37

20.9K 557 2
                                    

Lelaki itu datang menggunakan style sma nya.

Mata mereka saling bertemu membuat perasaan aneh yang dirasakan oleh kedua nya.

Even melangkahkan kaki nya ragu.

"Hai" ucap Even kepada Agnez dengan gugup

Suasana saat ini sangat awkward.

"Hai" Agnez membalas

Agnez meremas baju nya sementara Even menggigit bibir bawah nya untuk menghilangkan perasaan gugup itu.

"Gimana disana?" Agnez akhrinya membuka pembicaraan

"Ya gitu, elu?" Tanya Even

"Ya biasa aja" jawab Agnez

"Udah punya calon?" Tanya Even

Ini adalah pembicaraan pertama kali mereka setelah perpisahan 5 tahun lalu di kamar Agnez, chatting saja mereka sudah tak pernah semenjak Even di London.

"Hah? Belum, Thalita gimana?" Agnez bertanya kembali

"Thalita meninggal sebelum kita tunangan" ucap Even

"Maaf, ga maksud"

"Iyaiya selo"

"Lu ngapain kesini?" Tanya Agnez

"Ditelfon sama Rama disuruh nemenin dia buat ngerjain bahan presentasi kantor nya, terus kata nya dia dikamar Kanza yaudah gua masuk sini eh ada nya elu" jelas Even

Agnez asik ber-oh ria.

"Yaudah gua nemuin Rama dulu ya" ucap Even

Setelah Agnez mengangguk Even keluar dari kamar Kanza.

Agnez memperhatikan bagaimana cara bicara nya, style nya dan semua yang ada pada diri Even belum berubah.

Ia yakin sekali.

-------------------

Agnez pov

Apakah ini nyata? Yang sedang berdiri di depan ku sekarang ini Even?

Aku sedikit mencubit paha ku selagi meremas bawah baju ku dan merasa sakit.

Berarti ini bukan mimpi ya?

Aku mengutuk Rama dalam hati ku, aku memaki-maki nya dalam hati.

Betapa sial nya anak itu? Ia sudah merancanakan semua ini.

Kenapa tak bilang dari awal? Aku kan bisa dandan dulu biar tidak terlalu keliatan baru bangun tidur.

Percayalah, jantung ku masih berdegup kencang saat Even didekat ku persis waktu jaman SMA walaupun aku sudah umur 25 tahun.

Agnez pov end

------------------

Even pov

Tak ada hal lain yang aku ingin lakukan selain menonjok perut nya disaat melihat Rama sedang tiduran santai diranjang nya.

Aku melangkah kan kaki ku mendekati nya yang sudah berdiri menyambut ku.

"Weitsss mas santai mas" ucap nya setelah melihat tangan ku mengepal keras

"Jadi lu dalang dibalik semua ini?" Tanya ku

"Hahaha iyaiya"

"Kenapa ga bilang dari awal tai! Kan gua bisa pake baju yang lebih rapih dari pada yang ini" Ucap ku sambil menunjuk celana jeans selutut ku

Betapa malu nya diriku, pertemuan pertama setelah 5 tahun ini sangat tidak tepat.

Setelah ia menanyakan keadaan Thalita semua nya kembali bermain di pikiranku.

Siang itu, Thalita kembali masuk ke rumah sakit keadaannya semakin memburuk dan stadium penyakit nya sudah bertambah.

Hati nya sudah tak bisa berfungsi lagi.

Malam nya ia siuman dan tiba-tiba ia berkata seperti ini "abis lu lulus kuliah, balik ke Jakarta ya. Kejar cinta lu" Thalita mengatakan itu tepat setelah ia membuka mata dan melihat ku yang ada disamping nya.

Aku pikir dia sedang mabuk
Cinta yang dimaksud dia itu siapa? Agnez? Kok dia bisa tau?

"Gua ga ngerti Thal"

"Agnez"

Aku terdiam sejenak, sudah 2 tahun kami tidak pernah berbicara lagi, lewat telfon maupun teks.

"Gua udah ga kuat lagi Ven"

"sttttt, ga boleh ngomong gitu Thal"

"Gua gamau tau lu harus nikah sama Agnez"

Keesokan hari nya aku kembali melihat keadaan Thalita di rumah sakit, aku mematung di depan pintu kamar nya setelah melihat banyak suster dan dokter yang sedang menanganinya dan Mama Thalita yang sedang menelfon sambil menangis disana.

Tak lama kemudian semua nya keluar, Mama Thalita langsung memeluk tubuh ku.

Pagi itu, Thalita menghembuskan nafas terakhirnya disaat kami baru kuliah semester 3.

Setelah aku lulus disana, aku menetap lebih lama satu tahun.

Entah, aku masih belum siap dengan suruhan Thalita itu.

"Gimana, keren kan gua sama Ghea?" Tanya Rama sambil menaik turun kan alis nya

"Oiya si Ghea mana? Lagi arisan beneran?" Tanya ku tanpa menjawab pertanyaan Rama

"Lagi ke supermarket, beli bahan-bahan buat kita makan siang entar" Jawab Rama

"Emang anjing ya lu berdua" ucap ku

Rama hanya tertawa mendengar kan kalimat ku barusan.

Even pov end

Broken GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang