CHAPTER 24

305 20 0
                                    


This is the next chapter....

Maaf lama update-nya karena Aku gak selalu bisa nulis di rumah, cuman waktu-waktu tertentu. Jadi buat para Readers yang sabar nunggunya....

WARNING !!!

Banyak Typo bertebaran.... ^_^

--------------------

Willy Pov

"Sekarang Kamu gak lanjut kerja ?"Tanya Nana yang melihatku yang tak bergerak sedikit pun dari tempatku.

"Nanti lagi saja, Aku mau istirahat sebentar"Jawabku.

Aku mulai memejamkan mataku dan memeluk erat wanitaku, jujur Aku mengantuk karena kurang tidur sejak semalam. Nana juga diam saja tak berbicara, mungkin Dia memberiku waktu untuk istirahat sebentar. Tak membutuhkan waktu lama Aku sudah berada dalam alam mimpi.

--------------------

"Aaaaarrrggghhhhh....."Lenguhku.

Aku mulai mengerjabkan mataku, meyesuaikan cahaya yang masuk ke mata, Aku melihat jam di atas nakas menunjukkan pukul 4 sore, cukup lama ternyata aku tertidur. Aku pun bangun dengan perlahan karena takut membangunkan Nana yang tengah tertidur. Setelah itu Aku pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka agar lebih segar. Selesai mencuci muka Aku kembali ke ruanganku untuk melanjutkan kerjaku yang sengaja Aku tunda karena ada Nana.

"Fel, tolong buatkan secangkir kopi untukku"Pintaku kepada Felly melalui telepon. Setelah itu Aku kembali sibuk dengan beberapa berkas yang ada di atas meja kerjaku, masih ada sekitar 10 berkas yang harus ku cek dan kupelajari untuk bahan meeting besok.

TOKK... TOKK... TOKK...

Terdengar suara ketukan pintu yang pasti itu Felly mengantarkan pesananku tadi.

"Masuk"Ucapku.

CEKLEKKK......

Masuklah Felly dengan secangkir kopi di tangannya, lalu menaruhnya di meja. Terlihat Felly seperti menahan tawa, sejak masuk ruanganku.

"This is you coffee, Mr. Gafendra"Ucap Felly. Aku hanya mengangguk tanpa menoleh ke arah Felly.

"Tumben siang-siang minta kopi, capek abis siang kedua ya...."Ucap Felly frontal, sontak membuatku mengarahkan pandangan tajam ke arahnya.

"HAHAHAHAHAHA......."Seketika tawa Felly meledak. Aku hanya diam saja melihat Felly tertawa terpingkal-pingkal.

"Ehmm..... sorry bos kelepasan"Ucap Felly setelah menghentikan tawanya.

"Udah puas ketawanya ?"Tanyaku dan dijawab anggukkan kepala oleh Felly. Setelah itu Felly malah duduk bukannya kembali bekerja.

"Lah... kok Loe malah disini bukannya balik kerja"Ucapku dan Felly hanya nyengir kuda.

"Yahh... bos, bagi-bagi kek ceritanya"Ucap Felly dan Aku sudah tahu maksud dari ucapannya itu.

"Apaan sih Loe, Fel"Ucapku enggan menanggapi perkataan Felly.

"Cerita kali, bos. Gimana rasanya biar Gue tahu"Ucap Felly dengan menaik-turunkan alisnya.

"Mending Loe cepetan nikah biar tahu sendiri rasanya kayak gimana, sama cowok Loe itu"Jawabku.

"Ahh.. bos mah gak asyik, jangan-jangan belom ngarasain iya...."Tebak Felly yang membuatku menghela nafas dengan kasar.

"Ya... emang belom ngrasain malam pertama atau siang kedua atau apalah itu"Jawabku sekenanya.

"Hahhh..... beneran Loe, Bos ? betah amat tidur berdua sama cewek bohay gitu tapi gak ngapa-ngapain"Ucap Felly. Aku dan Felly memang sudah biasa seperti ini karena memang Aku tidak suka sifat Bossy ditambah lagi Felly adalah teman SMA-ku.

"Buktinya Gue betah"Jawabku enteng, sedangkan Felly geleng-geleng kepala seakan tidak percaya dengan jawaban dariku.

"Wahhh..... hebat banget Loe, Bos"Ucap Felly dengan bertepuk tangan.

"Gue juga laki-laki normal Fel Gue juga punya namanya keinginan untuk menyentuh apalagi udah ada di depan mata, cuman sebisa mungkin Aku nahan karena Aku ingin Nana fokus sama skripsinya"

"Kuat banget sih Loe, bos ? Kalau Briyan yang ada di posisi bos gak tahu dah Gue"Ucap Felly dan Briyan adalah nama kekasih Felly yang sudah di pacarinya selama 1 tahun.

"Kuat gak kuat, tapi kalau udah mentok mandi air dingin lah Gue"Ucapku menceritakan bagaimana semalam Aku sedikit tersiksa ketika harus menahan hasratku dan terpaksa harus mandi air dingin malam-malam, serta kemarin siang setelah ijab qobul.

"Gue salut sama Loe, bos"Ucap Felly dengan mengancungkan dua jempol tangannya.

"Udah sana balik kerja"Ucapku mengusir Felly.

Setelah Felly keluar, Aku melanjutkan kerjaku dan sesekali meminum kopi panas yang dibawakan Felly untuk mengurangi rasa lelah fisik dan psikis. Lelah psikis karena harus mati-matian menahan hasrat untuk tidak menyentuh Nana dan lelah fisik karena kerja yang menumpuk akibat kecalakaanku beberapa waktu yang lalu.

--------------------

Pukul 05 : 00 WIB

Selesai sudah kerjaanku hari ini, Aku melihat jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjukkan pukul 5, pasti Nana sekarang sudah bangun dan menonton drama kesukaannya. Aku segera berdiri dan berjalan menuju kamar dimana Aku dan Nana tadi sempat istirahat.

Saat Aku masuk, Aku tidak mendengar suara tv yang menyala. Biasanya Nana jam segini akan menonton drama kesukaanya tetapi kenapa sekarang tv-nya masih mati. Aku mengedarkan pandanganku dan mendapati Nana tengah berdiri di hadapan jendela dan memandang keluar, tapi jika dilihat-lihat sepertinya fikiran Nana sedang tidak disini. Aku pun berjalan mendekati Nana dan memeluknya dari belakang. Mungkin ini akan menjadi kebiasaanku sekarang. Tubuh Nana menegang saat Aku melingkarkan tanganku di pinggang rampingnya, namun tak berangsur lama tubuh Nana kembali rileks.

"Kamu sudah selesai kerjanya ?"Tanya Nana dengan pandangan lurus ke depan.

"Sudah, baru saja selesai"Jawabku.

"Kita sholat dulu, setelah itu pulang"Tambahku dan Nana hanya mengangguk meng-iya-kan perkataanku.

Setelah itu Kami mengambil air wudhu dan bersiap-siap sholat karena ini sudah waktu sholat ashar, bahkan ini sudah hampir memasuki waktu maghrib. Sehingga Kami memutuskan untuk sholat dulu karena pasti Kita sampai rumah hari sudah gelap, karena jalanan ibukota yang terkenal macet jika waktu senja karena waktunya orang pulang bekerja.

Selesai sholat Aku dan Nana langsung bergegas pulang karena hari sudah malam dan Nana juga berkata ingin makan malam di rumah, Dia ingin memasak makan malam untukku. Aku meng-iya-kan saja kemauan Nana karena jujur Aku sangat menyukai masakan Nana meskipun hanya masakan sederhana saja. Nana juga melarangku untuk mempekerjakan ART karena Dia ingin melakukan semuanya sendiri sehingga Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

Nana sangat keras kepala jika sudah menginginkan sesuatu, dan Aku tidak mau Nana marah kepadaku hanya karena Aku tidak bisa menuruti permintaannya meskipun terkadang Aku juga takut jika Dia kelelahan karena selain melakukan pekerjaan rumah, pasti Dia sekarang sibuk dengan skripsinya. Aku tidak ingin Dia memaksakan dirinya dan akhirnya sakit. Aku sangat tidak menginginkan hal itu sampai terjadi. Namun, untuk sekarang Aku akan membiarkan saja tetapi jika Dia mulai kesulitan, Aku akan mencoba meyakinkannya untuk mempekerjakan ART agar pekerjaannya menjadi lebih ringan.

Aku sama sekali tidak keberatan menyerahkan masalah kebersihan rumah kepada ART, malah itu akan membuatku senang karena Nana akan memiliki banyak waktu istirahat nantinya jika itu sampai terjadi. Setelah Nana wisuda pun Aku akan segera menyerahkan SPA yang kumiliki kepadanya, agar Dia tidak kebosanan di rumah karena Aku tahu Dia ingin menjadi wanita karir seperti kebanyakan wanita di luar sana. Aku tidak keberatan dengan itu asalkan Nana bisa membagi waktu antara pekerjaan dan waktu denganku. Aku yakin Nana bisa melakukannya, Aku sangat yakin itu.

Tbc

Now, He Always Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang