Mungkin karena kelelahan, hari ini Nayeon bangun agak terlambat dari biasanya. Nayeon mendongak, melihat jam di ponselnya, dan itu sudah menunjukkan pukul 9AM. Dia membuka tirai di jendela di dekat tempat tidurnya, dan membiarkan terpaan sinar mentari pagi menghangatkan dirinya. Seperti biasanya, dia akan berangkat melatih menari dua jam lagi. Seperti yang sudah direncanakan Nayeon, dia akan membuatkan anak-anak kimchi. Jadi segera saja dia bergegas bangun dari tempatnya bermalas-malasan, dan kemudian Nayeon mengikat rambutnya untuk mulai memasak.
Rencana Nayeon untuk melupakan Himchan akhirnya berhasil. Nayeon bahkan tidak sedikitpun teringat tentangnya lagi. Himchan kali ini berada di halaman paling belakang didalam buku cerita kehidupan-Nayeon. Yang dipikirkan Nayeon setiap paginya adalah Gongchan, Ibu, dan ayahnya. Bahkan kalau saja ada bintang jatuh malam ini, Nayeon ingin mengucapkan permintaan yang sebenarnya jelas mustahil terjadi – yaitu, dia ingin Ibunya kembali berada bersamanya.
"Ta-dah! Baiklah pemirsa, ini adalah kimchi buatan si sexy and cute Nayeon-ssi!" seru Nayeon sambil menggunakan spatulanya sebagai microphone dan menunjukkan kimchi nya kearah di depannya.
Nayeon akhirnya mulai mengemas kimchi nya ke dalam tempat makan berukuran kecil untuk dibagikannya nanti. Kecintaannya terhadap seni menari dan menyanyi tidak membuatnya untuk tidak menggerakan tubuhnya bahkan dalam keadaan sedang berpenampilan seperti bibi-bibi rumahan yang akan menyuguhkan kimchi nya kepada keponakan dan keluarga yang lain. Nayeon memutarkan lagu OHH-AHH by TWICE untuk menemaninya pagi itu.
Setelah Nayeon hampir saja selesai mengemas semua kimchi nya, dia tiba-tiba teringat soal Chansung. Chansung adalah orang yang baru saja dikenal Nayeon, dan dia sudah mulai memikirkannya. Namun, tanpa berpikir panjang, dia segera menambahkan jumlah kimchi yang akan dibawanya nanti untuk Chansung. Nayeon sangat berharap bahwa dia tidak akan meracuni Chansung dan anak-anak didiknya.
Dance Practice Room
"Annyeonghaseyo!" sapa Nayeon kepada anak didiknya. "Seminggu lagi kalian akan segera tampil, aku harap kalian bisa memberikan yang terbaik untuk sekolah kalian. Fighting!"
"Mmm," anak didik Nayeon mengangguk secara serentak. "Fighting! Dan kami akan merindukanmu, Nayeon sonsaengnim!" seru salah seorang anak didiknya.
"Ne! Mari kita berjuang bersama-sama!" sahut Nayeon dengan sangat bersemangat, dan kemudian tersenyum kepada semua anak didiknya.
Chansung ternyata sudah berdiri di sana memandangi Nayeon sedari Nayeon mulai masuk ke ruang latihan. Bahkan Chansung pun bisa merasakan atmosfer semangat yang diberikan Nayeon kepada anak didiknya. Chansung sangat menyukai wanita seperti itu, karena yang muncul dibenaknya adalah Nayeon, the girl on fire. Kemudian, pemikiran itu langsung mengingatkannya kepada adik laki-lakinya.
Adik laki-laki Chansung menjadi orang yang sangat berbeda setelah dia mengalami kecelakaan yang membuatnya gegar otak ringan. Memang tidak sepenuhnya hilang ingatan, hanya saja kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya jadi jarang dilakukan. Sebagai anak sulung, Chansung sangat menyayangkan apa yang terjadi kepada adik laki-lakinya. Semangat yang dimiliki Nayeon adalah semangat yang sama seperti yang dimiliki oleh adik Chansung jauh sebelum kecelakaan itu terjadi. Itulah mengapa Chansung akhirnya mulai tertarik kepada Nayeon.
Chansung tidak ingin tertangkap basah oleh Nayeon karena sudah memperhatikannya melatih se-sexy itu dan dianggap sebagai penguntit, jadi dia memutuskan untuk pergi darisana. Lagipula dia juga ada jadwal melatih hari ini.
Nayeon mulai berkeliling sambil memperhatikan gerakan anak didiknya satu per satu. Dia tidak ingin ada kesalahan hari ini, mengingat waktu mereka latihan tinggal seminggu lagi. Sejak memikirkan Himchan beberapa bulan kebelakang, Nayeon merasa ini menjadi kali pertamanya dia mengajar sekeras ini lagi. Tapi kemudian Chansung hadir dibenak Nayeon. Nayeon tidak tahu mengapa dia sampai sesering ini memikirkan Chansung. Dia tidak pernah seperti ini setelah bertemu dengan orang baru. Lagipula Chansung tetap saja bukan siapa-siapa bagi Nayeon, tapi paling tidak Nayeon sudah mulai menganggap Chansung sebagai seorang teman sejak mereka bertemu.
Pengalihan perhatian Nayeon dengan memikirkan Chansung membuatnya tidak fokus kepada anak didiknya. Sampai-sampai mereka berselisih paham didepan Nayeon, dan Nayeon pun tidak menyadarinya. Tapi kemudian salah seorang anak didik Nayeon memberitahunya untuk mengatasi perselisihan itu. Dengan memasang tampang kaget dan bingung, Nayeon akhirnya menyadarkan dirinya dan menghampiri kedua anak laki-lakinya yang bertengkar.
"Ya! Wae?" kata Nayeon melerai kedua anak itu dan membuat mereka berjauhan.
"Hyunjung tidak mendengarkan kata-kataku! Dia melakukan kesalahan, dan saat aku mengingatkannya, dia tidak menerimanya!" ujar Michael, satu-satunya anak Amerika yang berada di kelas itu. "He is stubborn! Really!"
"Dia cerewet sekali!" sahut Hyunjung.
"You are so annoying! Kau tetap saja melakukan gerakan yang salah setelah aku mencoba membenarkannya!" timpal Michael.
Nayeon tidak ingin situasi menjadi sangat panas, akhirnya dia mememberi hukuman kepada Michael dan Hyunjung untuk melakukan push-up sebanyak 20kali. Sambil melihat kedua temannya dihukum seperti itu, anak lainnya duduk melingkar mengelilingi Hyunjung dan Michael.
"Michael, kalau kau ingin mengingatkan temanmu, cobalah berbicara dengan baik dan tenang – dan Hyunjung, kau jangan keras kepala, arra? Kalian semua ini sedang berlatih bersama. Sebagai sebuah tim, kalian perlu kerjasama untuk mencapai hasil yang baik," kata Nayeon sambil berdiri diantara Michael dan Hyunjung. Mereka berhenti melakukan push-up sejenak dan mendengarkan Nayeon. "Aku ingin kalian saling berbaikan setelah ini. Berusahalah untuk mengendalikan emosi. Anggap saja kalian adalah saudara, arasseo?" Lanjut Nayeon, kemudian Nayeon memeluk mereka dengan erat.
****
Nayeon menunggu Chansung sambil duduk dibangku depan ruang latihan dan memegangi kotak makannya yang berisi kimchi. Dia tidak percaya bahwa melakukan hal yang seperti ini lagi untuk seorang lelaki setelah Himchan. Saat dia sedang melamun memandangi tempat makannya, tiba-tiba saja Chansung menghampiri Nayeon dengan membawakannya sekaleng minuman kopi.
"Kenapa belum pulang?" kata Chansung seraya duduk di samping Nayeon.
"Aku sedang menunggumu." Nayeon mengambil minuman kaleng kopinya. "Gomawo. Omong-omong, aku ingin memberikan sesuatu padamu," Kata Nayeon sambil memberikan tempat makanannya yang berisi kimchi.
"Apa ini?"
"Kimchi. Kau tidak suka, ya?"
"Aku suka. Aku sangat suka kimchi. Terima kasih." Chansung menerimanya lalu memakannya sedikit. "Mmm, enak sekali, pedasnya juga pas."
"Syukurlah." Nayeon kemudian tersenyum menatap Chansung.
"Mau kuantar kau pulang?"
"Apa tidak merepotkanmu?"
"Ani," kata Chansung seraya menggandeng tangan Nayeon tiba-tiba. "Kajja!"
Nayeon tidak bisa menggambarkan perasaannya saat itu, tapi dia merasa sangat senang. Sore itu Chansung benar-benar menemaninya pulang sampai ke apartemen. Sudah lama sekali Nayeon tidak pulang bersama seorang lelaki seperti ini. Dan masih sama, terakhir dia melakukannya adalah bersama dengan Himchan. Sepanjang perjalananpun Chansung terus menggandeng tangan Nayeon, dan Nayeon tidak sedikitpun merasa risih. Tetapi, Nayeon masih merasa tidak ingin menumbuhkan perasaan lebih ini kepada Chansung. Untuk sementara waktu, Nayeon menganggap hubungannya dengan Chansung adalah sebuah pertemanan biasa.
"Terimakasih, Chansung-ssi." Nayeon membungkukkan badannya kearah Chansung.
"Ok. Lain waktu aku akan mengunjungimu, kelihatannya apartemenmu nyaman juga untuk bersantai," kata Chansung sambil melihat-lihat kearah dalam apartemen Nayeon.
"Ne. Kapan saja kau bisa datang, mainlah kemari."
"Mmm," Chansung menggangguk. "Kalau begitu aku harus pulang. Sampai jumpa besok!" lanjutnya, kemudian pergi dari sana.
"Annyeong!" seru Nayeon.
Nayeon memutuskan untuk langsung pergi tidur setelah membereskan semuanya dan membersihkan diri.
****
YOU ARE READING
U GOT ME [FanFiction]
Fanfiction"Aku juga terkejut sejujurnya, terkejut aku bisa seperti ini dan disebabkan oleh seorang kau. Beberapa bulan yang sudah berlalu merupakan bulan-bulan untuk bisa menyayangimu apa adanya. Belajar untuk membiarkan rasa berjalan dengan caranya sendiri...