"So I thank you thank you thank you.. And I love you love you🎵"
Chansung memasak korean egg toast sambil menyanyikan lagu milik 2PM yang berjudul Thank You. Seperti biasa, Himchan sudah siap menunggu sarapannya untuk di hidangkan di hadapannya.
"Oh, Himchan-ah!" Seru Chansung tiba-tiba, dan membuyarkan lamunan Himchan begitu saja.
"Ne, hyung?"
"Hadiah apa yang kau berikan pada Nayeon kemarin?"
"Kenapa kau begitu ingin tahu?"
"Memangnya sepenting apa hadiah itu, sampai kau harus merahasiakannya dariku?"
Himchan mendecak pelan. "Itulah kenapa seharusnya kau ikut denganku."
Chansung kembali dari dapur dengan membawa dua piring toast dan dua gelas berisi air mineral. Dia menempati bangku kosong di depan Himchan.
Untuk beberapa saat keadaannya hening. Himchan dan Chansung ini adalah sepasang kakak-adik laki-laki yang terkesan tidak asyik, jika dibandingkan dengan pasangan kakak-adik lain di luar sana. Kenapa tidak? Karena mereka hanya akan lebih sering diam daripada harus menghabiskan waktu untuk menertawakan beberapa film yang mereka tonton, mengomentari setiap orang yang berjalan di hadapan mereka, dan lainnya. Tapi, walau demikian hubungan mereka bertahan sebagai saudara yang paling jarang bertengkar.
"Jadi, apa kau sudah memutuskan untuk lebih baik tinggal di Seoul daripada Gwangju?" Chansung menelan korean egg toast terakhirnya.
"Sepertinya begitu. Aku bosan dengan tontonan drama yang tidak ada akhirnya. Ayah dan ibu akan terus begitu sampai seluruh lelaki di Korea Selatan selesai menjalankan wajib militernya," ujar Himchan bersarkasme.
"Oh, lalu apa rencanamu setelah ini?"
"Aku akan membuat setiap sudut kota Seoul punya kenangan tentangku."
"Dengan Nayeon?"
"Hyung.. berhenti untuk membicarakannya, ok?"
"Aku tidak bisa untuk tidak membicarakan gadis itu." Chansung menghela napas panjang dan kemudian memutar bola matanya.
"Wae?" Himchan mengerutkan kening memandangi wajah kakak laki-lakinya itu. "Jangan bilang bahwa kau menyukainya."
"Ne, aku memang menyukainya. Seharusnya aku sudah harus melupakannya, tapi itu sulit sekali." Chansung geram pada kenyataan bahwa Nayeon tidak bisa dihapuskan dari benaknya.
"Aigoo, apa-apaan ini," tukas Himchan lalu tertawa kecil di ujung kalimatnya. "Sepasang kakak dan adik laki-laki bisa menyukai gadis yang sama."
Chansung bahkan tidak merespon perkataan Himchan. Dia langsung beranjak dari duduknya dan membereskan semua yang ada di meja.
****
Jinyoung sudah berdiri di depan kamar Nayeon dengan menjejalkan kedua tangannya ke dalam saku jaket. Untuk terakhir kalinya berada di apartemen Nayeon, Jinyoung memandangi seluruh sudut ruangan dengan berulang kali menghembuskan napas berat.
"Jinyoung-ah..." Nayeon yang keluar dari kamarnya langsung menghambur untuk memeluk Jinyoung dari belakang.
Jinyoung terkejut dan langsung membalikkan badannya agar dia bisa memeluk Nayeon dengan nyaman dan erat. Rasanya dia akan berpisah dari Nayeon untuk waktu yang sangat lama. Tidak terpikir oleh Jinyoung bahwa dia masih bisa bertemu dengan Nayeon kapanpun dia mau.
"Apa kau yakin, kau akan pergi?" ucap Nayeon dengan lirih.
"Ne. Aku sudah menemukan apartemen yang kuinginkan. Mina noona benar-benar membantu soal itu. Lagipula, aku memang harus menepati janjiku, kan? Aku tidak akan tinggal disini lagi setelah aku menemukan apartemen," jelas Jinyoung seraya mengusap-usap rambut Nayeon dengan lembut.
YOU ARE READING
U GOT ME [FanFiction]
Fanfiction"Aku juga terkejut sejujurnya, terkejut aku bisa seperti ini dan disebabkan oleh seorang kau. Beberapa bulan yang sudah berlalu merupakan bulan-bulan untuk bisa menyayangimu apa adanya. Belajar untuk membiarkan rasa berjalan dengan caranya sendiri...