Chapter 19

206 35 2
                                    

Author's POV

Bel sekolah berbunyi nyaring tepat saat Halla telah menyimpan tasnya ke atas mejanya. Tak lama kemudian, Kim Ssaem datang dengan postur tegapnya membuat kelas menjadi sunyi. Setelah greeting, Kim Ssaem langsung menyampaikan pengumumannya.

"Disini aku tidak akan banyak bicara dan langsung saja pada intinya," Kim Ssaem membetulkan letak kacamatanya. "Seperti rutinitas yang biasa sekolah kita adakan, kita akan menjalani kegiatan live in. Siswa yang terpilih dari kelas kita dan kelas sebelah akan pergi ke Desa Jangho, Provinsi Gangwon."

Sontak seluruh murid berteriak senang dan juga takut jika tidak terpilih. Desa Jangho merupakan desa terindah di Korea Selatan. Dengan pantai dan sungai berair bening seperti kaca, dan jembatan kayu menjulang di atas sungai tersebut.

Kim Ssaem lalu menggertakkan lima buah kliping, lalu menunjuk siswa yang duduk didepannya untuk membagikannya. "Di dalamnya ada daftar peraturan, peta, jadwal kegiatan, barang-barang yang harus dibawa, dan keterangan lain yang harus diperhatikan. Saya ingatkan, jangan sampai hilang."

Semua murid tampak deg-degan dengan kegiatan sekolah yang dijalankan selama empat hari ini. Karena para guru memilih lima anak yang menarik perhatian. Baik itu anak terpintar, teraktif, ternakal, ataupun yang paling pendiam. Banyak murid yang berseru kecewa saat dirinya dilewati oleh siswa yang bertugas membagi.

Namun hampir seluruh murid berbisik pada kanan kirinya saat melihat Jimin mendapatkan kliping itu. Bukannya apa, tapi guru-guru pasti akan memilih murid yang telah mereka kenali dengan baik. Bahkan dari kalangan alumni pun tidak pernah ada sejarah murid baru mengikuti kegiatan live in. Sedangkan Jimin baru saja memperkenalkan dirinya dua hari yang lalu. Tidakkah itu cukup aneh? Padahal anak populer kerena rupanya yang menawan tidak termasuk kriteria para guru.

Keanehan lainnya adalah ada lima anak yang mendapat kliping tersebut. Biasanya yang menjadi perwakilan tiap kelas hanya tiga orang. Sontak kelas menjadi ribut didominasi oleh orang yang protes. "Ssaem! Kenapa ada lima orang? Dan kenapa murid baru bisa ikut? Apa itu adil?!" Seru Hanbin.

Kim Ssaem tampak melirik ke arah Jimin dengan cepat, lalu kembali menatap Hanbin. "Memangnya kenapa? Kelas sebelah juga bertambah menjadi lima orang dan totalnya menjadi sepuluh orang. Ada apa dengan murid baru? Selama dua hari ini Jimin memenuhi kriteria para guru."


Alis Halla bertaut. Kenapa Jimin menerima kliping itu, dan kenapa dirinya juga mendapat kliping berwarna hijau itu? Halla masih termangu, benar-benar kehilangan akal kenapa dirinya bisa terpilih sedangkan Halla tidak memiliki kriteria apapun yang diperlukan guru.

Halla sempat berpikir bahwa ini karena para guru masih penasaran dengan Halla yang selamat dari kecelakaan maut sehingga Halla bisa tahan tinggal di desa sana. Tapi apa semua itu masuk akal?

"Ssaem," panggil Halla seraya mengacungkan tangannya. "Boleh saya tahu siapa guru yang memilih kami?"

Kim Ssaem tampak terkekeh sambil membetulkan letak kacamatanya. "Kami memilih kalian dengan berunding. Dan Jung Ssaem yang memilihmu, Halla," ujarnya santai. Namun mata Halla melotot kaget sembari mengingat-ingat apa kesalahan yang pernah ia lakukan.

"Dan kau juga, Jungkook." Lanjut Kim Ssaem.

Dan barulah Jungkook sadar kenapa ia terpilih. Pasti Jung Ssaem masih memiliki rasa dendam pada Halla dan Jungkook yang selama ini selalu bertengkar. Namun semua pasti tahu, akhir-akhir ini mereka sudah menciptakan suasana damai.

Fated To Be With You (Halla & Jungkook) - [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang