30

15.1K 501 5
                                    

Even pov

"Thalita?" Gumam ku reflek saat mata kami saling bertemu.

"Haiiii" sapa nya dengan antusias lalu memeluk tubuh ku
Pelukan yang membuat ku dulu menaruh hati pada nya.

Ia masih sama seperti 3 tahun yang lalu
Aku ingat saat aku memberanikan diri menyatakan perasaan cinta kepada nya yang ditolak mentah mentah.

Seminggu kemudian aku mendengar kabar dari ayah ku bahwa keluarga nya akan pindah ke London
Hal itu cukup membuat ku lega, memang awalnya sulit namun lama kelamaan aku dapat melupakan dia.

Hingga akhirnya dia datang kembali ke kehidupan ku yang sudah tenang tanpa diri nya.

"Apa kabarrrr?" Ucap nya dengan antusias

"Baik, lo?" Jawab ku secuek mungkin
baik, sebelum lo nampakin batang hidung lo di muka gue lagi.

Aku pun langsung salim kepada kedua orangtua Thalita yang ada disini.
Ayah nya adalah sahabat dekat ayah ku sejak kecil.

Thalita mengajak ku ke kamar ku sendiri
Ia terus saja mengoceh seperti burung beo.

Dari mulai teman teman nya di London, menanyakan keadaan ku saat dia pergi.

"Gue mau mandi, keluar sana lo" usir ku kepada Thalita yang berbaring di ranjang ku

Jujur, aku sangat rindu dengan nya. Namun jika aku kembali membuka hati pasti dia dengan cepat kembali masuk walaupun tak sebesar Agnez, aku harus bisa cuek kepada dia

"Gamau" jawab nya santai
Jauh jauh kau sana dari hidup ku
"Batu banget si"

"Bodo"

"Keluar apa"

"Emang lu mau mandi disini? Kan di kamar mandi"

"Kan gua ganti baju disini, mau liat gua bugil?"

"Yaudah gapapa"

"Otak lu geser ya thal"

"Iya iya yaudah gua pergi"

Akhirnya, aku pun membersihkan tubuh
Saat aku sedang memakai baju, aku dapat mendengar pijakan kaki ke arah kamar ku.

"JANGAN DI BUKA DULU THAL! GUA MASIH PAKE BAJU! GUA LUPA KUNCI PINTU NYA" teriak ku spontan

"ini mamah even, habis ini ke ruang keluarga ya. Ditunggu ayah" jawab seseorang di luar dengan lembut, tunggu. Itu adalah mamah ku bukan Thalita.

"Iya mahh" teriak ku

Setelah aku mengenakan baju aku langsung turun ke bawah.

Hanya ada ayah,mamah yang sedang duduk di sofa hitam ruang keluarga
Kemana pergi nya Thalita dan keluarga nya? Loh, kenapa aku jadi memikirkan dia?

Aku langsung duduk di sofa yang khusus satu orang

"Kenapa yah?" Tanya ku membuka pembicaraan

"Kamu mau ngelanjutin kuliah dimana?" Tanya nya dengan penuh kewibawaan

"Hmmmm, disini aja, diluar juga gapapa" jawab ku

"Mau di London? Oxford?" Tanya ayah

Oh god, is he even serious? University of Oxford, kampus dambaan mahasiswa dari seluruh penjuru dunia Aku di tawarkan masuk kesitu?

"Mau lahhhhhh" jawab ku antusias

"Nanti kamu seapartemen sama Thalita ya" ucap ayah ku

Oh, shit. Aku yakin ada maksud lain setelah ini

"Gajadi yah" ucap ku malas

"Tolong dong ven" jawab ayah ku dengan penuh permohonan

"Percuma kalo ayah ngerencanain buat jodohin aku sama dia. Aku ga akan pernah mau. Sampai kapanpun" bantah ku keras

"Kamu harus nurut sama ayah" ucap nya

"Aku selalu nurut kok sama apa yang ayah bilang. Tapi untuk kali ini maaf aku ga

"Thalita di vonis kena hepatitis seminggu yang lalu, dia cuma mau kamu ada disisi nya. Umur Thalita mungkin hanya sampai 1 tahun kedepan" ucap ayah serius

Aku lupa cara berbicara sekarang, I can't even breathe Aku benar benar tak bisa berbicara, perasaan ku berkecambuk Antara meninggalkan agnez atau membiarkan Thalita, sahabat kecil ku sekarat sendirian?

"Dia cuma mau kamu ada disisi nya di saat saat terakhir hidup nya. Dia sayang sama kamu" sambung nya

Broken GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang