CHAPTER 15

369 17 0
                                    


Willy Pov

Mataku masih sangat berat sekali, Aku berusaha mengabaikan orang yang memanggil namaku dan memintaku untuk bangun. Entah berapa lama Aku tidur tapi tetap saja mataku sangat berat untuk membuka mataku, mungkin ini efek dari obat yang kuminum hingga membuatku mengantuk terus. Namun, Aku merasa ada yang mengguncang tubuhku, hingga dengan terpaksa Aku membuka mataku dengan berat. Aku mengerjapkan mataku untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kemataku dan setelah Aku bisa melihat dengan jelas terlihat sekali orang yang kini sangat kucintai tengah memandangku. Setelah melihatnya Aku pun memberikan senyum termanisku kepadanya karena senyumanku mampu membuat gadis manapun luluh ( Okay abaikan karena ternyata senyumanku tidak meluluhkan hati Nana dengan mudah ). Aku ingin bangun dan Nana membantuku untuk bangun, lalu berssandar pada kepala ranjang dengan posisi duduk.

"Ada apa Sayang ?" Tanyaku lembut kepada Nana.

"Ini sudah waktunya makan malam, ayo makan dulu setelah itu minum obat" Ucap Nana lalu memberikan sepiring nasi kepadaku.

Aku hanya mendengus saja karena Nana selalu hanya mengingatkanku untuk makan dan minum obat padahal Aku tidak suka obat. Aku terpaksa minum obat itupun karena atas bujukan Nana. kalau bukan Nana yang membujuk pasti Aku menolak mentah-mentah minum obat yang membuatku terus saja mengantuk.

"Suapin yah" Ucapku dengan nada memohon kepada Nana. Nana hanya mendengus tidak menjawab, namun menyodorkan sesendok nasi ke mulutku. Dan itu membuat tersenyum, lalu membuka mulutu.

"Setelah ini temani Aku nonton tv ya, Aku bosan tidur terus dan obatnya nanti Aku minum saat Aku akan tidur" Ucapku kepada Nana.

"Iya.. tapi habiskan dulu makananmu"Jawab Nana terus menyuapkan makanan ke mulutku dengan telaten.

Untung saja dalam kecelakaan ini Aku tidak Amnesia meskipun kepalaku terbentur benda keras dengan sangat keras. Aku sangat bersyukur karena Tuhan memberiku kesempatan untuk terus mengingatnya dan juga terus bersamanya. Aku bahagia dengan kebersamaanku dan Nana yang kini terjalin dengan cukup baik.

"Sayang... buka mulutmu kenapa Kamu malah melamun dan senyum-senyum seperti itu" Ucap Nana yang langsung membuyarkan lamunanku. Aku hanya tersenyum lalu membuka mulutku lagi.

"Kamu melamunkan apa ? Sampai-sampai Kamu mengabaikan makananmu dan juga Aku" Tanya Nana polos yang membuatku gemas dengannya walapun umurnya menginjak 21 tahun.

"Aku bersyukur karena Tuhan memberiku kesempatan untuk terus bersamamu Sayang bukannya melamun"Jawabku yang membuat pipi Nana memerah. Aku sangat suka jika melihat pipi Nana yang memerah karena sikap lembutku.

"Emmm.... Aku juga sangat senang karena Kamu mau bertahan dan sembuh lagi"Ucap Nana dengan terus menyuapkan makanan ke mukutku. Aku senang karena kehadiran Nana hidupku kini sedikit lebih baik dan akan bertambah baik lagi setelah Aku dan Nana menikah.

"Oh.. iya gimana skripsi Kamu ?" Tanyaku pada Nana.

"Sepertinya wisudaku akan mundur karena skripsiku belum juga selesai karena urusan pernikahan dan juga Kamu kecelakaan. Tapi tak apa walaupun mundur Aku akan tetap wisuda tahun ini" Jawab Nana dengan memberikan senyum manisnya.

"Maafkan Aku karena Aku Kamu jadi gagal wisuda bulan depan"Ucapku dengan penuh penyesalan.

"Huss... Kamu ini ngomong apa sih, ini bukan salah Kamu tapi memang Aku saja yang kurang bisa membagi waktu sehingga skripsi belum jadi juga" Ucap Nana dengan menyuapkan satu sendok terakhir makananku.

"Tapi-" Belum sempat Aku selesai bicara Nana sudah memotongnya.

"Lebih baik sekarang habiskan susu ini, lalu Kita nonton tv disofa" Ucap Nana lalu memberikan kepadaku segelas susu. Segera keteguk dengan habis susu yang diberikan Nana hingga tak tersisa.

Now, He Always Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang