Lelaki itu tidak mungkin akan datang lagi, sebaiknya ia pulang dari pada terus-terusan berlama-lama disini, ia bisa sakit. Tapi bagaimana caranya pulang, taksi/angkutan umum tidak ada yang berlalu lalang, sementara itu ia juga lupa membawa payung.
Terpaksa ia harus menerobos hujan, Prilly memanfaatkan tas nya untuk menutupi kepalanya agar sedikit terlindungi.
Belum jauh Prilly melangkah meninggalkan halte, kepalanya sudah terasa sakit dan penglihatan nya mulai gelap. Sedetik kemudian Prilly tak sadarkan diri di tengah jalan.
Beberapa menit kemudian sebuah mobil berhenti tepat di dekat Prilly, seorang lelaki tampan yang berada dimobil tersebut turun dan menghampiri nya.
"Hei, bagun...bagun."
Lelaki itu menepuk pelan pipi Prilly yang sangat basah akibat terkena air hujan, namun Prilly tak membuka matanya sedikit pun. Akhirnya lelaki ini memutuskan untuk menggendong Prilly dan membawanya ke mobil miliknya.
***
Perlahan mata Prilly mulai terbuka, betapa kaget nya saat ia melihat disekeliling nya. Didalam mobil? Mobil siapa ini? Betapa kagetnya Prilly ketika seseorang tiba-tiba saja membuka pintu mobil.
Grekkk
Lelaki itu, dia yang Prilly cari.
Kenapa dia bisa berada disini? Apa dia yang menolongku? -batin Prilly.Tangan lelaki itu memegang sebotol air minum dan sebungkus roti.
"Rupanya kau sudah sadar?"
Gaya bicaranya sangatlah lembut siapa pun yang mendengarnya pasti akan merasa berbicara dengan seorang pangeran. Begitulah yang Prilly rasaka saat ini."I-iya." Gugup Prilly. Ia merasakan jantungnya berdebar sangat kencang saat melihat lelaki ini.
"Tadi aku pergi membeli air minum dan sebungkus roti untukmu." Lelaki ini menyodorkan sebotol air minum dan roti padanya. Huaaa... laki-laki ini sangat baik. Tapi Prilly tidak bisa menerima nya, bagaimana kalau dia mencampurkan sesuatu, lagi pula dia tidak mengenalnya.
"Tidak usah, makasih"
"Baiklah"
Hachi... Hachi... Hachi...
Lelaki ini tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Itu karena Prilly bersin berturutan. Beberapa detik setelah Prilly bersin, lelaki itu melihat hidung Prilly yang sudah terlihat merah kelabu seperti tomat masak. Tidak hanya hidung, seluruh wajah imutnya pun terlihat demikian.
"Sekarang kau tidak bisa menolak, kau harus makan roti ini dan meminum obat."
Lelaki ini langsung mengambil kotak P3K yang berada di jok belakang. Sementara Prilly, mau tidak mau ia harus memakan rotinya, setelah itu ia meminum obat flu yang entah apa mereknya.
"Bagaimana? Sudah mendingan?"
Prilly hanya menganguk pelan.
"Namaku Aliando" sambil mengulurkan tangannya, Prilly pun langsung membalas uluran tangannya.
"Prilly" singkat, padat dan jelas.
Hufh...
Jadi namanya Ali. Yaps... kini rasa penasaran Prilly sudah hilang, memang benar, dia sama sekali tidak mirip dengan Varel dari segi fisik. Mungkin hanya karena saat rambut Ali basah ia merapikan nya dan tak peduli dengan pakaian nya yang basah kuyup, sama seperti Varel."Aku permisi mau pulang dulu ya, terima kasih atas bantuannya." Prilly perlahan keluar dari mobil Ali.
"Biar aku antar." Ali tanpa sengaja memegang tangan Prilly saat mencegahnya. Lalu melepaskannya kembali.
"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri."
"Kuharap nanti kita bisa bertemu kembali." Ali berteriak saat posisi Prilly sudah jauh dan Prilly pun mendengar apa yang ia katakan.
***
Apakah nantinya Ali bisa bertemu kembali dengan Prilly?
Atau
Bahkan setelah Prilly mengetahui tentang Ali, ia akan menjauhinya dan tidak ingin bertemu dengan Ali lagi?Penasaran???
Yuk di
Vote😍
Vote😊
Vote😜
Vote😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi dari Hatiku
RomanceDunia seperti mempermainkan ku, mempermainkan kesedihan, dan mempermainkan cinta dalam hidupku. *** Di saat sebuah kenyataan pahit yang tak di inginkan terungkap!!! *** Yuk baca cerita Pergi Dari Hatiku, jangan lupa vote and add your library. Oke ok...