"Ghe" ucap Agnez duduk di kursi samping Ghea yang belum datang pemiliknya sambil melihat Ghea yang sedang fokus menyalin pr
"Oit?" Jawab Ghea tanpa mengalihkan pandangannya dari buku tulis fisika
"Gua ma----u cerita" ucap Agnez ragu
"Tunggu bentar nez gua nyelesain ini dulu, biar gua fokus dengerin lu nya" jawab Ghea
Agnez pun menganggukTak butuh waktu lama untuk menunggu Ghea menyalin pr karena itu kerjaannya setiap hari.
"Apaan?" Tanya Ghea membalikan tubuh nya agar bersitatap dengan Agnez, siap untuk mendengar cerita dari teman nya itu.
"Hmmmmm" gumam Agnez, dia masih ragu untuk mengatakannya
Agnez melihat pemilik kursi ini sudah datang, sedang mendekat ke arah sini. Akhirnya dia memilih untuk bungkam
"Gajadi, udah gua balik ke kelas ya. Bye" ucap Agnez namun tyo menahannya
"Lah, gua dateng lu balik. Apa apaan lu" marah Tyo sambil menaruh tas di kursi nya
"Gua belum ngerjain pr ni, 10 menit lagi masuk" jawab Agnez lalu pergi keluar kelas tanpa menunggu jawaban dari Tyo
Agnez berbohong, hari ini kelas nya tidak mempunyai pr. Tak tau mengapa dia tak ingin mengatakan soal ini kepada Tyo terlalu cepat, padahal biasa nya ada kejadian apapun atau hal yang ingin diceritakan kepada orang lain Tyo lah orang pertama yang mengetahuinya namun kali ini berbeda.
Jantung Agnez bekerja dua kali lebih cepat setiap melihat laki- laki itu, sejak kejadian malam itu ia yakin bahwa dirinya telah jatuh hati pada Even.
Agnez memasang headset nya agar rasa gugup nya menghilang
Even hanya diam saat ini, Agnez pun begitu. Saat Agnez belum jatuh hati pada Even mereka berdua selalu berbicara, berantem dan sebagainya dengan Even sebagai pembuka."Nez nez, temenin gua yuk. 2 orang perwakilan kelas disuruh ke lobby" ucap Rio di depan meja agnez
"Ha? Kenapa harus gua?" Tanya Agnez sambil mencopot headseat nya
"Iya ga ada orang yang mau lagi. Wakil ketua kelas kan belum dateng" jawab Rio panik
"Jangan gua, gua pake sepatu putih ni" ucap Agnez sambil menunjukan sepatu nya
"Yahhhhh, ayo dong siapa kek gitu. Udah pada ngumpul, tinggal XI-1 entar gua diomelin lagi" jawab Rio panik
Agnez melihat ke arah Even lalu memberi kode kepada Rio, untung nya Rio mengerti.
"Nah iya! Udah lu aja ven, ayo ayo" ucap Rio
"Ha? Yaudah lah, kasian gua sama lu" jawah Even lalu mengikuti Rio keluar kelas.
Agnez menarik napas lega, akhirnya ia bisa bernafas lagi.
---------------------
Seperti biasa Agnez dan Tyo berjalan berdua menuju kantin
"Lu kenapa tadi pagi Nez?" Tanya Tyo membuka percakapan
"Kenapa apanya?" Agnez menyakan kembali
"Dih ditanya malah nanya balik" jawab Tyo
"Dih lagi ga jelas" ucap Agnez
"Jelas si" jawab Tyo dengan nada meledek, sepertinya pertarungan akan segera dimulai
"Yah mampus" gumam Agnez pelan saat melihat bu Leni keluar dari kelas X1-5 dan berjalan ke arah mereka berdua karena mereka sedang berjalan di depan kelas XI-3 yang samping nya adalah belokan menuju kantor guru, sudah pasti bu Leni melewati mereka dulu.
Agnez menekuk lutut nya, menyatukan kedua tangan nya layak nya sedang meminta maaf dan bergaya seperti penari tradisional yang lentur agar rok panjang nya dapat menyentuh lantai dan menutupi sepatu putih yang sekarang ia pakai.
"Pagi bu" sapa Agnez mempertahankan sikap nya seperti penari jaipong itu
Bu leni hanya tersenyum tanpa menjawab sapaan agnez, maklum saja dia adalah guru kesiswaan atau guru bk dan tentu saja musuh besar Agnez.
"Lolos gua" gumam Agnez sambil menarik nafas lega setelah melihat bu leni belok menjauh dari mereka
"Anjrit ngakak" tawa Tyo lepas saat melihat akal sahabat nya barusan
"Pinter kan gua" sombong Agnez sambil menahan tawa
Tyo masih saja tak bisa menghentikan tawa nya tersebut.
"Mager jir denger bacot dia, udah kena anceman do juga ni gua" ucap Agnez
"Iya tapi ga gitu juga kali nez, balik arah atau ngumpet dulu kek gitu jirrr ngakak sial" jawab Tyo sambil mulai menghentikan tawa nya
"Gapapa yang penting gua lolos"
----------------------
"Ahilah tai, tugas mulu" gumam Agnez sendiri
Daritadi ia tak habis ngedumel sendiri akibat guru keterampilan memberikan tugas untuk mewawancarai pedagang makanan kaki lima dan menanyakan bahan bahan nya.
"Yaudah si kerjain aja" ucap Even kesal
"Ahilah males jir"
"Berempat ini kan"
"Kapan ni kerja nya?" Tanya Karin yang membalikan tubuh nya agar bisa menatap ke arah Even dan Agnez
"Sabtu aja, bisa ga?" Even balik bertanya
"Gua si bisa, Rio bisa ga?" Jawab Karin
"Woy yo sabtu bisa ga ngerjain tugas keterampilan?" Teriak Karin ke arah tempat duduk Rio yang berada di pojok kiri
"Ga bisa" jawab Rio yang berjalan ke tempat duduk Karin lalu duduk di samping kursi nya yang kosong
"Kenapa?" Tanya Agnez, kali ini dia berbicara
"Jadwal gua main dota" jawab Rio santai
Satu jitakan keras mampir ke kepala Rio.
"Awwwww, sakit ego" ucap Rio meringis kesakitan
"Lagian si main dota mulu lu, tiap hari juga main dota" jawab Karin kesal
"Suka suka gua lah" jawab Rio semakin membuat Karin kesal
"Tai lu"
"Gua manusia"
"Pergi lu, ngapain duduk disamping gua?"
"Ye gua mau ngomong sama kelompok gua"
"Jadinya kapan?" Tanya Even membuat pertengkaran karin dan Rio berhenti
Karin dan Rio menjawab berbarengan namun jawabannya tak sama, Karin menjawab sabtu sedangkan Rio menjawab minggu.
"Udah si sabtu aja" ucap Karin dengan kesal kepada Rio
"Iya tuan putri" jawab Rio dengan nada meledek
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Girl
Teen Fiction[PRIVATE] "Kamu adalah rumah yang selama ini aku cari Tempat dimana aku merasakan nyaman yang tak akan bisa kudapatkan di tempat lain selain disisi mu" ------------------ Amazing cover by melazycats