Chapter 22

243 35 6
                                    

Perjalanan mereka kini telah selesai. Hampir seluruh murid ambruk setelah sampai di salah satu rumah penduduk. Halaman rumah ini mungkin yang terluas di daerah ini. Dan rumah ini akan menjadi tempat tinggal guru selama beberapa hari ke depan.

Para siswa dan siswi kelelahan setelah berjalan sekitar 500 meter dari area parkir. Halla yang kini terduduk di tanah tengah memukul-mukul betis dan juga pahanya yang terasa lebih berat dari biasanya. Baru saja ia merasakan haus, sebuah botol minum muncul di hadapannya. Tidak pelu berpikir lama, Halla langsung mengambilnya dan menenggaknya hingga setengah botol, lalu mengembalikannya. "Gomawo, Jimin-ah."

Jimin tersenyum lalu mendudukkan bokongnya di samping Halla. Namun Halla tidak menyadari keberadaannya, karena mata dan kepalanya sibuk mencari seseorang. Siapa lagi jika bukan Jungkook?

"Aku disini," ujarnya membuat Halla tersentak, sekaligus malu. Perkataan itu seolah menjawab pertanyaan dari otaknya. Jimin memutar bola matanya malas saat melihat seseorang yang sedang terlentang di belakangnya.

"Memangnya siapa yang mencarimu?" Tanya Halla tanpa menoleh padanya sedikit pun.

"Jelas kau," balas Jungkook. "Semua orang berada di depanmu dan kau masih mencari-cari."

Lalu Halla hanya bisa diam. Untungnya saat itu Park Ssaem langsung berkata bahwa mereka harus mencari rumah penduduk yang akan mereka tinggali untuk beberapa hari kedepan. Jungkook lalu membuka buku petunjuk super lengkapnya lalu mulai mencari gambar rumah yang dibawahnya tertera namanya. Buku yang praktis.

Ternyata rumah tinggalnya-dan juga para lelaki-adalah rumah penduduk yang terletak di paling ujung dan langsung menghadap dataran yang lebih rendah, dan pantai pun dapat terlihat dari sana. Jungkook, Hoseok, dan Jooheon yang notabenenya sebagai teman sekamar di rumah itu berjalan terlebih dahulu. Lalu disusul dengan Jimin, Yunho, dan Jongin.

Lalu para siswi yaitu Halla, Umji, Somi, dan Bona berada di rumah penduduk yang berselang dua rumah dengan rumah yang ditinggali para siswa lelaki. Tiga rumah yang mereka tinggali tidak terlalu berjarak jauh.

Para siswa disambut baik oleh pemilik rumah. Contohnya pemilik rumah yang ditinggali oleh siswa perempuan. Mereka adalah sepasang orang tua berusia senja. Mereka bisa melihat sang kakek dengan giginya yang telah hilang beberapa tersenyum dengan sangat lebar. Sama halnya dengan istrinya yang berumur lima tahun lebih muda darinya itu. Namun sang nenek ternyata hanya dapat duduk di atas kursi roda reyot dengan kepalanya agak miring ke sebelah kanan. Mereka langsung tahu bahwa nenek itu mengidap strooke.

"Kalian sangat baik. Maafkan aku tidak bisa membalas kebaikan kalian dengan tidur yang nyaman di sini," ujar si kakek masih dengan senyumnya.

"Tidak apa-apa haraboji! Aku bisa tidur dimanapun," ujar Somi dengan senyumnya yang cemerlang.

Bona memutar bola matanya. "Anda menyuruhnya tidur di kandang babimu pun tidak masalah."

"Kau babinya!" Balas Somi. Umji dan Halla dapat langsung tahu kenapa mereka terpilih untuk kegiatan ini.

"Kau-" baru saja tangan Bona akan melayang menuju kepala Somi, Halla dengan cepat menghentikannya.

"Sudahlah jangan bertengkar! Kita ini tamu. Bersikaplah yang sopan," tegur Halla. Bona akhirnya menurunkan tangannya dengan bibir yang dimajukan.

"Sebaiknya kalian meminta maaf," suruh Umji.

"Jeosonghamnida," Somi dan Bona membungkuk pada haraboji. Haraboji hanya tertawa tertawa kecil. "Tak apa. Ini sudah larut dan kalian pasti lelah. Kalian boleh mandi lalu tidur."

Fated To Be With You (Halla & Jungkook) - [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang