Blood

1K 124 11
                                    

Nash P.O.V

Sebut aku bodoh,sebut aku ini egois karna aku tidak menghiraukan ancaman Olivia dan malah pergi berkliaran diluar sini sendirian. Tapi aku yakin itu hanya sebuah ancaman,ia tidak mungkin benar benar melakukannya.

Lagipula aku hanya ingin berjalan jalan saja,apa yang salah?tidak ada yang membunuhku,aku orang normal!mereka tidak akan menculikku  dan membawaku ke sebuah gedung tua lalu membunuhku disana seperti kebanyakan cerita horror.

Aku masuk kesebuah restoran sederhana di pinggir jalan untuk menghangkatkan diri dan memesan makanan tentu saja. Seorang pelayan menghampiriku dan menyuguhkanku buku pilihan menu di restoran ini. Dia memandangiku dengan tatapan yang sangat tidak ramah ketika aku menyebutkan pesananku. Tiba tiba saja dia menanyakan namaku,untuk apa? "Nash Grier" ucapku kemudian "nice"ucapnya sambil berlalu pergi dari hadapanku,dia aneh sekali.

Aku melihat sekelilingku,restoran ini tampak sepi,hanya ada beberapa pengunjung disini. Satu hal yang menarik perhatianku adalah dua orang pelayan disudut ruangan yang sedari tadi terus memandangiku dan terlihat sedang merencanakan sesuatu.

Di saat yang sama, pesananku datang. Pelayan itu masih memandangiku dengan cara yang sama-tatapan membunuh-. "Kau tahu tuan, mungkin sebaiknya kau tidak keluar dari rumahmu saat ini"ucapnya memperingatkanku "kau dalam bahaya,tuan Grier"tambahnya lalu beranjak pergi dari hadapanku.

Siapa yang peduli?bahkan jika aku terbunuh,itu bukan urusannya dan dia tidak akan dipenjara karna aku keluar dari rumahku saat ini. Sepertinya pelayan itu hanya kelelahan sehingga dia berbicara seperti itu.

Aku menyantap makananku tanpa memperdulikan pelayan itu,tapi tiba tiba ponselku berbunyi dan menampilkan sebuah nomor yang tidak aku kenal,aku menjawab panggilan itu dan terdengar sebuah suara,orang itu berkata "hidupmu akan segera berakhir,Hamilton Nash Grier"lalu dia memutuskan sambungannya.

Aneh,siapa dia?Mengapa semua orang terus mengancamku?Apa salahku?Aku bahkan tidak mengenal orang itu. Aku tidak peduli dan melanjutkan melahap makanan dihadapanku ini.

Setelah aku selesai,aku berjalan kearah kasir untuk membayar pesananku. Didepanku berdiri seorang laki laki yang lebih tinggi dariku,dia sedang mengobrol dengan seseorang yang ada di belakang meja kasir sambil terus tersenyum licik. Awalnya aku mengira dia akan membayar,tapi ternyata dia hanya ingin mengobrol dengan orang yang berada di belakang meja kasir "permisi tuan,sepertinya kau menghalangiku,aku ingin membayar pesananku"ucapku sopan,dia memandangiku seperti dengan sangat teliti sebelum akhirnya dia mundur dan memberiku jalan untuk membayar.

Aku menyerahkan beberapa lembar uang kepada kasir untuk membayar semua pesananku,ketika aku ingin memasukan kembalian kedalam dompetku,aku melihat darah segar mengalir ditanganku. Aneh,bagaimana bisa berdarah?Bahkan aku tidak melihat seseorang memegang benda tajam, apa mungkin laki laki tadi?

Aku menghiraukan darah ditanganku dan malah berjalan keluar dari restauran ini,sepertinya aku sudah sedikit percaya akan terror itu,terror itu sudah terbukti,mereka hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk membunuhku.

Akhirnya,aku memutuskan kembali kerumahku sebelum sesuatu yang besar benar benar datang dan membuatku kehilangan nyawaku. Firasatku benar, didepan rumahku terparkir mobil sedan putih milik Jacob, aku masih terus berjalan menuju rumahku dengan tergesa gesa.

Satu langkah lagi aku tiba di rumahku, aku akan selamat. Tapi semuanya tidak seperti perkiraanku,seseorang menarik tanganku kasar lalu menggesekan sebuah pisau di pipi kananku sehingga membuat pipi kananku berdarah,aku terus berteriak berharap Hayes akan keluar bersama yang lainnya lalu membawaku pergi dari orang ini "percuma saja,mereka tidak akan menolongmu,hamilton! Mereka pergi"ucap orang yang menyeretku ini.

Dia membawaku kedalam mobil nya lalu membuka penutup kepalanya "Jacob?mau apa kau?" "I think you already know what I want Hamilton!"jawabnya tersenyum menyeringai "katakan apa maumu!"ucapku berteriak "kecilkan suaramu!"perintahnya sambil menyalakan mesin mobilnya "KATAKAN APA MAUMU JACOB!LEPASKAN AKU!!!!"ucapku "your eyes"ucapnya "then,take it tapi tolong lepaskan aku"aku terus memohon kepadanya.

"Aku tidak bodoh,Hamilton!mata birumu itu tidak ada harganya!aku ingin Katherine ku kembali"ucapnya "she's mine"ucapku "kau merebutnya dariku,Hamilton"dia tertawa kecil

"Dia sudah pergi"ucapku "SEMUA ITU KARNAMU!!KAU HARUS MEMBAYARNYA!!KEMBALIKAN KATHERINE KU"ucap nya dengan sangat emosi "kau yang membunuhnya Jacob,kau lupa?kau yang menembaknya!"ucapku "SEHARUSNYA AKU MENEMBAKMU,HAMILTON!!"ucapnya masih emosi.

"Apa yang kau mau,Jacob?!"tanyaku mulai emosi "Miranda,aku mau dia mati"ucapnya santai. Tidak!!tidak ada yang boleh membunuh ataupun menyentuh Miranda! Dia gadis baik! "Tidak!kau tidak bisa membunuhnya"ucapku "Mencoba menjadi pahlawan,hmm?"ucap Jacob "kau boleh meminta apapun dariku tapi tidak dengan Miranda!"ucapku "kenapa?kau mencintainya?sayangnya dia harus mati"ucap Jacob tersenyum licik.

"Kenapa harus dia?"tanyaku frustasi "kau mengambil Katherine dariku,jadi aku mengambil Miranda darimu,adil bukan?"ucapnya "jangan dia!bunuh saja aku"ucapku "oh bagus sekali kau,dia kekasihmu?bukan!!"ucap Jacob yang membuat hatiku sakit. Aku tahu Miranda bukan kekasihku,tapi dia tidak boleh mengambilnya,aku mencintai Miranda.

"Kenapa kau diam,Hamilton?" "Jangan bunuh dia Jacob,aku mohon?"ucapku memohon kepada Jacob "aku terharu melihatmu Hamilton" "tapi sayangnya,Aku sudah membawanya pergi dan Olivia sedang mengurusnya"ucap Jacob yang membuatku terkejut "hentikan itu!aku mohon!!!lagipula Olivia itu kakaknya Miranda,mengapa dia tega sekali?"ucapku "Olivia bukan kakak kandung Miranda" ucap Jacob "maksudmu?" "Kau akan tahu nanti,Hamilton!yang jelas Miranda akan mati cepat atau lambat"

Haii maaf baru bisa update lagi:)) lagi gaada mood because gabisa nonton 5sos di Jakarta*abaikan curhatan murahan ini guys:')))))
Bonus foto cogan di mulmed :D
Jangan lupa vote&comment :)

Secret.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang