3

100 2 0
                                    

Hari ini hari pertama masuk sekolah, setelah 2 minggu libur semester 1. Pun juga hari pertama dimana Qeena menjalani hari-hari tanpa kehadiran Vando disamping nya.
.
.
.
.

*Flashback

Dering ponsel berbunyi setiap hari, setiap jam 6 pagi (kecuali hari libur). Seperti alarm yang tak perlu di setting sebelum tidur.
"QEENAAAAAAAA BAAANGGGUUUNNN" suara lelaki di sebrang sana melalui sambungan telpon

"BUSET BANG GAUSAH TERIAK. iya ini aku udah bangun kok" sahut Qeena

"Sana mandi, setengah 7 aku kerumah kamu" perintah lelaki tersebut.

"Bawel lo ah"

Sambungan telpon itu terputus, setelah Qeena memutuskan nya secara sepihak. Dia langsung bergegas mandi dan kemudian turun ke bawah untuk sarapan.

Lalu, sekarang siapa yang menjadi alarm otomatis untuk Qeena? Tidak ada. Alarm nya kini hanya jam beker yang dia setting sebelum tidut.

  ***
Setelah selesai merapihkan diri, Qeena turun ke bawah untuk sekedar sarapan bersama keluarga nya. Ayah, Mamah, Bang Farez, dan Kak Kia.

"Bang anterin gue sekolah ya.. " Pinta Qeena kepada bang Farez.

"Jadi, lo udah gapunya gojek langganan lagi nih ceritanya? Uuu kasiaaannn. Gojek ganteng yang setia nemenin lo 3 taun sekarang diambil orang? " Ucap kak Kia bertanya --mungkin, lebih tepat nya mengolok-olok.

"Mau banget gue anterin Qeen?"

"Farez , Kia" Mamah nya menatap ke dua anaknya tersebut dengan tatapan yang mempunyai arti -Stop- .

"Hahaahaha iya-iya mah" ucap mereka -ber dua- serempak

"Emang Vando kemana dek?" Pertanyaan Ayah nya itu membuat kak Kia dan bang Farez menahan tawa.

"Laut" jawab Qeena singkat dengan muka -badmood nya. Mendengar jawaban yang Qeena lontarkan
bang Farez dan kak Kia tak kuasa menahan tawa nya lagi hingga mereka tertawa terbahak-bahak.

"Udah ah aku berangkat. Berangkat naik busway aja" Qeena beranjak pergi meninggalkan ruang makan yang membuatnya tak nyaman karena disitu berada 2 iblis jahil --menurutnya. Nasi goreng yang telah Mamah nya siapkan pun, tak dia sentuh sama sekali.

"Dek, makan dulu." Perintah mamah nya

"Ntar aja disekolah"

"Yakin naik busway? ga jadi dianterin gue nih ceritanya?"

Qeena tak merespon perkataan bang Farez. Ia tetap berjalan dengan hentakan di setiap langkah nya.
Menyebalkan.

***
Qeena berjalan menuju kelas nya dengan santai. Tetapi, sebuah pemandangan yang tak mengindahkan penglihatannya. Qeena melihat Vando sedang berbincang dengan Evelyn --ah mereka tidak hanya berbincang mereka tertawa bersama.
"Secepat itukah kau melupakan ku?" Rutuk Qeena dalam Hati.

Qeena mempercepat langkah kakinya, berusaha tak mengeluarkan airmata nya sekarang. Qeena pikir ini masih terlalu pagi untuk menghancurkan harinya dengan air mata yang seharus nya tak ia keluarkan untuk 'Mereka'.

"Qeeennnaaa" teriak Sheren -salah satu sahabat Qeena- ketika Qeena berada di ambang pintu.

Qeena berjalan menghampiri 3 orang yang duduk di bangku ke-2 dan ke-3.

"Hai wanita jalang yang kesepian" sapa Qeena kepada 3 sahabatnya dengan senyum yang ia kembangkan sebisa mungkin.

"Tai lo dateng-dateng ngomong gitu."
Sheren memukul kepala Qeena dengan Novel yang sedang ia pegang.

BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang