#10 : Kembali Ke Sekolah

70 13 0
                                    

Aku mengerjap mataku hingga terbuka. Tak terasa liburan musim panasku telah berakhir dan saatnya aku beranjak dari tempat tidur dan mengemasi koper-koper ku lalu kembali menuju sekolahku.
Kali ini aku benar - benar senang meskipun ada segelintir di hatiku bahwa aku harus meninggalkan ibu sendirian lagi di rumah. Ibu selalu berkata "tidak apa - apa" atau sejenisnya ketika aku bertanya apakah ibu baik - baik saja. Lagi - lagi tipikal perempuan yang sangat membuatku jengkel. Aku tau bahwa diriku adalah perempuan. Tapi jika aku benar - benar tidak suka atau tidak nyaman dengan seseorang, pasti aku berkata sejujurnya kalau aku tidak suka padanya. Walaupun aku tau ibu tidak baik - baik saja ketika aku meninggalkannya, aku tetap saja berangkat karena sekolah ada prioritas utamaku. Jangan mengira kalau aku anak durhaka. Salahkan ibuku yang selalu menasehatiku untuk seperti itu. Dulu ketika Ibu sakit, aku sampai tidak sekolah selama seminggu untuk mengurus dirinya. Awalnya Ibu tidak tau kalau aku bolos sekolah. Aku bingung. Aku yang tidak pandai menyembunyikan kebohongan atau memang Ibuku yang cerdas. Ibu tau aku berbohong dan Ibu berkata bahwa aku harus memprioritaskan sekolah Fain ku dibanding dengan dirinya yang sakit - sakitan. Dan lagi - lagi aku lupa bahwa ibu mempunyai anugerah yang memang aku tidak diperbolehkan berbohong kepadanya.
"Ibu! Aku berangkat!" Seruku yang dari tadi sudah terburu - buru karena aku hampir telat menuju sekolah. Belum lagi sekolahku sangat jauh dari rumahku sehingga aku harus pergi pagi - pagi buta. Namun Ibu tidak menjawab seruanku. Kurasa ibu masih terlelap karena semalam ibu banyak bekerja di kementrian sihir.

Aku telah sampai di sekolah. Aku segera menurunkan koperku ke dalam ruangan asramaku. Oh ya aku lupa kalau aku belum memberitahu bahwa aku telah masuk ke Penyihir Merah. Agak berbeda dari kedua orang tuaku yang dahulu semasa mereka sekolah disini Ibuku masuk ke Penyihir Putih dan Ayahku masuk ke Penyihir Hitam. Jangan berfikir buruk tentang Penyihir Hitam. Ayahku tidak jahat. Sama sekali tidak. Di dunia sihir ini memang ada seorang penyihir jahat namun mereka tidak bersekolah. Ada juga yang bersekolah namun mereka tidak terlalu jahat. Tetapi ada juga yang menyamar menjadi baik namun hatinya sangatlah jahat. Lalu Rose dan Gabriel sama sepertiku, tetapi tidak dengan Michael. Ia masuk ke Penyihir Biru.

Ku kira ada hal yang menarik dari sekolah ini karena waktu liburan panas yang berlangsung sangat lama. Namun perkiraanku salah. Sekolah ini tetaplah sekolah yang sama, Aneh. Walaupun menggunakan sihir namun tetap saja aneh. Yang lebih anehnya lagi, aku selalu melihat Professor Dolores yang selalu memperhatikanku setiap saat. Aku selalu bertanya - tanya dengan dirinya. Tapi aku tetap saja tidak peduli dengan keberadaannya.
Aku tidak banyak bicara hari ini, aku tetap masuk ke kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Aku tidak melihat teman - teman ku seharian ini. Aku benar - benar merasa sendiri.

Malamnya, aku sangat bosan lalu aku jalan jalan mengitari sekolah. Sekolah ini cukup besar, aku merasakan kakiku lelah berjalan dari tadi. Ku kira aku sendirian saja disini. Lalu aku mendengar suara Professor Dolores dan Professor Albyrn yang kurasa mereka sedang berdebat. Namun ternyata bukan mereka berdua saja yang berdebat, melainkan di sana banyak sekali orang - orang yang kurasa mereka adalah teman kerja Ibuku. Jadi kurasa mereka dari kementrian sihir.
"Maaf kepala sekolah. Kurasa engkau sudah melanggar peraturan. Jadi kami rasa bahwa anda sudah tidak layak menduduki jabatan sebagai Kepala Sekolah di sini lagi."
Ucap Professor Dolores. Aku sangat benci dengan suara itu
"Melanggar peraturan bagaimana? jelas - jelas aku bekerja disini sudah lama dan bisa - bisanya kamu menuduhku melanggar peraturan" Ucap Professor Albyrn.
"Kami tidak mau tau bahwa Professor Dolores akan menggantikan anda untuk menduduki jabatan kepala sekolah disini" Ucap Ketua Kementrian sihir. Aku lupa siapa namanya. Nanti ketika aku pulang dari sekolah aku segera menanyakan namanya kepada Ibuku.
"Dan kami rasa, kami akan menangkap dan menahanmu di kementrian sihir." Lanjut Ketua Kementrian Sihir.
"Tidak. Tidak bisa. Bagaimana anda bisa seenaknya menahanku di tempat itu?"
"Ini keputusan kami"
Dan kurasa Professor Albyrn tiba - tiba menghilang dalam sekejap. Kali ini aku berkata jujur dan tidak berbohong. Pria itu membuatku terkejut. Bagaimana ia bisa berpindah tempat sedangkan hanya segelintir penyihir yang hebat saja dapat melakukan hal itu? Lalu aku berlari menuju asramaku dengan seribu pertanyaan yang masih berputar - putar di otakku.

Benar saja. Besoknya setelah kejadian itu. Kepala Sekolah telah digantikan oleh Professor Dolores. Aku benar - benar sangat membenci dia. Saat ini aku ingin tau mengapa hal itu bisa terjadi, aku ingin bercerita kepada teman - temanku namun mereka menghilang sejak aku datang ke sekolah ini.
Kurasa sekolah kali ini benar - benar membuatku bosan, ternyata tidak. Kurasa aku harus mencari tau mengapa hal ini bisa terjadi. Dan kurasa, ada yang sedang benar - benar tidak beres dari sekolah ini.

Half - Blood(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang