#Seven : Flashback

3.1K 236 1
                                    

***

Sementara itu Ali malah tengah asik menikmati sejuknya udara dingin di sebuah pantai.

"Sayang." Seorang gadis langsung memeluk Ali dengan cukup kuat. Namun, Ali menolak pelukan itu, ia langsung mendorongnya hingga ia melepaskan pelukannya.

"Kenapa kamu berubah Ali? Kenapa? Apa karena perempuan itu? Jawab aku?" Mata gadis itu mulai berkaca-kaca karena perlakuan Ali.

"Pevita, ini tidak ada hubungannya dengan dia? Aku berubah itu karena ke inginan ku sendiri. Dan bukannya aku sudah memberitahumu kalau hubungan kita sudah berakhir?" Ali mempertegas kata-katanya. Gadis didepannya malah langsung mengenggam tangan Ali.

"Tidak! Tidak! Hubungan kita tidak boleh berakhir, aku mencintaimu Ali. Aku sungguh-sungguh mencintaimu. Ku mohon kembalilah padaku." Kini air matanya jatuh membasahi pipinya.

#Flashback

Hari itu Varel dan Ali tengah membicarakan suatu hal yang sangat penting, keadaan Ali saat itu sangat buruk. Ia menggunakan tongkat dan kacamata hitam di manapun ia pergi. Itu karena Ali mengalami kebutaan, dan sampai saat ini ia belum menemukan kornea mata yang cocok dengannya.

"Ali, aku ingin jika aku meninggal nantinya, aku ingin mendonorkan mataku untukmu."

"Apa! Tidak! Aku tidak ingin mengorbankan mu hanya untuk diriku, aku tidak bisa." Ali langsung berdiri dari posisi duduknya.

"Ku mohon Li, kau tidak mengorbankan ku hanya saja aku ingin nantinya kau memakai mataku,  kau saudaraku satu-satunya. Dan aku ingin kau dapat melihat dunia lagi nantinya, aku sangat tersiksa melihatmu dalam kegelapan seriap hari jam dan detik dalam hidupmu. Ku mohon terima lah."

Varel adalah saudara Ali, bukan seperti saudara-saudara lainnya. Varel itu adalah sahabat Ali sejak mereka masih TK, tapi mereka sudah seperti saudara sendiri.

***

Satu minggu kemudian setelah Varel menyatakan hal itu pada Ali, Varel pun meninggal karena kecelakaan akibat pohon tumbang yang merengut nyawanya.

"Aku senang sekali, akhirnya kamu sudah menemukan pendonor, dan kamu bisa melihat lagi." Pevita memberikan segelas air minum pada Ali.

"Makasih ya sayang, kamu sudah mau menungguku sampai saat ini." Pevita adalah calon istri Ali, ia berencana akan menikah setelah Ali sudah bisa melihat kembali. Semenjak Ali mengalami kebutaan, Pevita lah gadis yang selalu berada disampingnya selain mamanya.

"Setelah kamu melihat nanti, kita akan menikah dan hidup bahagia." Pevita tersenyum bahagia, dan Ali menganguk seolah menyetujui perkataan Pevita.

Hari itu juga Ali melakukan operasi mata, seperti pesan Varel ia ingin mendonorkan matanya untuk Ali.

Semenjak hari itu Ali sudah mulai melihat kembali, ia bisa melihat dunia seperti dua tahun yang lalu sebelum ia mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan ia mengalami benturan keras pada kepalanya dan membuat syaraf matanya ada beberapa yang rusak. Tapi kini ia sudah bisa melihat dengan menggunakan mata Varel yang diberikan kepadanya.

Namun sifat Ali seketika berubah pada Pevita, perlahan ia mulai menjauhi Pevita dan membentaknya. Itu karena ia selalu bermimpi tentang seorang gadis yang memanggil-manggil nama Varel di sebuah kuburan, ia bisa merasakan betapa sakitnya hati gadis itu ditinggal oleh Varel. Seperti yang ia rasakan. Ia bisa merasakan kalau Varel sangat berarti bagi gadis itu.

"Ali, kenapa kamu jadi kasar begini sama aku? Kita akan menikah kan?" Pevita menangis dihadapan Ali, Ali yang melihatnya merasa ibah dan mengusap air mata pevita.

"Pev, aku minta maaf. Mungkin kita tidak akan pernah menikah? Rasa cintaku padamu sudah hilang."

"Tidak! Ali, aku mencintai kamu dan aku ingin menikah denganmu, ini kah balasan dari kebaikan dan perhatian yang selama ini aku berikan padamu!"

Bagaimanakah kelanjutan kisahnya?

Penasaran?
Jangan lupa Vote and Add your library😆

Pergi dari HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang