak lagi terlihat pucat berkat polesan tipis wajahnya. "Kau baik-baik saja?"

Halla mengangguk mantap, lalu duduk di sebelah Jungshik. Halla mengelus rambut jamurnya sebentar lalu menatap roti isi selai cokelat di hadapannya. "Dimana Jungkook?"

Jonghyun menutup korannya lalu menyeruput kopi hitamnya. "Jungkook sudah berangkat duluan. Dia bilang ingin menjemput temannya. Kau biar ku antar, ya?"

"Tidak usah, Appa," Halla menggeleng keras. "Aku bisa naik bus. Jangan khawatirkan aku."

"Halla-ya. Kau baru saja sembuh, tidak mungkin tubuhmu langsung seratus persen sehat. Biarlah kuantar," ujar Jonghyun. Namun Halla tetap menolaknya.

Halla pikir tidak seharusnya mereka terlalu memperhatikan Halla sejauh ini. Mereka juga harus memperhatikan Jungkook yang sama sakitnya dengannya. Bahkan Halla curiga kedua orangtua barunya ini tidak tahu ada perban di tangan kanan Jungkook.

"Aku sudah selesai. Terimakasih sarapannya! Aku pergi dulu!" Pamit Halla setelah menyantap potongan roti terakhirnya. Ia lalu berjalan menuju halte bus yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahnya bagi pejalan kaki.

Bus belum kunjung datang setelah sepuluh menit lebih lama dari jadwal seharusnya. Halla menggerakkan kakinya cemas akan kesiangan dan hukuman dari ssaem.

Sebuah mobil berwarna abu-abu berhenti setelah melewati halte. Lalu mobil itu mundur kembali hingga posisinya tepat di depan Halla yang sedang berdiri cemas. Jendela mobil itu turun perlahan lalu menampakkan wajah baru namun tidak asing bagi Halla.

"Cepat masuk sebelum terlambat!" Serunya dari dalam.

Tanpa berpikir panjang, Halla langsung memasuki mobil Audi itu. Setelah memasang sabuk pengaman, Halla menyapa orang itu. "Hai Jimin."

"Kau sudah baikan?" Tanya orang yang disebut sebagai Jimin. Halla mengangguk berkata 'ya' lalu ia melirik Jimin yang sedang mengemudi dengan tenangnya.

Memang tenang, namun otaknya terus berpikir kenapa Jimin selalu menolongnya bahkan bersikap sepeti kenal lama dengan Halla. Padahal Halla berani sumpah, ia baru pertama kali bertemu dengan Jimin kemarin pagi. "Terimakasih ya," ujar Halla akhirnya.

"Tidak usah berterimakasih," jawabnya. Matanya masih lurus ke depan memperhatikan jalanan. "Ngomong-ngomong, mulai sekarang kau temanku, ya."

Halla semakin memandang aneh pria super tampan di sampingnya ini. Dia selalu bertingkah mendominasi. Namun Halla mencoba untuk tenang, dan tidak berpikir yang aneh. "Iya."

Setelah itu suasana menjadi canggung. Jimin hanya bisa mempercepat laju mobilnya karena sekitar sepuluh menit lagi bel sekolah akan berbunyi.

"Jimin-ah, boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Halla memecah keheningan.

Fated To Be With You (Halla & Jungkook) - [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang