9 : Qeena's POV

63 3 3
                                    

Kring... kring... kring...
Bel berbunyi tanda jam pelajaran telah berakhir dan waktunya pulang.

"Qeen ke toko buku dulu ya." Ucap Abyan.

"Mau ngapain?"

"Gue ngerobekin novel nya Enji terus dia minta ganti. Lo tau ga sih? Yang ke robek sama gue itu cuma lembaran belakang tentang biodata si penulis nya."

"Hahahahahahahaha mampus. Yaudah deh ayo."

"Makasih Qeeqeen."

"Iihhh jijik hahahahahahahaha."

Kami pun pergi menuju toko buku di sebuah Mall yang tak jauh dari sekolah.

***
Abyan menelusuri rak rak berisi buku-buku yang tersusun rapih. Sedangkan aku memilih untuk tidak masuk ke dalam dan menunggu nya di depan toko buku tersebut.

"Hahaha biarin aja ah, Vando kan ga tau."

Vando? Mendengar nama itu sontak saja membuat ku menoleh ke asal suara yang menyebut namanya. Dan ternyata Evelyn sedang jalan berdua dengan Reno. Mereka bergandengan, tertawa bersama.

Vando sedang berada di Bali karena ibu nya sakit tapi dia di sini malah senang-senang dengan lelaki lain. Hina sekali perempuan itu.

Tanpa memberitahu Abyan terlebih dahulu, langsung saja aku mengikuti mereka. Dan ternyata mereka masuk ke dalam starbucks. Aku memilih tempat duduk yang tak jauh dari mereka.

"Vando kapan pulang?"

"Hari senin dia udah masuk sekolah lagi."

"Yah ga bisa berduaan tiap hari lagi dong."

"Bisa. Tenang aja. Aku bakal atur semua. Aku kan cinta nya sama kamu bukan sama Vando."

"Bisa aja kamu. Aku juga cinta sama kamu pake banget malah."

"Hehehe terus kabar nya kak Intan gimana?"

"Kanker nya udah stadium 4. Bentar lagi juga wafat."

"Wah iya? Aku ga sabar nunggu dia masuk liang lahat. Eh maaf hehehe."

APA?! Apa yang mereka bicarakan?
Jadi benar dugaan ku? Bahwa Evelyn sekingkuh?

Dasar! Dua manusia biadab!
Mempermainkan hati orang!
Berselingkuh dengan enak nya!
Ya tuhaaaannn...
Aku tak sudi lelaki ku dipermainkan!
Aku tak mau lelaki ku disakiti!
Aku tak suka perempuan itu!
Bila dia tak bisa membuat lelaki ku bahagia, biarkan aku mengambil nya kembali!!! YA AKU AKAN MEREBUT NYA!!!

Vando ku mohon kembalilah!
Kembali pada ku!
Kembali kepada kita yang dulu!
Kembali kepada kebahagiaan kita!
Kamu dan Evelyn tidak akan bahagia Van!
Berikan aku kesempatan untuk memperbaiki kesalahan ku saat liburan kemarin!!!

Aku menjerit..
Aku menangis..
Tetapi dalam hati..

Jujur saja selama aku pacaran dengan dia belum pernah sehari pun bahkan sedetik pun aku selingkuh. Tapi lihat Evelyn dia sudah berhari-hari selingkuh, atau bahkan sudah berbulan-bulan?
Entahlah aku tak tahu, karena yang aku tahu hanya beberapa hari terakhir ini saja semenjak Vando ke Bali.

Bila saja perempuan yang Vando pilih adalah perempuan yang dapat membuat nya bahagia melebihi aku, seberat apapun aku akan mencoba melupakannya dan merelakannya.
Sayang nya, perempuan yang Vando pilih adalah perempuan tak tahu diri yang hanya akan membuat Vando bersedih. Jadi, sampai kapan pun aku tak akan pernah mau merelakannya.

Dret... dret...

From : AbyanAR
LO DIMANA OY?

Ya ampun, aku sampai lupa kalau Abyan sedang di toko buku. Saking sibuk nya aku memperhatikan Evelyn dan Reno. Dia pasti kebingungan mencari ku. Semoga saja dia tidak marah.

To : AbyanAR
Tungguin gue aja di depan bioskop.

Setelah membalas pesan dari Abyan aku segera bergegas menuju tempat yang aku bilang.

Sesampainya di depan bioskop, ku lihat Abyan sedang berdiri mematung sendirian.

"Dari mana lo tuyul?" Tanya nya dengan kedua tangan dilipat didada.

"Itu kan tadi gue BT nungguin lo, jadi ya keliling keliling ngegabut hehehe." Jawab ku dengan alasan yang mungkin masuk akal dan menggaruk garuk tengkuk kepala ku yang tidak gatal.

"Bikin orang khawatir aja. Kalau mau pergi tuh bilang dulu ke gue. Kalau lo diculik gimana?"

"Weeess selow pak selow. Gue ga bakal diculik kali, mana mau penculik nyulik gue. Gue kan banyak makan. Lagian di Mall gini emang ada penculik? Ngarang aja ih."

"Bisa aja. Karena jaman sekarang penculik itu ga kenal tempat. Ngerti?"

"Kalaupun ada penculik ya gue tinggal teriak aja."

"Gimana kalau penculik nya pake motif hipnotis? Biar lo nurut sama dia?"

"Fix. Pikiran lo udah jauh kemana-mana. Denger ya Abyan, itu ga mungkin terjadi. Gue kan orang nya ga gampang deket sama orang jadi bakal susah buat dihipnotis."

"Kalau penculik nya udah profesional gimana?"

"Stop!" Aku menutup mulutnya dengan sebelah telapak tangan ku.
"Gue udah ada di sini kan? Gue ga kenapa-napa kan? Ga ada yang nyulik gue kan? Jadi stop buat mikir yang ngga-ngga."

"Jhaanga beukap gua woouy" -jangan bekap gua woy-

Oh aku tak sadar tangan ku masih membekapnya, segera saja aku menarik tanganku.

Apa yang sudah aku lakukan? Dan mengapa jantung ku berdebar kencang?

Setelah apa yang aku perbuat, keadaan berubah menjadi dingin dan canggung. Tanpa berkata apa-apa Abyan berjalan meninggalkan bioskop itu dan aku hanya mengikuti nya.
Ternyata dia menuju parkiran, dan akhirnya kami pulang.

Dalam perjalanan pulang kecanggungan itu masih menyelimuti ku dan Abyan. Begitu besar kah efek dari apa yang telah aku perbuat? Padahal hanya membekap mulut nya saja. Huh.

"Mmmmm makasih yaaa. Yan." Aku pun melawan rasa canggung itu saat turun dari motor nya karena telah sampai di rumah.

"Sama-sama. Yaudah ya gue balik."

"Yan tar dulu."

"Apa?"

"Eh ga jadi hehehe. Yaudah hati-hati."

"Dasar. Gue balik nih ya. Bye."

Aku memandangi punggung yang semakin lama semakin menjauh itu, dan tanpa ku sadari ujung bibir ku tertarik ke atas mengukir sebuah senyuman.

"Ngeliatin Abyan nya gitu banget dek."
Ternyata mamah sudah ada di belakang ku entah sejak kapan.

"Mah dari kapan ada di belakang Qeena?"

"Udah mulai suka nih sama Abyan? Udah move on dari Vando? Hebat juga padahal baru sebulan."

"Ngaco aja!" Aku pergi ke dalam rumah dan meninggalkan mamah begitu saja.

------------------------------------
Pusing euy buntu pikiran teu nyaho rek nulis naon deui hahahaha pasti Absurd ieu mah.
Teu di baca deui ge teu nanaon. Da ieu mah iseng doang.

BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang