34

5.4K 415 42
                                    

Happy

"Xiumin!"

Aku berteriak memanggilnya seraya berlaei menuruni tangga. Aku melihat Sulli berada di ruang tamu dan sedang membersihkan ruangan itu. "Sulli, dimana Xiumin?" tanyaku mengejutkannya.

Ketika ia menoleh padaku matanya terbelalak dan mulutnya sedikit ternganga. Mungkin ia juga terkejut melihat wajah dan tanganku yang tertempel perban.

"Di-dia sedang berada di halaman belakang," jawabnya tergagap.

"Bawa dia padaku," perintahku dan Sulli menunduk hormat sebelum berjalan cepat menuju halaman belakang. Sembari menunggu Sulli, aku mengenakan jaket kulit coklat milikku dan sepatu boots semata kaki.

"Kau memanggilku, Baekhyun-ssi?"

Aku menoleh kea rah suara dan melihat Xiumin berdiri menghadapku dengan cara yang sangat formal. Aku mengangguk.

"Ya. Apakah kau membawa motormu kemari?" tanyaku.

"A-apa? Maksudku iya! Aku membawa motorku," jawabnya dengan wajah yang bingung.

"Aku meminjamnya untuk hari ini," ucapku singkat setelah selesai mengikat tali sepatuku. "Kuncinya?" Aku merentangkan tanganku padanya, namun Xiumin hanya memandang wajah dan telapak tanganku secara bergantian. "Minseok?" aku memanggilnya dengan nama aslinya.

Dengan perlahan ia menutup matanya dan mengambil napas dalam-dalam sebelum melepaskannya dengan berat. "Bisakah aku melupakan peran majikan-pembantu untuk sesaat?" tanyanya

Aku menarik kembali tanganku dan memasukkannya kedalam kantung jaketku. "Te-tentu saja," aku mendadak merasa nervous.

Ia membuka matanya dan melihat kesekitar. "Okay," Xiumin kembali menutup mata dan melepaskan napas berat lainnya.

"Tidak akan mungkin aku mengijinkanmu mengendarai motorku bahkan di surga maupun neraka sekalipun," ujarnya dengan pelan dan halus. Namun dengan tiba-tiba ia membuka matanya dan berkata dengan nada dingin,"Ingat apa yang kau lakukan pada motorku terakhir kali kau mengendarainya?"

Tatapannya begitu dingin dan terlihat seperti ada api yang membara di sekelilingnya. Bulu kudukku berdiri melihat sisi dingin dari Xiumin.

"Kau menabrakkan motorku ke-"

"Aku ingat! A-aku ingat, dan a-aku minta maaf soal itu. Tapi aku benar-benar membutuhkannya saat ini. Aku mengalami kecelakaan dan aku harus pergi ke suatu tempat. Ayolah Minseok. Buddy? Bro?" aku berusaha merayunya dan melingkarkan lenganku ke pundaknya.

Lagi-lagi ia mengeluarkan napas berat. "Jadi itu sebabnya kau penuh dengan perban seperti ini. Baiklah, sebagai temanmu aku memaafkanmu. Tapi sungguh, jagalah motorku baik-baik," Xiumin memohon padaku. Aku menyengir lebar mendengar keputusannya yang menurutku sangatlah tepat.

"Cross my heart," janjiku sambil membuat tanda X di dadaku.

"Tunggulah diluar," ujarnya mendorongku halus.

-----

Setelah 5 menit menunggu akhirnya aku melihat Xiumin mengendari motornya dari garasi. Jujur saja, dia terlihat sangat keren jika tidak memakai seragam pembantu itu. Otot perutnya sangatlah membuat pria ingin membencinya. Termasuk diriku.

Ia berhenti didepanku dan melepas helmnya. Dia turun dari motor dan memberikan helm serta sarung tangannya padaku. "Ini. Baek, aku serius. Jangan jadi lelaki sialan dan jagalah motorku," ucapnya saat aku menaiki motor.

"Aku tahu! Kau kan bisa membeli yang baru juga, kau kaya," balasku.

"Aku membeli motor ini dengan uangku sendiri! Lagi pula orang tuaku yang kaya. Dan kenapa kau pikir aku memohon pada orang tuamu untuk mendapatkan pekerjaan ini dan terjebak denganmu juga istri polosmu yang merana itu karena sepertinya ia memiliki keberuntungan yang buruk dengan menikahimu?" ujarnya panjang lebar.

I Met You On Our Wedding Day [BAHASA INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang