10 of ...

1.3K 132 25
                                    

Entah mengapa ada sesuatu yang mengganjal dihati Hanbin saat namja itu-Vernon-menyebut nama Sana.

Hanbin mempercepat langkah berlarinya untuk menghampiri Sana.

Hanbin dengan nafas yang sangat memburu memegang gagang pintu ruangan itu dengan kuat dan membukanya kasar.

"Sana-ya!" teriaknya saat membuka pintu ruang laundry itu.

Sana menolehkan kepalanya saat Hanbin memanggilnya dan menatapnya bingung.

Hanbin segera berlari lalu memeluk erat Sana "aku menghawatirkanmu" ucap Hanbin sembari mengelus lembut rambut cokelat Sana.

Sana membalas pelukan Hanbin. "Apa maksudmu, Hanbin-ah?"tanya Sana penasaran.

Hanbin menggeleng cepat "Aku menghawatirkanmu. tetaplah dipelukanku, Ku mohon" lanjutnya lalu memeluk Sana erat.

Sana mengangguk lalu terdiam.

Hanbin terlelap terlebih dahulu sekitar 20menit yang lalu setelah ia puas memeluk Sana.

Sana melihat Hanbin yang tertidur lalu tersenyum.
"Kau orang yang sangat baik, Hanbin-ah"

Sana belum bisa tertidur dengan nyenyak. sudah berulang kali ia merubah posisi tidurnya tapi tetap saja ia tak dapat tertidur nyenyak.

Sana memutuskan untuk menonton TV dengan ditemani satu gelas susu hangat dan juga beberapa cemilan dietnya.

"Sana-ya? tidak tidur?" ucap Hanbin dari arah belakang.

Sana menggeleng "aku tak bisa tidur. kau mau kemana?"

"Kesana. aku ingin ganti baju" ucapnya sambil menunjuk kamar mandi.

Sana mendelik sedikit lalu kembali fokus kepada dorama Jepang yang sedang ia tonton.

Hanbin duduk disamping Sana setelah ia kembali dari kamar mandi dan mengganti bajunya.

Sana menoleh saat ia merasa ada yang duduk disampingnya.
"Kau kenapa tidak kembali tidur?"

Hanbin tidak menjawabnya, Dan ya itu sedikit membuat Sana kesal.

"Maaf atas kejadian yang tadi" ucap Hanbin tanpa menatap Sana.

"Maksudmu?"tanya Sana bingung.

"Ruang Laundry"lanjut Hanbin.

Sana mengerti lalu menganggukan kepalanya dan tertawa kecil. "Gwenchana, Hanbin-ah"

Hanbin menatap tak percaya Sana yang sedang tertawa " kau tidak marah?"

"Marah untuk?"

"Aku memelukmu tadi"

Sana menggelengkan kepalanya "untuk apa aku marah?"ucapnya lalu kembali tertawa.

Hanbin dengan wajah yang sedikit memerah mengambil remote TV dari tangan Sana lalu mematikannya.

"Yaa! Aku belum selesai menontonnya!" protes Sana.

"Ini sudah malam, dan besok kita akan pergi. apa kau lupa?"

Sana mengerucutkan bibirnya "aku tidak bisa tidur"

"Tidurlah denganku kalau begitu!"

"Hah?Apa?"teriak Sana.

"Tidurlah denganku, Nona Minatozaki"ulangnya lalu menggendong Sana ala bridal style lalu ditaruhnya diatas ranjang milik Hanbin.

"Yaaa! Hanbin-ahhh!"

"Ku mohon Sana? aku janji tak akan berbuat apapun kepadamu"

Sana mengangguk pasrah lalu menarik bantal milik Hanbin.

[DISCONTINUED] My Crazy RoommatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang