Hai Diary, namaku Anna.
Seperti biasa pagi tadi tetap seperti kemarin. Menyaksikan adegan kedua orang tuaku dengan wajah datar dan berangkat ke sekolah bersama seorang wanita yang tak bosan menawarkan, Tinggal sama Bibi saja ya, An.Jawabanku tetap sama. Karena kedua mata itu tetap memancarkan suatu kepedihan yang mendalam.
Ah, hari ini unik. Ada seorang guru berceloteh mengenai kasih sayang. Guru itu menatapku sinis dan berkata dengan nada merendahkan. Apa kau menyayangi kedua orang tuamu, An?
Aku hanya menjawab, Aku membenci dan menyayangi mereka.
Ngomong-ngomong satu kota ini sangat tahu, bahwa aku adalah anak gadis yang memiliki latar belakang keluarga yang tidak baik. Itulah alasan aku menulis diary setiap malamnya, karena reputasi itu, tidak ada yang mau menjadi temanku di sekolah.
Apa menyayangi orang tua itu tindakan bodoh?
Ah, dan aku masih merada diamati sampai saat ini, dan rasanya bertambah nyata, rasanya ada sepasang mata tak kasat mata yang memandangku. Ah, aku lelah.
Tertanda,Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kindness Diary {Blanc}
Short StoryRangkaian kata demi kata dicurahkan dalam bentuk tulisan. Mengungkapkan cerita tentang benang merah yang tak seharusnya terhubung diantara mereka berdua. Ini adalah sebuah catatan yang mengisahkan hari demi hari seorang manusia yang memiliki impian...