Eh .. kok?!

34.3K 2K 23
                                    

Setelah itu kami kembali ke penginapan dan sarapan. Karena aku terlalu lelah, aku memilih makan di kamar bersama teman-teman yang lain juga. Setelah sarapan kami ganti baju dan bersiap untuk acara resmi yang juga di aula. Kami disuruh memakai jas almamater.

"Mbak Fia..." seru Siska padaku. Saat aku keluar kamar hendak ke aula.

"Ada apa?"

"Aku sudah mengutarakan perasaanku pada pak Andre." Bisiknya. Aku memandangnya tak percaya.

"Lalu jawabannya?" Mendengar pertanyaanku ia cemberut.

" 'Kamu mau nilai apa semester ini? C?' gitu mbak katanya." Mau tak mau aku tersenyum. Sudah kuduga.

"Ceritain ke aku detailnya sambil jalan ke aula."

Ia menceritakan padaku, bahwa ia tadi pagi tidak ikut jalan-jalan dan menunggu pak Andre kembali. Jadi saat pak Andre selesai jalan-jalan dan sedang duduk-duduk sendirian di sebelah kolam renang, Siska menghampirinya dan mengutarakan perasaannya.

'Aku suka dengan pak Andre.' Begitu katanya.

'Kamu mau nilai apa semester ini? C?' Dan jawaban itu diutarakan dengan santai oleh pak Andre kata Siska.

Apa pak Andre sering menemui mahasiswi seperti Siska?

"Ya sudah, sekarang kamu fokus saja dengan kuliah. Lagipula kamu sudah punya pacar dan juga gap usia kamu dengan pak Andre cukup jauh. Serta hal ini bisa mengganggu hubungan antara dosen dengan mahasiswi. Jadi sudah ya cemberutnya dan kembali semangat."

Aku tak tahu apakah dia mendengarkan atau tidak. Tapi memang ia harus kembali ke posisinya sebagai seorang mahasiswa.

Tak lama acara pun di mulai. Pak Andre duduk di sebelah panggung, bisa dibilang di sebelah aku dan teman-teman duduk. Jadi jarak kami dengan pak Andre hanya 1 meter. Mataku bertemu pandang dengannya. Aku memasang wajah datar ku begitupun beliau. Mataku kembali ke mc yang sedang memberi prakata sebagai pembukaan.

"Sepertinya pak Andre marah mbak. Tadi sempat lihat kesini dan wajahnya datar." Bisik Siska.

Aku hanya diam mendengarkan mc berbicara lalu dilanjutkan dengan materi yang dibawakan oleh pak Imam. Membahas tentang beberapa prestasi mahasiswa di bidang non-akademik.

"Disini ada contoh bagus yang saya harap bisa ditularkan ke mahasiswa lainnya. Salah seorang mahasiswi transfer pernah ikut berkompetisi di Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan tapi di kampusnya terdahulu. Menariknya produk yang ia ciptakan sangat berhubungan erat dengan jurusan yang diambilnya sekarang. Mbak Fia silahkan berdiri." Beliau menunjukku. Aku yang tolah-toleh tidak paham, dengan kikuk aku pun berdiri.

"Menghadap ke mahasiswa yang lain." Aku pun balik badan, seluruh mahasiswa seaula memandangku. Aku kurang suka menjadi pusat perhatian seperti ini.

"Mbak Fia ini ketika di mata kuliah technopreneur melakukan tugas presentasi tentang produknya yaitu komposter 2 in 1 yang bisa menghasilkan kompos dua jenis hanya dengan 1 alat sederhana." Aduh malu, sumpah! Aku pun tersenyum terpaksa dan berbalik lalu duduk kembali. Sekitarku bisik-bisik melirikku.

"Mbak kok tidak bilang tugas kemarin itu PKM, tahu gitu aku ikut tim mbak saja kemarin."

"Iya mbak, kita jadi nggak perlu susah-susah membuat baru." Celetuk beberapa teman transfer.

Memang itu maksudku untuk tidak mengatakannya karena aku yakin aku jadi sasaran empuk para mahasiswa malas. Bukan masalah pelit atau apa namun semua sahabat-sahabatku yang tahu tentang sifatku yang terlalu baik jadi mereka selalu mewanti-wanti supaya jangan jadi orang yang mau di manfaatin.

Bertemu di AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang