#Fourteen : Sebenarnya Apa Yang Terjadi?

2.9K 165 1
                                    

Pevita mencoba mencari alasan, jangan sampai Bryan tau yang sebenarnya. "Aku dan Ali hanya mengundurnya."

"Ohya, rencananya besok aku ingin berjalan-jalan keliling kota Jakarta, ku harap kau ingin menemaniku. Karena aku lihat sudah banyak yang berubah dari kota ini, jadi aku sudah tidak terlalu tau jalan di sini."

Dari pada menangis di kamar memikirkan Ali dan Prilly, apa salahnya jika dia ikut bersama Bryan, setidaknya bisa melepas kesedihannya. Toh Bryan juga orang nya baik dan asik. "Baiklah, aku tidak mungkin menolak ajakanmu." Ucapnya sambil tersenyum.

***

Keesokan harinya seperti yang sudah mereka bicarakan kemarin, Bryan dan Pevita berjalan-jalan keliling kota Jakarta.

Sepanjang perjalanan mereka berbincang-bincang dan tertawa bersama.

Hahaha

"Pev, disitu ada toko baju, kita mampir yuk. Tenang, aku bakalan mentraktirmu membeli baju sepuas yang kau mau."

"Benarkah, jika aku membeli se-toko apa kau sanggup membayarnya?." Pevita meledek Bryan dengan senyum manisnya yang mengembang.

"Pasti, aku akan membayarnya. Dan sebagai gantinya kau harus menikah denganku."

"Ih Bryan😔." Bryan tertawa melihat wajah Pevita yang cemberut.

"Haha, aku hanya bercanda. Ayo kita segera masuk." Kemudian mereka masuk dan memilih-milih baju yang mereka sukai.

Tanpa sengaja Pevita melihat Ali dan Prilly yang tengah memilih-milih baju dengan wajah yang ceriah. Bryan yang melihat Ali dan seorang gadis lain, diam membeku seperti patung. Ia benar-benar tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, mengapa Ali malah jalan dengan gadis lain? Kenapa bukan Pevita? Pertanyaan itu memenuhi benaknya.

Prilly yang sadar akan kehadiran Pevita, ia langsung menarik tangan Ali menuju arah mereka. "Hai Vita, tidak ku sangka kita akan bertemu kembali." Prilly menyapa Pevita dengan ceriah.

"Prilly, kau disini juga. Ku fikir tadi bukan kau."

Ali mendadak tegang dan kaget melihat Bryan dan Pevita yang tanpa ia sadari berada disini. Pevita sama sekali tidak melirik ke arah Ali, ia seolah tidak mengenalnya. Bryan yang sadar mencoba menebak-nebak, kenapa sikap Pevita dan Ali berubah?

"Aku harus pergi sekarang, sampai bertemu kembali Pril." Dengan cepat tangan Pevita meraih tangan Bryan dan segera pergi meninggalkan mereka berdua.

"Kenapa Pevita bisa berada disini? Apa mingkin dia sudah sembuh? Tapi Bryan, bukannya dia berada di New York? Lalu kenapa Prilly bisa mengenal Pevita? Sejak kapan?" Batin Ali, sungguh dia sangat bertanya-tanya lebih kepada dirinya sendiri.

"Kau kenapa terlihat tegang dan seperti orang ke bingungan seperti itu?" Tegur Prilly menepuk pundak Ali, yang masih melihat ke arah Pevita dan Bryan yang perlahan menghilang dari pandangannya.

"Kau mengenalnya?"

"Oh Vita? Aku baru kemarin berkenalan dengannya, saat dia menabrakku. Kenapa?"

"Tidak. Sebaiknya kita bayar belanjaanmu."

Sebenarnya apa maksud Pevita dan Bryan berada disini? Apa Pevita mempunyai rencana agar aku bisa kembali kepadanya?

***

Pevita membawa Bryan jauh dari toko baju itu, ia harap Bryan tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa ia bayangkan.

"Lepas!" Bryan menghentakkan tangannya, agar Pevita melepasnya. "Sebenarnya apa yang terjadi Pev? Kamu menyembunyikan apa dariku?" Nada suara Bryan seperti membentak, ia sungguh di buat kebingungan.

Pergi dari HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang