Sudah dua bulan Bella dan Bagas menikah. Keduanya juga sudah semakin dekat. Minimal lebih wajar dan terbuka satu sama lain. Bahkan terkadang sudah tidak grogi lagi saling menyuapi makanan. Membuat Bagus senang dengan peningkatan hubungan itu.
Apalagi ketika Bella ulang tahun, Bagus mengetahui kalau saudara kembarnya itu memesan kalung sebagai hadiah. Ia sendiri akan memenuhi janjinya untuk memasak yang istimewah. Dan karena apa yang akan ia buat juga kejutan, ia minya bantuan Bagas mengorek apa yang disukai Bella.
Pada hari H Bagus sudah memasakkan sarapan omelet istimewahnya untuk Bella lengkap dengan minuman segar tiga warna.
"Wah...pasti enak deh. Hmm...baunya...c'est bon. Merci." Ucap Bella.
Bagus tersenyum. "Merci, Madame." Balasnya otomatis.
"Kok omeletku biasa aja? Minumku juga? Cuma jus jeruk?" protes Bagas.
"Ya kan yang ulang tahun Bella, bukan kamu." Gerutu Bagus. "Udah bagus aku bikinin juga."
"Gak ikhlas ih." Omel Bagas.
Bella tertawa melihat keduanya. "Kok berantem sih di hari yang bahagia ini? Makasih ya Mas Bagus enggak lupa."
"Oh, tunggu dulu." Bagus menggoyangkan jari tulunjuknya. "Ini cuma servis biasa. Kayak di hotel, kalo pagi kan dapat sarapan tuh. Kejutannya nanti malam. Tapi maaf ya aku enggak bisa jadi butlernya, biar si Bagas aja."
"Kenapa?" Tanya Bella kecewa.
"Pertama, ini ulang tahun pertamamu dan kamu udah punya suami. Kedua aku ada janji kencan."
Bella semakin cemberut. Pura – pura. "Bilang aja lebih penting janji kencan."
"Iya nih, enggak loyal banget sih." Bela Bagas.
"Yeee...kasian aku dong. Kalian sih enak. Ih."
Bella dan Bagas langsung tertawa.
"Iya deh." Bella mengalah. "Bikin aku terkejut ya?"
"Beres." Janji Bagus.
Mereka pun mulai sarapan.
"Terus kencan sama siapa?" Tanya Bella tiba – tiba.
"Ada deh." Elak Bagus lagi.
"Pelit banget sih." Gerutu Bella.
"Bawel banget sih." Balas Bagus.
"Kasih tau kenapa sih?" tambah Bagas.
"Ih, mau tau aja!"
Bagus segera menghabiskan sarapannya lalu kabur karena tak ingin dikorek lebih jauh, entah disengaja atau tidak tapi berhasil membuat Bella dan Bagus tertawa ngakak.
Sedangkan Bagas kuliahnya masuk agak sedikit siang dari biasanya. Selesai sarapan ia membantu Bella membereskan meja makan dan mencuci semuanya.
Tak lama kemudian ada pesan masuk di ponsel Bella, ucapan selamat ulang tahun dari kedua mertuanya dan Anggun. Membaca semua pesannya ia merasa hangat dan haru. Benar bahwa ia sudah kehilangan orangtua kandungnya tapi ia juga diberkati dengan mendapat orangtua baru. Keluarga baru.
"Kenapa, Bel?" Tanya Bagas waspada.
Bella menggeleng. "Aku cuma merasa terharu. Aku masih punya orang yang bisa kupanggil mama dan papa." Dan tanpa terasa matanya berkaca – kaca. "Aku jadi kangen Mama."
"Mama?"
"Mamaku. Mama Medina."
"Ayo kita kesana." Ajak Bagas dan tahu – tahu sudah menyeret Bella untuk segera bersiap – siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHAGIA BUAT BELLA
Fiksi Umum(SUDAH TERBIT Di Playstore/Playbook) Ketika BELLA ROSA THAMRIN harus kehilangan mama dan rumahnya, ternyata masih ada yang sayang padanya. Edwina, sahabat mamanya langsung mengajaknya tinggal bersama. Tapi karena Edwina harus ikut suaminya tugas ke...