[Empat]

5K 237 1
                                    

"Mohon maaf" Ujar Karine pada salah satu orang yang melewati mereka. Kini ia dan Adrick sedang membopong Any. Bahu Karine membopong tangan kiri Any, dan Adrick sebaliknya. Kaki Any terseok Seok karena ia tidak dapat berjalan dengan baik. Membuat perjalanan kami ke apartemennya semakin sulit.

Sambil menunduk meminta maaf pada satu laki laki yang menatap Adrick kesal karena ia menabrak laki laki tak dikenal itu. Tetapi yang dilakukan Adrick bukannya minta maaf, malah memarahinya balik membuat Karine yang meminta maaf pada laki laki itu.

"Benar benar merepotkan, aku harus memotong gajinya" Gumam Adrick saat kita masuk ke dalam lift yang sepi karena memang sudah subuh.

Karine menatap horor Any yang tiba tiba tertawa dan menangis sendiri. Ayolah, ini masih subuh dan dia malah bertingkah aneh. Semoga ini efek dari mabuknya dan bukan karena hal hal gaib seperti dipikirannya.

"Tidak ada hantu di dunia ini. Jangan terlalu polos" Ujar Adrick saat dentingan lift berbunyi tanda kita sudah sampai. Karine menghembuskan napasnya, bingung mengapa Adrick seperti bisa membaca pikiran dan tatapan darinya. Bedanya, ia hanya bisa membaca tatapan Adrick, tidak dengan pikirannya.

Jika kau bisa baca pikiran orang lain, kau sudah kaya, Karine bodoh! Makinya dalam hati.

"Aku tidak membaca pikiranmu. Wajahmu yang mengungkapkan semuanya" Ujarnya sedikit kesal pada Karine yang melongo memandangnya.

"Hentikan wajah jelekmu. Cepat. Aku ingin selesaikan semua kerepotan ini" Karine yang melongo langsung mempercepat langkahnya menuju apartemen Any.

Adrick menghembuskan napasnya lega setelah menutup pintu apartemen Any dari luar. Suara langkah kaki mengisi kekosongan di sekitar mereka. Karine diam tanpa kata, bukan karena Adrick yang menyebalkan. Hanya terlalu lelah dengan hari ini. Ia ingin cepat cepat menghempaskan tubuhnya di atas kasur yang empuk dan berguling guling di atasnya.

Langkahnya terhenti saat Adrick sudah ada di belakangnya sedang menelepon seseorang. Sekarang mereka sudah di lantai dasar dan bersiap menuju ke parkiran mobil. Diam diam Karine mulai menilai orang yang sudah menjadi bosnya ini. Meskipun gelap, ia tetap dapat melihatnya karena jarak mereka tidak terlalu jauh. Tubuhnya tegap, kumis kumis tipis tumbuh di rahangnya menambah kesan maskulin, hidungnya mancung, kulit punggung tangannya sedikit gelap, matanya tegas dan tajam membuat Karine teringat tatapannya yang beberapa kali membuat Karine takut. Takut ia akan menguak seluruh rahasianya melalui tatapannya yang dalam.

Karine tidak tahu mengenai kepribadiannya. Menurutnya Adrick adalah orang yang sangat tegas, disiplin dan bossy. Ia suka mengatur, setidaknya hal itu sangat jelas setiap ia melakukan suatu hal. Setidaknya ia tidak jahat karena masih mau membantu Any untuk pulang ke rumahnya dengan selamat, meskipun terpaksa.

Any bukanlah orang yang jahat, ia hanya menyebalkan dan genit pada atasannya. Terutama Denand. Hal itu membuat Karine sedikit menjaga jaraknya. Ia ingat saat Any pernah membelanya karena Karine dituduh melakukan hal yang tidak masuk akal dulu. Untung saja masalah itu selesai dengan baik. Karine menepis pikirannya dengan menggeleng pelan.

"Berhenti menggelengkan kepalamu. Cepat aku antar kau pulang. Aku masih ada urusan" Ujarnya dingin berlalu melewati Karine sambil memasukkan tangan kanan ke saku celananya.

"Aku bisa pulang sendiri. Kau bisa urus urusanmu" Ujar Karine mantap. Padahal sebenarnya keraguan menyelimuti dirinya. Saat subuh seperti ini ia harus mencari kendaraan apa. Adrick menatapnya menyelidik, membuat Karine membuang pandangannya. "Kau yakin?" Tanyanya ragu. Ia mengangguk tanpa menjawabnya.

"Ya sudah. Aku duluan" Ujarnya lalu berbalik berjalan pergi. Karine menghembuskan napas dan melangkahkan kakinya ke arah berlawanan dari Adrick. Jadilah mereka saling memunggungi.

Unlock My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang