-017-

230 41 6
                                    

22 September 2015

"Happy birthday!!" Seru Gongchan dan Mina bersamaan.

Hari ini apartemen Nayeon berubah menjadi tempat yang ramai dengan beberapa balon warna-warni dan hiasan glitter berbentuk bunga salju, rapi terpasang di dinding. Rasa bahagia itu bertambah dengan kedatangan Gongchan dan Mina dari Jepang. Nayeon sudah lama menginginkan momen seperti ini, terutama di hari ulang tahunnya.

"Uwaaa!" Mina memasang tampang tidak percaya memandangi Jinyoung dan Nayeon bergantian. "Aku tidak pernah menyangka bahwa kalian lahir di waktu yang sama."

"Sudah kukatakan bahwa Nayeon adalah takdir bagiku." Jinyoung tersenyum menatap Nayeon. Bunga-bunga kebahagiaan di dalam diri Jinyoung merekah indah tak karuan.

"Ah, gomawo oppa, eonni ... kalian benar-benar datang kemari untuk merayakannya," tukas Nayeon.

"Jadi, kapan kalian akan menikah?" Jinyoung tiba-tiba saja masuk ke dalam pembicaraan, namun dengan pembahasan yang berbeda.

Gongchan dan Mina dibuat terdiam karena pertanyaan Jinyoung. Mereka saling bertukar pandang, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan itu. "Molla," ujar Mina seraya memainkan cincin tunangannya yang terpasang di jari manis tangan kanannya.

Gongchan melingkarkan lengan tangannya pada Mina. "Secepatnya kami akan memberitahu kalian mengenai hal itu. Kenapa jadi kalian yang tidak sabar?"

Jinyoung, Nayeon dan Mina tertawa setelah mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Gongchan. Nayeon dan Jinyoung memang terkesan tidak sabar dengan pelaksanaan pernikahan Gongchan dan Mina. Bahkan mereka sudah membayangkan Mina dan Gongchan berdiri di altar dengan berpakaian serba putih.

"Ah, seharusnya kita bersulang untuk hari spesial kalian berdua." Gongchan mengangkat tinggi-tinggi gelas berisi soju itu, dan meminta yang lain untuk bersulang.

"Saengil chukha, Jinyoung dan Nayeon!" Mina berseru untuk kedua kalinya.

****

"Hyung, hari ini adalah hari ulang tahun Nayeon." Himchan membiarkan rambutnya dikibaskan oleh angin pagi itu.

Himchan dan Chansung sedang menikmati pemandangan kota Seoul dari atas balkon apartemen. Tampaknya tidak mudah bagi hati Himchan untuk tegak menampung rasa yang amat besar. Rasa itu adalah rasa mengenai rindunya terhadap Nayeon. Sampai hari ini Himchan belum bertemu dengan Nayeon. Pertemuan terakhir mereka masih tidak berjalan dengan baik. Nayeon bahkan menangis di hari itu.

Himchan merasa terkurung, tidak bebas bahkan kadang terjepit. Wajar karena rindunya pada Nayeon terhimpit. Himchan ingin sesekali meronta sekuat-kuatnya, namun dia tak mampu.

"Apa kau ingin menemuinya?" tanya Chansung.

"Tentu saja. Setidaknya ... aku tidak ingin lagi melewatkan hari ulang tahunnya setelah kejadian dua tahun lalu."

"Kalau begitu pergilah," kata Chansung dengan entengnya sambil mengacak-acak rambut Himchan pelan.

"Bagaimana denganmu? Kau tidak ingin menemuinya?"

"Ah, tidak. Kau bisa menyampaikan salamku padanya. Aku sedang ingin latihan hari ini." Chansung kemudian pergi dari sana.

'Aku bisa remuk karena tak kunjung bisa lama saat menjumpaimu, Nayeon-ah. Mengisi hariku dengan bayangmu telah menjadi keseharian. Aku seperti merasa sedang menyelam di palung rasa yang dalam, merindumu di tempat hampa seperti ini. Semoga aku tetap bisa merindumu walau jauh.' Himchan berkata dalam hati, lalu menghela napas berat.

U GOT ME [FanFiction]Where stories live. Discover now