Chapter 23 [B]

290 33 9
                                    

Halla's POV

Aku terus berjalan menuju jalan raya yang berjarak sekitar dua ratus meter dari rumah haraboji. Jimin menyuruhku menemuinya di sebuah minimarket di jalan raya sana. Berkat bantuan beberapa orang yang berlalu lalang, akhirnya aku bisa menyusuri jalan dengan baik.

Keluar dari sebuah gang, aku bernafas lega karena di hadapanku kini adalah jalan raya. Kutengok kanan kiriku, ternyata minimarket itu berada di sebelah kanan, tidak jauh dari gang tempatku berdiri.

Di sana aku melihat mobil berwarna biru terparkir dengan lantangnya di depan minimarket kecil itu. Untuk apa mobil semewah itu datang ke desa seperti ini? Ah aku tidak peduli. Aku mengangkat bahuku, dan lebih fokus mencari Si Jimin yang merepotkan itu.

Dan akhirnya aku menemukannya di dalam minimarket. Melalu jendela, aku melihatnya tengah terduduk bersama dua orang lainnya, yang kuyakin mereka adalah Yunho dan Jongin.

Setelah masuk ke dalam minimarket, Jimin melihatku, lalu tersenyum. "Ada apa?" Tanyaku. Ia hanya menggeleng lalu menarikku keluar dari minimarket ini. Begitu juga dengan kedua temannya.

Sungguh, dia ini kenapa? Perilakunya yang aneh menjadi semakin aneh sekarang. "Ya, berhenti menarikku!" Seruku lalu menepis tangannya yang merangkul bahuku. "Kalau ingin berkata sesuatu cepatlah. Ini sudah malam. Aku harus cepat kembali."

Dan aku bersumpah, kini wajahnya berubah mengerikan. Tidak hanya Jimin, Yunho dan Jongin pun sama. Jimin kembali menarikku, memaksaku untuk masuk ke dalam mobil mewah berwarna biru itu.

Aku akhirnya menurut untuk masuk, karena mungkin Jimin akan memberiku sebuah rahasia atau apapun itu. Tapi nyatanya, Yunho dan Jongin malah mengunci tanganku di jok belakang, dan Jimin melajukan mobilnya. Oh sungguh, ini tidak lucu.

"Ya! Kau mau bawa aku ke mana?!" Seruku, dan terus meronta. Namun tenaga satu perempuan mana cukup dibandingkan dua lelaki kekar ini. "Lepas!"

Namun nihil. Apapun usahaku di dalam mobil ini nihil. Oh, Tuhan. Tolong jangan berikan cobaan padaku seperti ini untuk yang ke dua kalinya. Aku benar-benar takut sekarang. Aku meronta, dan terus berteriak. Hingga Jongin balik berteriak padaku. "Diamlah!"

Aku sedikit menuruti kata-katanya, namun nafasku masih menderu. Kulihat di kaca spion tengah, Jimin tengah menyeringai. Dan kuakui itu menyeramkan. "Biarkanlah dia berteriak sesuka hatinya. Toh, dia tidak akan bisa berteriak lagi nanti."

Tunggu, apa maksudnya?

"Kau bicara apa, Jimin?! Kumohon ini tidak lucu!" Seruku lagi tambah kesal dengan perbuatan mereka. Aku mengangkat kakiku lalu menendang sang pengemudi hingga bisa kurasakan mobil ini agak terugal.

"BUAT DIA PINGSAN!"

Dia berteriak sampai telingaku rasanya ngilu. Lalu setelah itu Yunho mengeluarkan sebuah sapu tangan entah dari mana itu dan menempelkannya di hidungku, dan itu Chlorofom. Aku berusaha untuk tidak menghirupnya untuk beberapa saat, sampai Jongin memukul punggungku sehingga aku menghirupnya. Dan setelah itu semuanya menjadi gelap.

Author's POV

Kini Jungkook tengah melajukan sebuah sepeda motor dengan kecepatan tidak waras. Ia baru saja meminjam sebuah sepeda motor milik seorang warga yang baik hati ingin meminjamkannya dengan jaminan kamera polaroidnya, jam tangannya, dan ponsel milik Umji. Ya, Umji ikut membantu Jungkook untuk mencari Halla.

Sebenarnya Jungkook sudah tahu mobil mewah milik siapa yang Hoseok dan Jooheon bilang. Saat Jungkook membeli kopi tadi, ia sempat mengikuti kemana Jimin, Yunho, dan Jongin pergi. Mereka pergi menelusuri jalan pintas, lalu keluar di sebuah parkiran mobil. Jungkook bisa lihat mereka masuk ke dalam mobil mewah itu, lalu pergi entah kemana. Dan sekarang Jungkook tengah mengikuti arah ponsel Jongin yang GPS-nya menyala.

Fated To Be With You (Halla & Jungkook) - [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang