#1 : The Day

479 29 7
                                    

Kamu pasti tidak tahu, bahwa ternyata di sekelilingmu terdapat banyak sekali orang - orang yang bertingkah laku aneh demi mendapatkan 1 dollar amerika. Karena kamu adalah anak orang kaya. Sedangkan aku? Aku orang miskin. Tapi, Aku ingin membahagiakan Ayah yang berada di surga dan ibu yang berada di rumah.
"Victoria... Ibu kan sudah bilang jangan sering - sering melamun. Kamu ngerti tidak?" Teriakan ibu menyadarkanku dari lamunan barusan. ibu sedang membersihkan sepatuku di luar rumah, namun ibu tau saja aku sedang berbuat apa. Karena ibu mempunyai kemampuan 'mendeteksi pergerakan seseorang tanpa harus melihat orang tersebut' atau bisa di bilang 'aku lupa apa namanya'

Hari ini adalah hari dimana aku harus di test untuk masuk ke sekolah sihir. Disana kami akan di ajarkan cara menggunakan kemampuan kami.
Kata ibu testnya mudah, kamu cukup diberikan pertanyaan "kamu suka warna apa?" atau "kamu bisa berkemampuan apa?" dan taraaa!! Kamu sudah masuk ke sekolah sihir tersebut. Tapi aku tidak percaya akan penjelasan ibu semalam. Aku yakin, akan banyak test di sana, ibu hanya berusaha membuat ku untuk tidak bertingkah aneh atau bisa di bilang, nervous. Aku bingung kenapa nervous bisa di bilang aneh. Tapi menurut ibuku itu adalah aneh. Dan lagi lagi, aku tidak percaya.
"VICTORIA! IBU SUDAH BILANG JANGAN MELAMUN!" Teriakan ibu yang kedua kalinya sungguh membuatku malas untuk beranjak ke tempat tidurku.
"Baik ibu... aku mengerti" Ucap aku sambil berjalan ke pintu masuk rumah.
"Buatlah kematian Ayah tidak
sia - sia ya, nak. Ibu bangga padamu. Baiklah kamu boleh berangkat. Ibu akan memperbolehkan kamu menaiki mobil terbang milik Ayah asal kamu tidak mengulang kesalahanmu. Paham?"
Memang, waktu itu aku masih belajar di sekolah Fain. Letaknya sekitar 10 km dari rumahku. Karena aku malas untuk berjalan kaki, aku menaiki mobil terbang milik Ayah. Alhasil, ketika aku sampai di sekolah, teman - teman, orang tua murid, dan guruku pun kaget melihat aku berada di atas langit. Lalu, Ibu datang menghampiriku. Untung saja selain ibu mempunyai kemampuan 'mendeteksi pergerakan seseorang blablabla' aku lupa selanjutnya, ibu mempunyai kemampuan 'menghapus memori' jadi, dengan sentuhan gelang yang digunakan Ibu itu, semuanya telah lupa tentang kejadian itu.
Mungkin ini adalah salah satu faktor mengapa aku suka lupa akan suatu hal. Karena ibuku sengaja melakukan itu untuk melindungiku.
"Paham bu! Selamat tinggal"
Aku segera menaiki mobil itu dan melaju terbang.

"--"

Aku sudah sampai di sekolah sihir tersebut. Ibu tidak bisa mengantarku di hari test karena ibu ada urusan di kementerian sihir, terletak di London. Cukup jauh untuk bolak-balik antara Sekolah dan Tempat kerja Ibu. Aku tidak sedih, hanya saja aku kecewa. Kenapa Ayah aku harus meninggal? Kalau tidak kan hari ini yang mengantar aku test itu Ayah. Banyak disini anak - anak seusiaku di antar oleh Ayah/Ibunya. Ruangan ini sangat besar. Disana terdapat layar besar. Bisa aku prediksi layar ini berfungsi untuk memperlihat kan kami kepada Orang Tua bagaimana anak mereka melakukan testnya.
"Sekolah ini seperti sekolah fain saja. Ramai bagai air di lautan" Cibirku sambil memperbaiki tas ranselku yang sedari tadi agak miring sebelah ketika aku kenakan.
"Karena ini adalah hari test. Semua orang tua akan mengantar anaknya. Kamu sendiri, dimana orang tuamu?" Ucap seorang perempuan yang sangat cantik, sepertinya ia seusiaku. Bisa aku prediksi kalau orang ini adalah orang sombong dan, kaya.
"Bukan urusanmu!" Cepat aku tinggalkan dia dengan lolipop kerlap kerlip yang berada di mulutnya itu. Sungguh. Aku benci orang orang yang nada bicaranya seperti anak perempuan tadi. Bisaku prediksi bahwa dia akan masuk ke penyihir Hijau.
"Diharapkan untuk semua murid - murid harap memasuki ruangan di sebelah ruang Aula. Terimakasih" Mendadak semua orang berhenti berbicara keras - keras. Ku dengar segelintir orang berkata "Semangat" kepada anak mereka. Betapa beruntungnya mereka.
"Baik anak - anak. Kali ini testnya akan berbeda dari tahun sebelumnya. Ini sistem baru dari sekolah, kalian akan berada di arena luas dan terbuka. Cluenya adalah bagaimana kalian bertahan hidup. Waktu di arena dengan waktu di sini akan berbeda, waktu di arena akan lebih cepat 5 jam jadi kemungkinan kalian bisa berhari hari disana sampai tersisa segelintir orang yang bertahan hidup. Semoga beruntung!"Ucap yang kurasa ia adalah Wakil kepala sekolah.
Lalu di ruangan itu tiba - tiba gelap. Semuanya benar benar gelap gulita. Kami bisa merasakan kalau kami sedang naik. seperti di lift yang berada di Mall. Aku pernah mengunjungi Mall sekali bersama Ayah. Mall yang penuh sesak akan fain. Tapi aku senang karena aku bersama Ayah.
Lalu di ujung kepala kami terdapat cahaya terang dan tiba - tiba kami berada di arena yang amat sangat besar. Arena itu sangat hijau karena banyak pohon disana. Dan disana terdapat banyak perbekalan untuk kami selama berada disana. Lalu...
"Baik semuanya. Di situ terdapat senjata untuk mengurangi nyawa kalian. satu tembakan, satu nyawa hilang. Masing - masing dari kalian mempunyai 10 nyawa. Ketika
nyawa kalian abis, kalian akan kembali ke sekolah dan tentu, kalian akan masuk ke sekolah ini. Tujuan diadakan test ini adalah kalian akan langsung berada di kelas 4 tanpa harus memulainya dari kelas 1. Jadi, kalian siap?" Ucap yang aku yakin sekali itu adalah suara Kepala Sekolah. "SIAP!" Teriak kami dengan lantangnya. Hitungan mundur pun di mulai.
"5"
"4"
"3"
"2"
"1"

And let the test, Begin.

To Be Continued...

Half - Blood(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang