CHAPTER 22

334 25 1
                                    

Willy Pov

"Ehhh....."Tidurku sedikit terusik karena cahaya yang mengenai mataku.

Aku mengerjabkan mataku untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke mataku. Setelah sesuai Aku melihat kesampingku terdapat bidadari cantik yang masih terlelap dalam tidurnya. Melihatnya yang tenang dalam tidurnya mampu menerbitkan senyum di bibirku dan kini Aku juga lebih tenang karena semalam Aku sudah bisa mengungkapkan masalah yang mengganjal fikiranku.

"Arrghhhh..... Morning"Ucapnya dengan tersenyum, Aku pun juga ikut tersenyum karena pagiku terasa sangat sempurna karenanya.

"Morning"Jawabku.

CHUP !!!

"Morning Kiss"Tambahku setelah mengecup singkat bibir ranumnya.

CHUP !!!

"Morning Kiss too"Ucapnya setelah mengecup singkat pipiku dengan pipinya yang bersemu merah.

Aku pun tersenyum bahagia karena pagi ini benar-benar terasa sangat sempurna, sehingga Aku ingin agar pagi ini tidak segara berakhir.

"Sudah jam 7, Aku hari ini kuliah siang. Kamu mendingan mandi dulu ! Kamu kerja kan ?"Ucapnya, Aku mengangguk.

"Aku hari ini ada meeting jam 9, Aku akan mandi dulu"Ucapku lalu bangun dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Memang Kami tidak merencanakan honeymoon karena selain masalah pekerjaanku yang akhir-akhir ini bisa dibilang sangat banyak, Nana juga sedang proses untuk skripsi jadi tidak bisa sering-sering mengambil cuti, jika tidak Dia tidak akan bisa skripsi tahun ini.

Setelah 15 menit ritual mandiku, Aku keluar dan sudah tersedia setelan kerjaku diatas ranjang, pasti Nana sengaja menyiapkan semua ini. Tapi sekarang Dia dimana, 'Apa di dapur ? Tapi katanya Dia tidak terlalu pandai memasak'Pikirku. Setelah mengenakan setelan tadi dan menyiapkan berkas-berkas untuk kubawa ke kantor, Aku berjalan keluar kamar. Aku sengaja tidak memakai dasi dan jasku terlebih dulu karena Aku ingin Nana yang memakaikan, modus dikit gakpapakan lagian sama istri sendiri hehehe....

Saat sampai di dapur Nana masih sibuk dengan alat-alat dapur entah apa yang dimasaknya, yang jelas Dia tidak menyadari kehadiranku karena masih sibuk dengan dunianya. Aku pun berjalan mendekat dan memeluknya dari belakang. Awalnya Nana terkejut dan tubuhnya menegang, namun setelah menyadari jika yang memeluknya adalah Aku, Nana mulai kembali relax.

"Kamu mengagetkanku saja"Ucapnya lalu kembali melanjutkan memasak omelette-nya.

"Aku tahu Kamu tidak bisa sarapan yang berat-berat, jadi aku hanya menyiapkan ini saja"Tambah Nana.

"Pasti Mami yang ngasih tahu ya...."Ucapku.

"Iya... tapi sebelumnya Aku yang tanya ke Mami"Jawab Nana.

"Emmmm.... tapi apa Kamu cukup sarapan ini saja ?"Tanyaku

"Aku bisa sarapan makanan apa saja, asalkan masih bisa dimakan"Ucap Nana

"Nahh... ini sudah jadi, ayo Kita meja makan. Kamu harus segera pergi ke kantor kan"Ucap Nana yang mau tak mau Aku harus melepaskan pelukanku.

Sebenarnya Aku sudah terlanjur nyaman tapi mau bagaimana lagi, Nana benar Aku harus segera berangkat ke kantor karena ada meeting pagi, terlebih lagi jalanan Ibukota yang hari-hari selalu macet membuatku harus berangkat lebih pagi.

Setelah sarapan Aku segera berangkat ke kantor, sebelumnya Aku menawarkan diri untuk mengantar Nana berangkat kuliah, tapi Dia menolak dengan alasan bisa berangkat menggunakan taxi.

Now, He Always Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang