Corn : [9]

377 14 0
                                    

Capricorn

Corn : [9]

[-]

Jika seharusnya Cale yang berbahagia karena dijodohkan dengan Keneal, rasanya kini terbalik dengan Gemini dan Anya yang sekarang jingkrak-jingkrak tidak karuan di kamarnya. Cale hanya memandang dengan sebal. Haruskah mereka se-excited itu?

Sepulang sekolah, Anya memang langsung ke rumah Cale. Bahkan ia belum ke rumahnya untuk ganti seragamnya, ia langsung merusuh di lemari pakaian milik Cale dan memakai pakaiannya begitu saja. Sama dengan Gemini, bahkan ia langsung kesini begitu selesai sekolahnya. Dan lihatlah, ia juga malah belum ganti seragam sama sekali.

"Jadi, intinya sekarang, lo bener-bener sama Keneal?" Tanya Anya yang sekarang memposisikan badannya duduk disamping Cale.

Mendengus, hanya itu yang dilakukan oleh Cale. Apa Anya tidak tahu jika sekarang ia sedang bête untuk membahas masalah itu? Tidakkah kelihatan dari raut wajahnya? Bahkan aura Cale mendadak berubah suram ketika Anya menyebut nama Keneal.

"Jadi, lo beneran sama Keneal apa nggak?" Tanya Gemini. Ia gemas sekali dengan Cale. Sepupunya itu terlalu ... entahlah, ia sendiri juga bingung.

"Nggak tau," jawab Cale. Ia tiba-tiba berbaring, dan memejamkan matanya.

"Curut! Jangan ditinggal tidur, dong." Protes Gemini. Ia menggoyang-goyangkan badan Cale dengan keras, walaupun itu tidak berguna sama sekali. Karena Cale sudah terlelap dengan manis. Omong-omong, Cale punya sifat mudah tidur dimanapun dia berada. Karena hal itulah, Gemini dengan sekuat tenaga mengobrak-abrik tidur Cale, yang mungkin percuma.

"Cale nggak asik banget, deh. Enak-enak nanya malah ditinggal ngebo. Heran gue, cantik-cantik kok doyan ya ama tidur." Celetuk Anya. Gemini hanya terkikik mendengarnya, kalau saja Cale mendengar apa yang dikatakan Anya barusan, mungkin saja Anya sudah tewas ditatap tajam oleh Cale. Gitu-gitu, tatapan Cale mirip laser. Sekalinya mandang, bisa bikin orang kejer.

[-]

Cale mengerutkan dahinya, heran. Pagi ini ketika ia akan ke ruang makan, ia melihat sesosok cowok yang sudah duduk manis bersama dengan Mama dan Papa nya. Terlihat juga cowok itu bercakap-cakap akrab dengan kedua orang tuanya.

Ia menarik kursi di meja makan, tanpa peduli untuk melihat siapa cowok itu. Ia dengan cuek memakan rotinya dan meneguk susu. Telinga Cale juga sepertinya menangkap suara yang terdengar familiar, tapi dasar Cale! Untuk melihat cowok yang berada semeja makan dengannya saja ia malas.

Terkutuklah untuk sifat mager Cale yang sudah tingkat dewa itu!

Ketika sarapannya sudah selesai, ia beranjak untuk berpamitan kepada kedua orang tuanya. Namun sebelum niat itu terlaksana, matanya bersiborok dengan mata coklat almond milik cowok tersebut. Dan untuk kali ini, Cale mengutuk sifat cueknya.

Kenapa dia tidak sadar kalau sedari tadi yang berbicara akrab dengan orang tuanya adalah Keneal?

Dan juga, untuk apa pagi-pagi Keneal di rumahnya?

"Lo kok bisa disini?" Tanya Cale tajam. Ia menatap dingin Keneal yang tengah tersenyum sejuta watt padanya.

"Cale ..." tegur mama nya.

"Nggak pa-pa tante, wajar aja. Cale tadi 'kan nggak liat Ken, jadi salahin sikap magernya aja tan," jawab Keneal enteng.

Untuk jawaban Keneal, rasanya Cale ingin melempar sepatu tepat di jidat Keneal. Seenaknya saja dia menjelek-jelekkan dirinya didepan orang tuanya.

"Cale emang begitu, selalu nggak peduli banget. Maaf ya, Ken," ujar Lea-mamanya Cale.

"Ma, Pa, aku berangkat." Cale berucap singkat, lalu bergegas menuju garasi mobilnya.

CapricornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang