Berlari, Berlari, Berlari.
Cepat, Cepat, Cepat.
Tidak. Berlari bukan definisi dari melarikan diri. Bahkan bukan juga definisi dari menghindari suatu masalah. Melainkan berlari definisi dari seberapa cepat dirimu. Seberapa cepatnya kakimu melangkah. Karena suatu kecepatan adalah salah satu dari usahamu yang tidak akan sia - sia. Contohnya saja ketika gurumu di sekolah selalu memberimu tugas dan gurumu berharap kecepatanmu dalam kemahiran. Bukan dengan kemampuanmu yang lambat untuk mengerjakan tugas tersebut. Seperti
halnya Professor Delores.
Professor Delores. Menurut pandanganku ia seorang professor yang tegas namun ia akan lemah jika kaum adam menghampirinya. Kau tau? Ia seperti perempuan murahan yang berpura - pura tegas. Itu suatu hal yang sangat amat menjijikan.
Saat ini, aku berada di kelas Sapu Terbang bersama Gabriel. Michael dan Rose sedang berada di kelas Ramuan. Kelas Sapu Terbang ini berada di taman belakang sekolah. Tempatnya sangat luas untuk kami, maksudku untukku dan Gabriel sebagai pemula menggunakan sapu terbang. Aku jadi teringat ketika dulu Ayahku sedang menaiki sapu terbang bersama ibuku. Aku berada di bawah memandangi mereka berdua yang penuh ceria. Mereka saling lempar-melempar bola salju yang berada di tangannya.
"Saya tau kau benci padaku, tapi tolong hentikan lamunanmu dan perhatikan saat saya mengajar di depan!" Gertak Professor Dolores sambil melempar sebuah Membral yang ada di tangannya. Membral itu cukup besar sehingga membuat benjolan besar di kepalaku. Kalian bisa memprediksi sendiri apa anugerah dari Professor Dolores. Aku cukup heran ketika ia mengajar di kelas Sapu Terbang, Kau tau? Mana cocok anugerahnya yang 'Membaca Pikiran' itu dengan kemampuan Terbang.
"Kau tau Victoria? Aku ahli dalam terbang dan membaca pikiran. Dan kau? kau hanya seekor kecoak yang berani menantangku seperti itu." Ucap Professor Dolores. Menyebalkan. Memang. Bisaku prediksi semua orang yang bertemu dengannya tidak menyukainya tak ter-kecuali Professor Albyrn.
"Jangan seenaknya kau membaca pikiranku, Professor. Itu adalah privasiku, dan kau tau professor? Semua orang mempunyai privasi tersendiri. Dan bagaimana perasaanmy jika privasimu ku bongkar?"
"Ya. Aku tau itu privasi. Namun kalo itu menyangkut pautnya dengan diriku dan juga menjelek-jelekan namaku di dalam pikiranmu, aku tidak segan segan untuk menghukummu, Victoria"
Ucapnya. Kurasa ia ingin berkata lagi tentang suatu hal.
"Kau tau Victoria? Kau terkenal sekarang berkat Ayahmu yang menjijikan itu. Aha! Berbicara soal Ayahmu itu, dia payah, sangat payah. Penyihir hitam yang sangat payah, berbeda denganku penyihir putih nan suci..."
"Suci? Kau bilang kau suci, Professor? Kau lebih busuk dari bangkai tikus dan kau tau professor? Kau tidak ada apa - apanya dibanding dengan Ayahku yang sudah menjelaja seluruh antariksa sementara kau disini, mengajar. Apa itu yang disebut Ayahku Payah?" Ucapku. Aku kesal dengan dirinya sehingga ku potong saja perkataannya.
"CUKUP VICTORIA! KAU SEKARANG KERUANGANKU, SEKARANG!" Ucap Professor Dolores. Wajahnya merah. Sangat merah. Seperti tomat busuk yang diinjak-injak."--"
"Ya. Silahkan masuk"
Aku sekarang berada di ruangan Professor Dolores, sendirian. Ketika kami berdebat, Gabriel sempat berkata "sudahlah Vict, diamkan saja" Tetapi perkataannya itu tidak terdengar di telingaku.
"Silahkan duduk, Victoria."
"Kau lihat gelang yang berada di mejaku Victoria?" Ucap Professor Dolores.
"Ya. Aku melihatnya."
"Sekarang, gunakan gelang tersebut di tangan kirimu, dan sekarang kau sebutkan 'Aku tidak boleh melawan guru' sampai tanganmu menimbulkan tulisan dengan apa yang kau ucapkan. Mengerti?"
"Mengerti, Professor" Ucapku dengan nada malas.
Aku terus mengucapkan kata kata yang Professor Dolores bilang. Terus dan Menerus. Dan tiba - tiba saja...To be Continued....
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Haloo!! ini note pertama buat kalian semua yang udah baca/sekedar liat liat cerita ini. Ditunggu Vote dan Commentnya!😋✨
Kritik dan saran bisa kalian kirim ke: susmithadevi@icloud.comTerimakasih!🐹✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Half - Blood(On Going)
Science Fiction"Ini kisahku, Jika kamu ingin membacanya terserah, dan jika kamu tidak ingin membacanya juga terserah, aku tidak peduli. Yang jelas, ketika barang - barangmu hilang dalam sekejap, itu berarti ulahku yang sedang menggunakan anugerahku." -Alexandra Vi...