Anna meringkuk di pojok kamarnya. Pandangannya yang buram dan kepalanya yang terasa semakin berat meyiksanya.
Apa aku akan mati? tanya batinnya berulang kali.
Anna memandang ke jendela di luar sana, langit biru menyapanya, burung-burung berkicau merdu seolah menyambutnya, semilir angina berhembus menenangkannya. Tapi Anna tidak mau itu semua, ia hanya mau melihat Dita lagi.
Pandangannya memang buram, namun ia tetap terkejut dan bisa melihat sosok dihadapannya dengan jelas.
"Di ... ta?"
Senyuman Anna mengembang kala melihatnya, ia segera berlari dan memeluk Dita.
"Terima kasih, kau kembali," ujar Anna lirih. Ia melepaskan pelukannya dan tersenyum.
Anna terkejut kala melihat air mata Dita yang mengalir, tangannya terangkat, mengusap air matanya. "Kenapa Dita menangis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kindness Diary {Blanc}
Short StoryRangkaian kata demi kata dicurahkan dalam bentuk tulisan. Mengungkapkan cerita tentang benang merah yang tak seharusnya terhubung diantara mereka berdua. Ini adalah sebuah catatan yang mengisahkan hari demi hari seorang manusia yang memiliki impian...