Prilly menangis di kamarnya, tangan nya memegang album foto berwarna merah darah itu. Setiap kali Prilly melihat lembar demi lembar foto itu air matanya terus jatuh bercucuran membasahi pipinya. Semua kenangan-kenangan masa lalu nya selalu tergiang di benaknya setiap kali ia melihat foto itu.
"Kenapa kamu tega ninggalin aku?"
Tangan Prilly meraih selembar foto sepasang kekasih yang terlihat sangat bahagia. Itu adalah foto Prilly dan kekasih nya yang bernama Varel. Sosok lelaki tampan yang tidak akan pernah hilang dari hati Prilly, sosok lelaki yang selalu membuatnya tersenyum bahagia.
"Andai saja aku bisa mengulang waktu? Andai saja kamu bisa ada di sampingku? Mungkin aku akan menjadi perempuan paling bahagia di dunia ini."
#Flashback
Dua tahun yang lalu...
"Aku ingin kamu berjanji kepadaku?" Prilly menyandarkan kepalanya ke pundak Varel.
"Berjanji? Berjanji tentang apa?" Varel menolehkan kepalanya ke arah Prilly, wajah mereka saling berhadap-hadapan.
"Kamu akan selalu berada di samping aku, selamanya."
"Pasti. Kan sebentar lagi kita akan bertunangan setelah itu menikah dan hidup bahagia selama-lamanya." Varel dan Prilly tersenyum dan menghabiskan waktu bersama.
"Kamu itu adalah cinta dan hidupku yang tak akan pernah tergantikan." Varel berbisik pelan di telinga Prilly, membuatnya tertawa geli. Karena nafas Varel yang mengenai telinganya.
Hahaha
***
Hari ini Prilly dan Varel akan bertunangan. Namun, saat Varel dalam perjalanan ke tempat acara pertunangan nya, peristiwa yang tak di inginkan terjadi padanya. Hujan turun dengan sangat lebat, menyebabkan pepohonan banyak yang tumbang, saat itu juga Varel mengalami kecelakaan akibat pohon yang tumbang dan jatuh tepat di atas mobilnya. Varel sempat ingin dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun itu semua sudah terlambat Varel meninggal di tempat kecelakaan, warga yang berada di sana mengatakan kalau jenaza Varel memegang kalung berbentuk hati di tangan kanan nya dan berukirkan P&V (Prilly & Varel).
Prilly tak pernah menyangka ini semua akan terjadi. Baru kemarin ia tertawa bahagia bersama kekasihnya. Tapi itu semua tak seperti harapan nya, kini Varel tak akan pernah kembali lagi.
Tempat pertunangan tak akan terisi, kosong. Persiapan pesta berubah menjadi duka yang kelabu dan tumpahan air mata. Hati Prilly hancur, hancur sejak Varel pergi meninggalkannya.Off
***
Tok...Tok...Tok
Suara ketukan pintu menyadarkan Prilly, ia langsung menyeka air matanya. Sudah bisa ia tebak siapa yang mengetuk pintu saat ini, itu pasti sahabatnya yang menyebalkan. Tapi dia baik.
"Gritte!" Tebakan Prilly memang benar, ia tak akan pernah salah menebak. Karena cara Gritte mengetuk pintu itu berbeda dengan siapa pun. Maklumin saja ketukan pintunya sangat kasar, karena Gritte terbilang perempuan yang tomboy.
Gritte memperhatikan mata Prilly, yang terlihat bengkak akibat menangis. "Kau habis nangis?"
"Gak kok, tadi hanya kelilipan saja." Prilly menghapus air matanya yang berada disekitar matanya.
"Udah deh Pril, aku tau kau. Kau pasti abis nangis kan? Pasti karena kau ingat sama Varel lagi?" Gritte sudah sangat mengenal Prilly luar dalam. Saat Prilly berbohong pun Gritte tau.
"Dari pada kamu sedih-sedih terus di sini. Mending kau ikut aku aja jalan-jalan."
Benar juga yang dikatakan Gritte, mungkin dengan berjalan-jalan sebentar dia akan sedikit terhibur, apa lagi Gritte yang terkadang mengisenginya agar bisa tertawa. Prilly membalasnya dengan angukan kecil.
***
Ikutin terus kelanjutan ceritanya, insyaallah kalian akan suka. Aku usahakan akan membuat cerita ini lebih bagus lagi.
Jangan lupa biasakan
Vote👍
Vote😉
Vote😆
Setelah membaca, karena vote mu sangat berharga bagiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi dari Hatiku
RomanceDunia seperti mempermainkan ku, mempermainkan kesedihan, dan mempermainkan cinta dalam hidupku. *** Di saat sebuah kenyataan pahit yang tak di inginkan terungkap!!! *** Yuk baca cerita Pergi Dari Hatiku, jangan lupa vote and add your library. Oke ok...