-009-

308 61 4
                                        

Dering ponsel Chansung membangunkannya seketika dari tidur. Dia bahkan hampir saja menekan tombol reject – memutuskan panggilan masuk – tapi tidak dilakukannya setelah melihat nama Nayeon di layar ponselnya. Chansung beranjak dari tidurnya, dan menerima panggilan Nayeon.

"Chansung-ssi!!" kata Nayeon terdengar bersemangat.

"Ah, yeoboseyo. Teriakanmu masih sama, itu terdengar sedikit memecah telinga, tapi aku menyukainya," ujar Chansung yang masih berusaha menyadarkan dirinya dari tidur.

"Apa malam ini kau sibuk?" tanya Nayeon.

"Tidak. Memangnya ada apa? Kau ingin mengajakku ke suatu tempat?" kata Chansung dengan penuh percaya diri.

"Tentu saja. Aku ingin mengajakmu makan malam. Lagipula, beberapa waktu ini kita belum lagi bertemu."

"Baiklah. Kau tentukan tempatnya, ok?"

"Arasseo," ujar Nayeon. "Cepat bangun dari tidurmu! Kenapa pria setampan dirimu suka sekali bermalas-malasan."

"Ya! Kau ini siapa sebenarnya? Kau mengintipku?"

Nayeon hanya tertawa. "Kalau begitu sampai bertemu malam nanti!"

Nayeon mengakhiri panggilannya. Nayeon memang sengaja merencanakan akan pergi dengan Chansung malam ini, sambil menebus rasa bersalahnya. Jinyoung memberi Nayeon ruang untuk bisa bersama dengan dunia dan orang-orang penting di dalamnya. Lagipula, Jinyoung memang hanya ingin bersantai di apartemen. Dan hal itu membuat Jinyoung bingung, haruskah dia sesegera mungkin mencari apartemen atau akan tetap tinggal bersama Nayeon.

Chansung mendapat momen terbuka dari Nayeon. Chansung merasa bahwa dirinya masih memiliki kesempatan untuk memiliki Nayeon. Jadi, Chansung berencana akan menyatakan perasaannya pada Nayeon malam ini. Karena ini bukan kali pertamanya Chansung menyatakan cinta kepada seseorang, jadi dia siap saja kalau-kalau Nayeon akan menolaknya. Kemudian terbesit di pikiran Chansung bahwa alasan Nayeon 'jika' menolaknya adalah karena Jinyoung mungkin telah memenangkan hati Nayeon.

Chansung memutuskan untuk melanjutkan tidurnya sebentar lagi. Kemudian dia akan ke tempat latihan, dia ingin sekali mengunjunginya sejak beberapa pekan terakhir dia tidak sempat pergi ke sana. Chansung juga akan melakukan sedikit pelemasan otot dengan free-style dance.

Sementara itu, Jinyoung dan Nayeon bersantai di pinggiran sungai Han sambil menikmati semilir angin yang berhembus menembus sela-sela rambut mereka. Saat sedang asyik bercengkerama, tiba-tiba sekelompok pria mendatangi Jinyoung dan Nayeon.

"Jadi, kau masih hidup?" kata salah seorang dari sekelompok pria itu, yang dianggap sebagai ketua.

Jinyoung sontak membelakangi Nayeon seolah-olah akan ada yang menyakitinya. Jinyoung ingat sekali bahwa mereka yang menyebabkan Jinyoung menerima jahitan di perutnya. Tch, mau apa lagi mereka kemari. Lagipula aku sudah tidak mengganggu wilayah kekuasaan mereka, geram Jinyoung dalam hati sambil matanya membelalak kearah pria-pria di depannya. Nayeon meremat pakaian Jinyoung demi menghilangkan rasa ketakutan yang membuat dirinya agak gemetaran.

"Jinyoung-ah..." kata Nayeon lirih dari punggung Jinyoung.

"Kau mau pamer pada kami? Bahwa kau sudah mendapatkan kekasih yang mungkin bisa melindungimu? Sombong sekali kau!"

"Aku sudah menyerahkan semua uangku padamu saat itu, kan? Kita tidak ada urusan lagi," jelas Jinyoung tegas.

Pria itu melangkah maju dan melayangkan pukulannya ke arah Jinyoung. Namun, Jinyoung dengan tanggap menahan pukulan itu. Seketika suasana menjadi ricuh, setelah Jinyoung malah yang menghajar pria itu dan kawan-kawannya.

U GOT ME [FanFiction]Where stories live. Discover now