"Makasih banget, Van. Gue ga tau harus gimana kalau ga ada elo" Ujar Karine tulus. Ia sudah sampai di hotel yang sangat mewah baginya. Matanya menatap pemandangan gedung gedung tinggi dan kota yang sibuk di London melalui kaca bening. Salju masih turun dengan lebatnya. Membuat Karine yang tidak pernah sedingin ini menggigil. Berhubung tadi mereka benar-benar berangkat pukul 7 pagi. Setelah penerbangan pesawat dan perjalanan menuju hotel ini, sekarang sudah pasti pukul 12 malam di Indonesia. Yang berarti pukul 5 sore di London. Mengingat perbedaan waktu mereka sekitar 7 jam.
"Gue ga kenapa-kenapa. Bawel amat ya lo" Ujar Karine terkekeh. Ia sudah mengatakan ini tiga kali sejak ia menghubungi Evan. Lelaki itu terus menghawatirkannya.
Suara ketukan pintu mengusik pendengaran Karine. Ia berjalan menuju pintu tanpa memutuskan sambungan teleponnya. Adrick berdiri dengan pakaian casual. Sweater bergaris putih biru dan celana hangat berwarna hitam. Untuk pertama kalinya Karine melihat Adrick memakai pakaian sesantai ini. Kebingungan menyusup ke dalam benak Karine. Di cuaca sedingin ini kenapa dia malah memakai pakaian seperti itu. Meskipun hangat, tetapi tidak akan cukup bagi Karine.
"Ah-Iya gue masih disini" Jawab Karine saat Evan memanggilnya dari sana saat ia tidak mendengarkan jawaban dari Karine. Ia berbalik setelah memberi tanda pada Adrick bahwa ia hanya sebentar.
Panggilan terputus saat Karine memutuskan tidak ingin membuat waktu Evan terganggu. Saat selesai, Adrick masih di sana menunggu. Dengan senyuman tipis Karine bertanya pada Adrick apa yang ia butuhkan. Tentu saja ia bertanya demikian. Adrick tidak akan mengunjunginya hanya untuk melihat keadaannya.
Ia mengangkat kantong yang terbuat dari kertas berwarna hitam yang bergambar sebuah logo. Sepertinya salah satu merek terkenal di London. Menyerahkannya pada Karine yang bingung menatap kantong itu.
"Pakaian hangat. Aku meminta Will untuk membelikannya" Ujarnya saat Karine menerima benda tersebut. "Will?" "Ya. Asisten pribadiku" Oh, babysister. Pikir Karine meledek bosnya.
Adrick menatapku geram. "Bukan seperti yang kau pikirkan. Cepat ganti pakaian itu lalu temui aku di luar" Ujarnya lalu berjalan pergi. Karine mengeluarkan pakaian hangat yang ada beberapa pasang itu. Ada dua pakaian santai, tiga pasang pakaian formal dan sendal hangat untuk di hotel. Semua terlihat hangat dan mahal.
Karena melihat Adrick yang memakai pakaian santai. Karine pun mengikutinya. Tidak lucu kan jika dia memakai pakaian formal sedangkan bosnya memakai pakaian sesantai itu.
Tepat setelah Karine menutup pintu hotelnya. Ujung matanya menangkap Adrick sedang berbicara dengan seorang wanita. Pakaian wanita itu cukup minim baginya. Mungkin karena di sini adalah London, jadi sudah biasa. Karine tetap berusaha untuk menatapnya sopan saat menghampiri mereka berdua yang sedang asik berbicara.
Dari dekat dapat dilihat bahwa wanita itu sepertinya keturunan orang Indonesia. "Aku akan meneleponmu, nanti" Ujar wanita itu saat Karine sudah ada bersama Karine. "Perkenalkan, Karine Gavidson" Ujarnya yang membuat kedua wanita itu terpaku menatap Adrick. Karine benar benar bingung sekarang. Apa maksud dari pria itu.
"Oh. Apakah dia adikmu?" Tanya wanita itu menyembunyikan kekecewaannya. Karine dapat melihat semua itu. "Dia akan menjadi calon istriku, Van" "Kau-" Ucapan Karine terpotong saat Vanny langsung pamit undur diri dan meninggalkan mereka.
"Sebenarnya apa maksudmu, Son?" Tanya Karine frustasi. "Apa?" Tanya berpura-pura tidak tahu. "Aku hanya ingin mengusir wanita itu" Ujarnya santai. "Kau membuatku bingung" Adrick menghembuskan napasnya berat sebelum melanjutkan "Dia mengangguku. Aku meminta bantuanmu untuk mengusirnya pergi" "Kau memaksa bukan meminta" Ujar Karine ketus.
"Jangan tidak sopan pada bosmu, Rine" Tegurnya tapi masih dengan senyuman di bibirnya. Karine hanya memutar matanya malas. "Kau menyakitinya. Kau tahu?" "Lebih baik jika aku menyakitinya sekarang. Daripada keadaan yang berlarut-larut" Ujarnya sambil mengiring Karine berjalan di sampingnya. Dalam hati, sebenarnya Karine membenarkan tindakan Adrick. Keadaan yang berlarut-larut tidak akan baik untuk ke depannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unlock My Heart
RomanceDari kejauhan, aku menyiratkan pertanyaan "Ada apa?" melalui pandanganku yang dingin saat pandangan kami bertemu. "Untuk apa kau melihatku?" Tanpa suara ia membalas tatapanku dengan tatapannya tajam, seakan ingin memakanku hidup hidup. Aku memutarka...