Delapan

1.7K 152 0
                                    

Matahari mulai bersinar dari balik jendela. Bagas membuka matanya. Badannya terasa capek. Ia melihat Bella masih tidur dengan nyenyak. Ia pun mengambil selimutnya dan membangunkan Bella.

"Bel. Bella." Katanya sambil mengguncang lengan Bella pelan. "Udah pagi, Bel."

Bella membuka matanya perlahan dan mendapati dirinya tidur di pangkuan Bagas. Semalaman? Segera ia bangun dengan wajah menahan malu.
Dan dari arah dapur terdengar suara orang memasak.

"Tuh, Bagus udah masakin sarapan buat kita. Cepetan bangun dan mandi gih sono." Kata Bagas sambil bangkit. Ekspresinya biasa saja. "Aku juga mau mandi."

Bella masih duduk tertegun dengan wajah merah padam ketika Bagas melenggang pergi sambil membawa selimutnya sendiri.

Ya ampun! Jadi semalam aku tidur di pangkuan Mas Bagas? Aduh, malunya!

Segera ia bangkit dan pergi ke kamarnya dengan setengah berlari sambil membawa selimut yang mereka pakai.

Kamar mandi atas sepertinya dipakai Bagas. Ia pun mandi cepat – cepat di kamar mandi bawah. Setelah rapi segera ia ke dapur. Benar saja Bagus sedang memasak. Nasi goreng.

"Piring sama sendok dan gelas aja kamu bawa ke meja makan." Pinta Bagus.

"Iya, Mas." Bella melakukan apa yang diminta Bagus. Ia mengambil tiga piring, tiga sendok – garpu dan tiga gelas.

Mas Bagus lihat gak sih? Pasti lihat deh! Memalukan!

"Bel, ngelamun apa?!" ujar Bagus sambil meletakkan nasi goreng di tengah – tengah meja dan tanpa menunggu jawaban Bella, ia ke dapur lagi untuk mengambil sepiring telur mata sapi yang berjumlah tiga.

Bella sudah duduk di tempatnya lalu Bagus juga di depannya.

"Katanya hari ini kamu mau daftar les ya?" Tanya Bagus sambil mengambil nasi goreng dan dituang ke dalam piringnya setelah itu telur.

"Harusnya, tapi tergantung Mas Bagas." Jawab Bella sambil mengambil nasi goreng dan telur juga.

"Jadi lah. Nanti sore ya." Sahut Bagas dan duduk di sebelah Bella.

Bella otomatis langsung mengambilkan Bagas nasi goreng dan telurnya dengan wajah memerah. Tapi si kembar kelihatan biasa saja.

"Thanks." Ucap Bagas lalu berdoa dan makan, disusul oleh Bagus kemudian Bella sendiri.

"Mau kamu daftarin kemana?" Tanya Bagus sambil makan.

"EF rencananya. Atau British Institute." Jawab Bagas.

"Oh." Bagus memandang Bella. "Kamu bisa naik motor?"

"Matix."

"Ya udah, nanti kamu bisa pake matix yang di garasi." Bagas mengangguk puas.

"Itu punya siapa? Mama Wina?" Tanya Bella penasaran.

"Punyaku." Justru yang menjawab adalah Bagas dengan nada santai.

Kalau orang umumnya sekalipun laki – laki punya motor matix itu sudah biasa tapi kalau sampai laki – laki model Bagas punya, itu luar biasa!

"Dulu dia punya motor cowok juga tapi karena jarang dipake, apalagi habis kecelakaan itu, dijual deh motornya. Terus beli matix, biar semua bisa pake katanya." Terang Bagus.

"Oh. Terus Katananya punya siapa?"

"Secara teknis sih punya kita berdua. Tapi aku lebih suka naik motor."

Di meja ada sebotol jus jeruk. Sebotol air putih dan sekotak susu putih. Bagas mengambil air putih, menuangnya ke dalam gelas dan meminumnya. Lalu menuang lagi jus jeruk.

BAHAGIA BUAT BELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang