Corn : [8]-B

411 16 0
                                    

Capricorn

Corn : [8]-B

[-]

"Cale!"

"Kak Cale!" ucap mereka barengan, kaget dan shock, mungkin.

"!!!.."

"Kok lo bisa ada disini, juga?" Tanya Keneal. Ia terkejut ternyata cewek yang sedari tadi tidak tertarik dengannya ternyata Cale. Tidak heran juga.

Cale hanya mengangkat bahunya.

Kedua orang tua hanya saling pandang, mereka berempat mengerutkan kening, "Kalian sudah kenal?" Tanya Nellia—Mama Keneal—pada Keneal dan Piscella.

"Ya ampun, Ma. Bukan kenal lagi, Kak Cale itu gebetannya Kak Ken." Piscella berucap spontan begitu.

Kedua orang tua Cale mengerutkan dahinya, kemudian sebuah senyum arti terbit dari wajah cantik Mama Cale. Ia menyolek lengan Nellia, dan mengangkat sebelah alis kirinya saat Nellia menatapnya. Nellia yang bingung, akhirnya paham juga maksud dari Lea—Mama Cale.

"Oh, berarti bagus dong udah kenal. Jadi nggak perlu lagi buat ngenalin," jawab Lea sambil tersenyum hangat. Ia mengabaikan kata-kata Piscella, jika Cale itu gebetannya Keneal.

"Mama kok nggak bilang, kalo makan malamnya sama keluarga Cale? Harusnya tadi Ken nggak telat kalo ngerti," bisik Keneal disebelah Mamanya.

"Mana Mama ngerti kamu kenal anaknya Lea sama Calvin, kamu 'kan nggak bilang." Balas Mama nya tidak terima.

Keneal hanya meringis dalam hati.

Makan malam pun segera dimulai. Selama menyantap makanan, Cale tahu jika Keneal mencuri pandang padanya. Ia hanya tak acuh. Apalagi ia juga menyadari Piscella yang selalu meliriknya.

"Nah..." Kenandra memulai pembicaraan, setelah tadi hanya suara dentingan garpu dan sendok saja yang terdengar mengisi ruangan itu. Cale menyimak apa yang akan dibicarakan oleh Papa Keneal itu dengan memakan pudding.

"Langsung saja, alasan mengapa kami mengadakan acara makan malam hari ini, karena kami ingin mengatakan sesuatu pada kalian semua, terutama untuk Keneal dan Cale."

Cale mulai merasakan jika hal yang akan dikatakan setelah ini, adalah sesuatu yang sepertinya akan berdampak besar setelahnya. Lain halnya dengan Keneal, ia malah keringat dingin. Tidak tahu kenapa, ucapan Papa nya sekarang seperti sangat memengaruhi kelanjutan hidupnya.

"Kami para orang tua, sepakat jika kalian berdua—Cale dan Keneal—lebih baik dijodohkan..."

Suasana didalam ruangan tersebut mendadak hening sehening-heningnya. Keneal terdiam menyerap kata-kata Papa nya tadi, Cale dengan tangan terhenti di udara yang hendak menyuapkan puddingnya, dan Piscella yang mendadak tersedak setelah menyadari kata-kata yang diucapkan Papa tadi.

"Eh buset, Kak Ken ternyata nggak laku juga sampe di jodohin," ucap Piscella bercanda. Ia membuat suasana yang tadi hening, kembali seperti semula lagi.

"Diam lo congek!" sungut Keneal.

Tanpa semuanya sadari, Keneal lah orang yang paling bahagia mendengar ucapan Papa nya tadi. Jantungnya hampir saja meloncat saking girangnya. Asal tahu saja, gagal mendekati Cale sebagai pacar, tapi sekarang semuanya seperti memberi dukungan jika Keneal dan Cale bersama.

Dijodohkan.

Jika bukan Cale yang menjadi pasangan jodohannya, mungkin Keneal akan mengumpat dan mengutuk habis-habisan kata keramat itu. Tapi sepertinya ia harus berterima kasih, bahkan ia mau jika harus sujud syukur.

CapricornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang