Chapter 11

445 57 0
                                    

KETIKA Ruby sedang sarapan bersama kedua orangtuanya, ia dikejutkan akan kedatangan seseorang di rumahnya. Ia masuk tanpa mengetuk pintu dan wajahnya sangat datar.

"Greyson?" tanya Ruby. Ia pun bangkit berdiri diikuti kedua orangtunya.

"Maafkan aku karena tidak mengetuk pintu terlebih dahulu," ucap Greyson pada kedua orangtua Ruby.

Ruby pun beralih dari meja makan lalu menarik Greyson ke ruang keluarga. "Greyson apa yang kau lakukan? Kenapa kau pulang? Bagaimana dengan kondisi nenekmu?" tanya Ruby cemas.

Tapi Greyson masih diam dan datar. Greyson tidak menejawab pertanyaan Ruby, alih-alih ia malah mengambil tas Ruby yang ada di sofa lalu menarik tangan Ruby menuju mobilnya.

"Masuk," ucap Greyson sambil membukakan pintu untuk Ruby.

Ruby menurut saja. Ia masuk lalu duduk dan memasang sabuk pengaman. Tak berapa lama kemudian, Greyson pun masuk ke mobilnya dan segera duduk di kursi pengemudi sambil memasang sabuk pengamannya. Greyson menyalakan mesin mobilnya lalu menjalankan mobilnya.

"Kenapa kita tidak naik bus sekolah saja?" tanya Ruby saat mobil sudah berjalan keluar komplek.

"Mulai hari ini dan seterusnya, kau akan aku jemput. Jangan naik bus sekolah lagi," jawab Greyson tanpa menoleh pada pacarnya.

Mobil mulai berbelok ke jalan kota yang masih lumayan lengang karena ini masih terlalu pagi.

"Tapi kenapa?" Ruby bertanya lagi.

"Agar mereka tidak mengganggumu lagi."

"Oh Tuhan, Greyson. Kau tidak usah berlebihan seperti-"

Greyson mendadak memberhentikan mobilnya. Ia memegang stir mobil dengan kuat hingga urat-urat tangannya terlihat.

Ia menoleh pada Ruby. "Berlebihan kau bilang? Oke jika aku berlebihan. Tapi kau tahu kenapa aku begini padamu? Itu karena aku sayang padamu! Aku tidak rela jika mereka menyakitimu di belakangku sedangkan kau selalu menutupi semua yang kau alami. Aku ini pacarmu Ruby, bisakah kau untuk jujur sekali saja tentang semua masalahmu?!" ucap Greyson emosi.

Ruby bungkam. Matanya memerah menahan air mata yang sebentar lagi akan turun melalui pelupuk matanya.

"Oke memang aku selalu bohong padamu! Tapi kau juga harus tahu mengapa aku melakukannya!" pekik Ruby

Greyson membenarkan posisi duduknya menghadap Ruby. "Kalau begitu beritahu aku apa alasannya."

"Aku tidak mau jika kau terlalu memikirkan bagaimana aku saat sedang tidak bersamamu. Karena aku sudah banyak menyusahkanmu. Mungkin hanya dengan itu aku bisa membalas kebaikanmu."

Greyson terdiam mendengar ucapan gadisnya. "Jangan katakan itu, aku tidak suka."

"Tapi memang itu memang benar Greyson!"

Greyson tidak mampu berkata apa-apa lagi. Ia menumpu kepalanya di atas stir mobil sambil mencoba mengatur emosinya. Sedangkan ia tahu, jika gadisnya itu sedang menangis sesegukkan. Greyson pun melepas sabuk pengamannya lalu memeluk gadisnya. Menenangkan Ruby sebisanya.

"Menangislah sepuas yang kau mau. Jangan ditahan," ucap Greyson sambil membelai pelan rambut pirang gadisnya.

 Jangan ditahan," ucap Greyson sambil membelai pelan rambut pirang gadisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Catch a DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang