4

87 2 0
                                    

Qeena merebahkan diri di kasur, mengingat pegal nya tubuh Qeena setelah setengah hari lebih berkeliling di Mall dengan---- Abyan.

Bak perangko yang sudah melekat di kelopak mata, tiap kali Qeena memejamkan mata bayangan Vando selalu hadir tanpa diminta. Sehingga mau tak mau, otak Qeena memutar kembali memori dirinya bersama Vando.
.
.
.
.
.
.
*Flashback*

Tangan Qeena terasa nyeri ketika seseorang menarik nya secara paksa, membuat Qeena meringis kesakitan

"Vando ih sakiiitt. Apa-apaan sih lo. Lepasin ga?" Qeena berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman lelaki itu.

"Vando lepasinnnnnn!!!!" Ucap Qeena yang kedua kali nya. Tetapi Vando tak memperdulikannya.

"Van lo mau bawa gue kemana sih? Lo tinggal sebut aja tempat nya, biar gue jalan sendiri ga usah di tarik-tarik gini. Sakit tau" Rengek Qeena yang masih saja tak mendapatkan respon dari Vando.

Akhirnya, sampailah Qeena dan Vando di tempat di mana motor Vando terparkir.

"Hih ternyata cuma ke parkiran doang" Tangan Qeena kini sudah bebas dari cengkraman Vando.

"Naik Na" perintah Vando yang telah duduk di atas motornya dan memakai helm serta jaket.
Setelah Qeena naik dan duduk di belakang Vando, Vando melajukan motornya meninggalkan SMP Cendrawasih.

Vando berhenti di depan sebuah Cafe, dan mengajak Qeena untuk masuk ke dalam.

"Masuk yuk Na" Vando menggenggam tangan Qeena. Lembut. Halus. Membuat jantung Qeena berdebar lebih cepat.

Vando melambaikan tangan kepada salah seorang pegawai cafe itu, ketika dia dan Qeena telah duduk di kursi dekat jendela.

"Saya mau yang ini ya mba." Vando menunjuk salah satu menu yang ada di daftar menu.

"Saya juga mau yang-----" Qeena tak melanjutkan ucapannya saat ia tahu bahwa pegawai cafe itu telah pergi meninggalkan meja mereka.

"Woy mba saya juga mau mesen. Mba woy maen pergi-pergi aja. Mba mba!!!" Qeena berteriak memanggil pegawai cafe itu.

"Wah parah, gue mau mesen malah pergi gitu aja. Coba gue bos nya udah gue pecat tuh" Qeena berbicara sendiri. Vando yang melihat ekspresi Qeena hanya menggelengkan kepala dan tertawa kecil.

Tak lama kemudian si 'mba' kembali lagi, kali ini ia membawa 1 piring yang berisi tulisan "I ❤ YOU" menggunakan saus coklat dan 2 cupcake, 1 berbentuk wajah laki-laki 1 lagi berbentuk wajah perempuan.

Qeena tersenyum melihat piring yang ada di hadapannya. Dia bahagia sungguh.
"Vando..." Qeena memanggil dan menoleh ke arah Vando, tetapi Vando tak menjawab panggilan Qeena, ia malah pergi menghampiri band yang ada di cafe itu kemudian bernyanyi

--
Since i've known you babe
You were a light for me
But taste of your sincerity
Build me a world to believe

But still there's a doubt
In you for loving me
Though deep down inside
You see what's in me

Be my lady
Be the one
And great things will come to our heart

You're my lady
You're my one
Give me chance to show you love
--

Vando menyanyikan lagu Be My Lady by Sandy Canester diiringi bunyi senar gitar yang ia petik dengan indah. Mengungkapkan apa yang ia mau melalui lagu itu. Semua orang yang ada di cafe tersebut bertepuk tangan ketika Vando selesai bernyanyi. Memang suara Vando bisa di bilang bagus.

Qeena tak menyangka Vando akan melalukan semua ini, secara dia dan Vando masih duduk di bangku kelas 2 SMP.

"Na, pacaran yuk"
"Gue pengen jadi pacar lo soalnya Na"
"Mau ngga Na?"
Vando berdiri di samping Qeena dengan senyum yang mengembang membuat ketampanannya bertamabah berkali kali lipat.

Tak terasa air mata Qeena telah membasahi bantal dan pipinya. Qeena masih merasa bahwa Vando adalah miliknya dan dia adalah milik Vando.

Lagu my everything-ariana grande terputar dengan sendiri nya pada smartphone Qeena, menghancurkan rangkaian memori diotak Qeena.

Keanu Aufa is Calling ....
0812778xxxxx

Qeena segera menghapus air mata di pipinya, padahal Aufa tidak akan melihat itu.

"Halo? Ngapain lo nelpon gue malem-malem gini hah?"

"Buset... Selo dong cantik selo" Ucap Aufa di sebrang sana.

"Ga bisa. Gue lagi kesel sama lo!"

"Kesel? Kesel kenapa sih Qeen?"

"Cewek mana yang ngga kesel saat dia minta dianter pulang tapi malah di bawa ke Mall, terus pas udah di Mall dia ditinggal pulang duluan"

"Hahahahahahaha yang penting kan lo ga sendiri, ada Abyan."

"Mana ga bayarin makan nya lagi, mending kalau ngasih duit nya ke gue. Ini mah lo maen pergi-pergi aja" Qeena memajukan bibir nya 5mm

"Hahaha jadi lo yang bayarin makan nya?"

"Mmm Abyan sih yang bayarin"

"Dih dasar. Terus lo sama Abyan ngapain aja tadi?"

"Kepo lo ah"

"Eh kamu yaaa udah berani ngomong gitu"

"Yang jelas Abyan bikin gue happy hari ini, dia traktir segala yang gue mau. Ga kaya lo! Bisa nya cuma bikin gue puyeng dan malu aja"

"Oh"

"Y"

"Qeen?"

"APA??"

"Masih galauin Vando?"

"Iyalah. Baru juga kemaren gue putus. Masa iya udah ga galau."

"Ngga masa juga sih Qeen, buktinya Vando ga galauin lo"

"Sotau banget sih Fa jadi orang"

"Yeh, buktinya dia enjoy-enjoy aja sama Evelyn"

"Hati orang siapa yang tahu Fa"

"Yaudah, sekarang lo puas-puasin aja galau nya, nangisnya, flashback nya dan lain-lainnya. Tapi, besok lo ga boleh galauin lagi, nangisin lagi, dan flashback lagi. Air mata cewek tulus kaya lo jangan di buang-buang percuma buat cowok pengkhianat kaya Vando"

Qeena terdiam, apa yang di ucapkan Aufa ada benar nya juga. Untuk apa Qeena membuang air matanya menangisi orang yang telah membuat nya terluka begitu dalam? Sedangkan orang yang ditangisi nya telah bahagia bersama yang lain.

"Yaudah Qeen, lo mending tidur. Besok berangkat gue jemput pulang nya juga gue anterin. Yaaa itung-itung permintaan maaf dari gue aja hahaha"

"Yaudah, gue molor ya. Makasih buat hari ini yang udah sukses bikin gue jengkel parah"

"Dah Qeen"

Sambungan telepon itu terputus sesaat setelah Aufa mengucapkan 'Dah' yang berarti selamat tidur.

Qeena memejamkan matanya, kali ini bayangan Vando tidak lagi hadir karena mata Qeena memang sudah merasa kantuk.

---------------------------------------------------------

"Aku berusaha tegar tetapi aku terlalu rapuh. Aku berusaha tersenyum tetapi aku tak kuat menahan tangis. Aku adalah kesakitan yang berwujud nyata akibat dari perginya 'kamu' dari hubungan ini"

BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang